Volubit.id — Momen anjlok parah di seluruh pasar global biasanya jarang terjadi secara bersamaan, kecuali ada tekanan besar seperti meningkatnya risiko geopolitik. Namun pada Senin, 5 Agustus 2024, ekuitas dan aset digital sama-sama merosot tajam di tengah ketakutan akan resesi global.
Platform analitik blockchain, Glassnode, dalam laporan terbarunya yang dirilis 7 Agustus 2024 mengungkapkan, Bitcoin saat itu mencatatkan penurunan paling parah dalam siklus ini, sebesar -32% dari all time high (ATH).
Penurunan pasar yang memicu kepanikan para investor ini juga ikut mendorong tingginya aksi jual. Glassnode mencatat, para pelaku pasar mengalami kerugian yang telah direalisasi (realized loss) hingga $1,38 miliar dalam bentuk Bitcoin.
“Ini adalah peristiwa terbesar ke-13 dalam sejarah dalam denominasi USD,” tulis Glassnode.
Dari total kerugian itu, sebanyak 97% di antaranya dialami oleh pemegang Bitcoin jangka pendek atau short-term holder (STH). Sementara pemegang Bitcoin jangka panjang atau long-term holder (LTH) relatif tak terlalu terpengaruh.
Metrik Glassnode juga menunjukkan, penurunan pasar terjadi cukup tajam jika dilihat dari cost basis atau harga pembelian awal Bitcoin oleh STH. Cost basis STH yang mencapai $64.300 berada jauh di atas harga BTC saat anjlok yang mencapai $49.500.
Dinamika pasar juga dapat dinilai melalui metrik STH Market Value to Realised Value (MVRV) yang mengukur besarnya laba atau rugi (unrealized profit/loss) yang dialami para investor baru. STH saat ini mengalami kerugian terbesar sejak kejatuhan exchange kripto FTX pada 2022 lalu.
Kondisi pasar saat ini juga dinilai telah memicu tekanan bagi investor. Terlebih, hanya 7% dari seluruh BTC yang dipegang STH yang berada dalam posisi profit. Kondisi ini serupa dengan aksi jual yang terjadi pada Agustus 2023.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang