Iran Dibombardir, Trader Kripto Kena Likuidasi Rp30 Triliun dalam 3 Hari

Volubit.id — Ketegangan geopolitik yang memanas antara Israel dan Amerika Serikat (AS) dengan Iran akhir pekan lalu membawa dampak langsung ke pasar aset digital. Serangan udara mendadak yang dilancarkan Amerika terhadap fasilitas nuklir Iran disambut balasan politik dari parlemen Iran yang secara resmi mengesahkan rencana penutupan Selat Hormuz, jalur pengiriman minyak mentah paling krusial di dunia. Di tengah situasi tersebut, pasar kripto mengalami koreksi tajam yang memicu gelombang likuidasi besar-besaran.

Data dari Coinglass mencatat bahwa dalam rentang waktu tiga hari sejak Jumat hingga Minggu, nilai posisi perdagangan yang dilikuidasi mencapai lebih dari $1,79 miliar, atau sekitar Rp30 triliun. Dari jumlah tersebut, hampir 70% merupakan posisi long. Ekspektasi trader harga aset beresiko akan naik berbalik arah saat pasar dilanda kepanikan.

Bitcoin sebagai aset kripto terbesar ikut terhantam. Harganya sempat jatuh hingga 4,2% ke level $98.300, menembus ke bawah ambang psikologis $100.000 yang telah menjadi titik pantau utama sejak kenaikan tajamnya beberapa bulan lalu. Meski pada Senin pagi sempat pulih ke kisaran $101.000 saat pasar Asia dibuka, volatilitas harga tetap tinggi dan penuh ketidakpastian.

Situasi ini menjadi cerminan nyata betapa sensitifnya pasar kripto terhadap eskalasi konflik global. Meski sering diklaim sebagai “safe haven” digital, aset kripto tetap terpengaruh sentimen makroekonomi dan geopolitik. Dalam kasus ini, ketakutan akan terganggunya pasokan energi global akibat potensi penutupan Selat Hormuz mendorong pelaku pasar untuk mengurangi eksposur risiko dan kembali ke aset yang lebih stabil, seperti dolar AS dan emas.

Penutupan Selat Hormuz menjadi salah satu titik api konflik yang paling diperhatikan. Jalur sempit ini menjadi gerbang ekspor sekitar 20% minyak mentah dunia. Jika benar-benar ditutup, harga energi global dikhawatirkan akan melonjak tajam, memicu gejolak lanjutan di berbagai pasar, termasuk kripto.

Efek lanjutan juga berpotensi terasa di sektor teknologi blockchain dan pasar derivatif kripto, di mana leverage tinggi dan likuiditas rendah bisa memperparah efek domino saat harga mengalami koreksi cepat. Investor ritel menjadi pihak yang paling rentan, terlebih bagi mereka yang tidak memiliki manajemen risiko memadai atau menggunakan leverage ekstrem.

Dengan eskalasi militer yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, pasar aset kemungkinan akan tetap bergejolak. Untuk sementara, narasi bullish yang sempat mendominasi suasana pasar kripto pada kuartal sebelumnya harus memberi ruang pada realitas bahwa geopolitik masih menjadi faktor penggerak utama harga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *