Volubit.id — Perhelatan pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) pada November 2024 mendatang ikut menyeret perhatian komunitas kripto. Pasalnya, pertarungan antara kader Partai Demokrat dan Republik ini akan ikut menentukan keberlangsungan industri kripto ke depan.
Dua kandidat presiden terkuat, Donald Trump dan Joe Biden, memiliki sikap yang berbeda terkait kripto. Trump baru-baru ini memperlihatkan sikap terbukanya dengan mengumumkan penerimaan donasi kampanye via kripto, sementara Biden dinilai punya posisi yang bermusuhan dengan pelaku industri kripto.
Founder Uniswap, Hayden Adams, menilai taktik kampanye Partai Demokrat mencerminkan pandangan mereka yang menilai isu kripto tidak urgen. Taktik Demokrat yang lebih memilih berfokus pada negara bagian merah–basis pendukung Partai Republik–ketimbang merayu swing voters, termasuk komunitas kripto, dinilai mencerminkan pandangan tersebut.
“Hillary [Clinton] berkampanye di negara-negara bagian merah alih-alih negara bagian [dengan] swing [voters] adalah kesalahan perhitungan dari kubu Biden dengan berpikir bahwa kripto tidak akan relevan dalam pemilu 2024,” cuit Hayden di Twitter, 13 Mei 2024.
Hillary campaigning in red states states instead of swing states level miscalculation from Biden camp thinking crypto will be irrelevant in 2024 election and letting SEC + Warren wage total war – both in terms of voters and money
Republicans smell blood in the water and are…
— hayden.eth 🦄 (@haydenzadams) May 13, 2024
Potensi swing voters di kalangan komunitas kripto tersebut menurutnya sudah dicium Partai Republik. Jika tak ingin kehilangan suara, Biden diminta untuk stop bersikap keras kepala dalam regulasi kripto.
“Tidak banyak waktu bagi Biden untuk menyelamatkannya. Siapa pun yang dekat dengannya atau pimpinan mereka harus mengungkapkan betapa seriusnya hal ini dan mendorong perubahan yang segera dalam pendekatannya terhadap kripto,” terang Adams.
Seperti diketahui, administrasi Biden dikenal punya pendekatan yang agresif terhadap pelaku industri kripto. Pemerintah terutama lewat Securities and Exchange Commission (SEC). Lembaga yang dipimpin Gary Gensler ini beberapa kali terlibat dalam sengketa hukum dengan pelaku industri, termasuk dengan menerbitkan surat peringatan (Wells Notice), gugatan peradilan, denda, hingga hukuman penjara.
Uniswap sendiri menerima Wells Notice dari SEC pada 10 April 2024 lalu. Selain Uniswap, sejumlah perusahaan kripto lain juga menerima surat peringatan yang sama, seperti ConsenSys, Robinhood, Coinbase, Gemini, serta Genesis.
Sebelumnya Adams juga menyentil Biden yang masih ogah melek terhadap potensi pemilih dari komunitas kripto. Menurutnya, ada 40% warga AS yang memiliki aset kripto. Mengabaikan hal tersebut menurutnya merupakan hal bodoh.
Kritik terhadap Biden juga dilontarkan sosok lain. Petinggi Coinbase sekaligus kreator Base, Jesse Pollak, baru-baru ini menerbitkan koleksi non-fungible token (NFT) “Wake Up Joe Biden” di Zora. Sebelumnya, Pollak menyatakan bahwa kripto adalah isu generasi, bukan sekadar partisan.
Kontras dengan Biden, Trump yang baru saja mengumumkan penerimaan donasi kripto juga sudah pernah menerbitkan sejumlah edisi NFT sebelumnya. Presiden AS periode 2017-2021 ini juga sempat mengatakan bahwa Biden tidak paham tentang kripto.
Pendekatan Trump yang lebih ramah kripto juga dinilai akan membawa angin segar. Bank raksasa asal Inggris, Standard Chartered, bahkan memprediksi kemenangan Trump dalam Pilpres AS akan menguatkan posisi Bitcoin dan aset kripto lainnya, termasuk karena ia diyakini akan menawarkan proposal regulasi yang lebih lunak.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang