Ingin Grok AI Tulis Ulang Seluruh Ilmu Pengetahuan Manusia, Elon Musk Dikecam

Volubit.id — Elon Musk kembali menggemparkan dunia teknologi dengan menyatakan, Grok, model kecerdasan buatan milik perusahaannya, xAI, akan dilatih ulang dengan basis pengetahuan baru yang bebas dari sampah dan data yang belum dikoreksi.

Ia berambisi untuk menulis ulang seluruh korpus pengetahuan manusia.

Dalam sebuah unggahan di X pada akhir pekan lalu, Musk mengungkap, Grok versi 3.5 akan dibekali kemampuan penalaran tingkat lanjut. Ia berharap model ini dapat digunakan untuk menambahkan informasi yang hilang dan menghapus kesalahan dari data yang sebelumnya menjadi dasar pelatihan AI.

“Terlalu banyak sampah dalam model-model dasar yang dilatih menggunakan data mentah,” ujar Musk.

Pernyataan Musk ini tidak lepas dari sikapnya yang selama ini kritis terhadap model AI pesaing, seperti ChatGPT dari OpenAI, perusahaan yang juga ia dirikan.

Musk menuduh model-model tersebut bias dan menyensor informasi yang tidak sesuai dengan norma politik yang berlaku (political correctness).

Ia telah lama menyuarakan keinginannya agar Grok menjadi model AI yang “anti-woke.” Woke mengacu pada istilah kesadaran atau kepedulian terhadap isu-isu ketidakadilan sosial.

Langkah serupa pernah ia ambil saat mengakuisisi Twitter pada 2022. Ia melonggarkan moderasi konten dan misinformasi, yang kemudian membuka keran bagi teori konspirasi, konten ekstremis, dan berita palsu yang tidak jarang ia sendiri ikut sebarkan.

Sebagai penyeimbang, Musk memperkenalkan fitur Community Notes agar pengguna bisa menambahkan klarifikasi pada unggahan-unggahan bermasalah.

Rencana Musk untuk menulis ulang sejarah dan melatih ulang Grok dengan data versi barunya menuai kecaman dari berbagai kalangan.

“Karena Grok tidak bisa disesuaikan dengan keyakinan pribadimu, kamu memilih menulis ulang sejarah agar cocok dengan pandanganmu,” ujar Gary Marcus, pendiri startup AI dan profesor Universitas New York.

Kecaman serupa dari banyak pihak juga membanjiri kolom komentar cuitannya.

Dalam rangka “membersihkan” basis data Grok, Musk juga mengajak para pengguna X untuk mengirimkan fakta-fakta yang memecah belah, tidak sesuai norma politik, tapi tetap benar secara faktual.

Hasilnya, banyak balasan yang justru memuat teori konspirasi, klaim ekstremis yang sudah dibantah, penyangkalan terhadap Holocaust, informasi keliru tentang vaksin, hingga klaim rasis, dan penyangkalan krisis iklim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *