Volubit.id — Kepala divisi foundation models Apple, Ruoming Pang, dilaporkan telah meninggalkan perusahaan teknologi raksasa tersebut untuk bergabung dengan Superintelligence Labs milik Meta. Kepindahan ini menambah daftar panjang nama-nama besar yang disebut-sebut direkrut Meta untuk memperkuat ambisinya di bidang kecerdasan buatan (AI).
Meskipun Meta baru saja mengumumkan pendirian Superintelligence Labs dalam sebuah memo internal pekan lalu, nama Pang tidak tercantum dalam daftar resmi tersebut. Kabar kepindahan Pang pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg pada Senin, 7 Juli 2025, mengutip sumber yang tak diungkap identitasnya.
Kepergian Pang menjadi pukulan berat bagi sektor AI Apple. Pang memimpin tim yang beranggotakan sekitar 100 insinyur yang bertugas mengembangkan core language models untuk mendukung fitur Apple Intelligence, seperti on-device summarization, Genmoji, dan notifikasi prioritas. Sebulan sebelumnya, Tim ini juga harus ditinggal wakil pimpinan, Tom Gunter.
Kepindahan Pang terjadi kurang dari sebulan setelah Meta membeli 49% saham Scale AI senilai $14,3 miliar, sekaligus membawa CEO perusahaan tersebut untuk memimpin Superintelligence Labs.
Akuisisi ini mendorong valuasi Scale AI menjadi $29 miliar dan menjadikannya sebagai investasi tunggal terbesar kedua dalam sejarah Meta setelah akuisisi WhatsApp senilai $19 miliar pada 2014.
Meta sempat menuai kritik karena diduga menaikkan standar gaji pasar lewat penawaran tanda tangan kontrak yang sangat besar demi merekrut pakar-pakar AI top. Laporan terkait strategi perekrutan cepat Meta ini pertama kali mencuat pada April tahun lalu, yang menyebut banyak talenta direkrut dari perusahaan seperti OpenAI dan Google.
Sementara Meta terus mengumpulkan talenta AI papan atas, Apple justru tampak kehilangan taji. Kepergian Pang terjadi beberapa minggu setelah Apple mengumumkan fitur-fitur generatif yang telah lama dinantikan dalam konferensi pengembang tahun ini, yang banyak di antaranya bergantung pada kemitraannya dengan OpenAI.
Secara internal, sejumlah tim di Apple disebut mengungkapkan kekhawatiran atas kurangnya arah strategi yang jelas serta ketergantungan perusahaan yang makin besar pada integrasi pihak ketiga alih-alih terobosan AI yang dikembangkan sendiri.
Kepergian Pang juga memperkuat persepsi negatif yang masih membayangi Apple. Dalam hal pengembangan generative AI, terdapat persepsi Apple tampak tertinggal.
Bagi perusahaan yang secara historis menjadi pelopor dalam setiap gelombang teknologi, kehilangan talenta AI papan atas ke tangan pesaing langsung bisa memperkuat narasi bahwa Apple sedang kesulitan mengubah arah.


