Volubit.id — Kamala Harris mulai mengejar ketertinggalan dari Donald Trump dalam bursa pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) November 2024 mendatang. Bursa taruhan Polymarket mencatat kans Kamala untuk memenangkan Pilpres AS kini menyentuh angka 52% per 12 Agustus 2024 siang WIB.
Taruhan 52% yang diperoleh Kamala ini menyalip perolehan Trump yang kini meraup dukungan 46%. Sedangkan sisanya, diperoleh Michelle Obama dan kandidat capres dari Partai Demokrat lainnya dengan kans masing-masing 1%.
Keberhasilan Kamala melewati perolehan Trump membuat pasar taruhan bursa Pilpres AS semakin panas. Padahal sebelumnya, Trump sempat unggul jauh saat Partai Demokrat mengusung petahana Joe Biden sebagai capres tandingannya.
Trump tercatat sempat memperoleh jarak keunggulan tertinggi 72% berbanding 17% dari Biden pada 16 Juli lalu. setelah mengumumkan Senator J.D. Vance dari Ohio sebagai calon wakil presidennya. Namun sejak saat itu, keunggulan Trump tergerus terutama setelah Biden mengumumkan batal mencalonkan diri dalam Pilpres AS pada 22 Juli lalu.
Setelah Biden mundur, Kamala langsung mencatat kans 28% di Polymarket. Hari demi hari, taruhan atas Kamala terus meningkat. Pada 1 Agustus lalu, Kamala berhasil menyentuh angka 43% setelah Trump melakukan blunder dengan mempertanyakan asal-usul kulit hitam Kamala di National Association of Black Journalists (NABJ). Pada 9 Agustus lalu, untuk pertama kalinya Kamala menyamai perolehan dukungan Trump di Polymarket sebesar 49%.
Kamala juga jauh mengungguli Trump dalam taruhan Popular Vote, di mana ia mengantongi dukungan 71% berbanding 28% yang diraih Trump. Dalam Pilpres AS, popular vote merujuk pada jumlah total suara yang diberikan oleh rakyat untuk masing-masing kandidat. Namun, pemenang Pilpres AS ditentukan oleh Electoral Vote yang menggunakan suara elektoral dari setiap negara bagian. Kemenangan Pilpres lebih ditentukan keunggulan kandidat di 50 negara bagian.
Di luar Polymarket, sejumlah hasil survei terbaru juga menunjukkan peningkatan dukungan terhadap Kamala di negara bagian penting yang bisa menentukan hasil pemilihan.
Jajak pendapat Bloomberg/Morning Consult yang dilakukan setelah Biden mundur misalnya, menunjukkan Kamala unggul atas Trump dengan 48% berbanding 47% di Michigan, Arizona, dan Nevada.
Berdasarkan hasil polling terbaru yang dirangkum Forbes, ada tujuh lembaga survei menunjukkan keunggulan Kamala, sementara Trump diunggulkan lima lembaga survei.
Lembaga survei yang mengunggulkan Kamala adalah NPR/PBS News/Marist, Morning Consult, CBS News, Economist/YouGov, Reuters/Ipsos, Harvard CAPS-Harris, dan FiveThirtyEight’s Weighted Average. Sedangkan yang mengunggulkan Trump termasuk New York Times/Siena, Wall Street Journal, CNN/SSRS Survey, Harvard CAPS-Harris, dan RealClearPolitics Average.
Sikap Kamala dan Trump terkait Kripto
Dari dua capres tersebut, saat ini Trump masih lebih dianggap lebih pro kripto. Trum telah mendapat banyak dukungan terbuka dari sejumlah tokoh kripto, antara lain dari Pendiri sekaligus eks bos exchange kripto Kraken, Jesse Powell; pendiri exchange Gemini, Cameron dan Tyler Winklevoss; Bos firma investasi yang berfokus pada Bitcoin Ark Invest, Cathie Wood; serta pendiri firma analitik Messari, Ryan Selkis.
Calon wakil presiden Trump, Senator J.D. Vance dari Ohio, juga dikenal sebagai pendukung kripto dan memiliki Bitcoin senilai antara $100.001 hingga $250.000. Belum lama ini, Trump memberikan pidato historik dalam event Bitcoin Conference 2024 di Nashville, Tennessee, akhir Juli lalu. Dalam pidatonya tersebut, Trump antara lain menjanjikan akan mendirikan dewan penasihat Bitcoin bagi pemerintah AS, menyimpan cadangan Bitcoin milik AS, serta menghentikan Operation Chokepoint 2.0 yang menghambat industri kripto.
Sementara sikap Kamala terhadap kripto masih belum jelas karena dia belum pernah memberikan komentar resmi tentang industri ini. Namun beberapa pelaku industri kripto meyakini bahwa Harris juga akan melakukan pendekatan lebih lunak kepada industri kripto bila ia terpilih jadi presiden.
Sejumlah anggota Partai Demokrat yang mendukung kripto, seperti Anggota Kongres California Ro Khanna dan Anggota Kongres Wiley Nickel, juga berusaha mendorong kampanye Harris untuk mengadopsi kebijakan yang lebih ramah terhadap industri kripto.
Laporan anyar Fox juga menyebut adanya upaya faksi pro kripto dari Partai Demokrat yang mendirikan kelompok advokasi Crypto for Harris. Kelompok ini disebut sudah memiliki sekitar 50 anggota yang terdiri dari pelaku industri dan ahli kebijakan, termasuk investor kripto sohor Mark Cuban, serta pendiri SkyBridge Capital, Anthony Scaramucci.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang