Korelasi Semakin Lemah, Status Bitcoin sebagai Emas Digital Dipertanyakan

Volubit.id — Status Bitcoin sebagai emas digital kembali dipertanyakan setelah korelasinya dengan logam mulia tersebut terus melemah. Harga BTC terus turun dalam beberapa pekan, sementara di sisi lain emas justu menunjukkan tren penguatan bahkan hingga menyentuh all time high (ATH) baru.

Disitat dari The Block, laporan teranyar JPMorgan menyoroti tingginya volatilitas BTC serta korelasinya yang menguat dengan pasar saham. Sedangkan harga emas fisik terus naik menujukkan kredibilitas narasinya sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi.

“Volatilitas Bitcoin dan korelasinya dengan ekuitas menimbulkan pertanyaan mengenai narasi ’emas digital’-nya. Ke depannya, kami melihat emas akan terus naik sebagai penerima manfaat utama dari debasement trade,” tulis analis JPMorgan yang dipimpin oleh direktur pelaksana Nikolaos Panigirtzoglou.

JPMorgan menyatakan Bitcoin kian tertinggal dalam strategi investasi debasement trade, yakni pembelian aset untuk melindungi nilai dari inflasi dan pelemahan mata uang fiat. Kenaikan harga emas ke level tertinggi di atas $3.100 per ons mencerminkan meningkatnya permintaan investor swasta dan bank sentral.

Di tengah pelemahan korelasi terhadap emas, BTC menunjukkan penguatan korelasi dengan tren harga saham teknologi. Saat harga saham teknologi naik, Bitcoin cenderung mengekor. Pun sebaliknya, saat harga turun, BTC ikut terjungkal. Korelasinya dengan saham teknologi membuatnya lebih rentan terhadap fluktuasi dibandingkan emas.

Kondisi ini memicu munculnya keraguan dari para investor ihwal apakah Bitcoin dapat mempertahankan statusnya sebagai aset lindung nilai yang sejajar dengan emas.

JPMorgan juga mencatat dana investasi berbasis Bitcoin seperti spot exchange traded fund (ETF), konsisten mengalami outflow dalam dua bulan terakhir, berbanding terbalik dengan arus masuk ke ETF emas. Selain itu, posisi kontrak berjangka Bitcoin tercatat negatif sejak pertengahan Januari, sedangkan kontrak emas tetap stabil.

Berdasarkan data JPMorgan, ada sekitar $9 triliun atau 3,5% dari total aset keuangan global kini dialokasikan ke emas. Dari jumlah tersebut, $4 triliun di antaranya dimiliki bank sentral dan $5 triliun milik investor swasta.

Walau mengalami tekanan, harga Bitcoin masih berada di kisaran $83.700, jauh di atas biaya produksinya yang diperkirakan sekitar $62.000. Secara historis, JPMorgan mencatat angka ini kerap kali disepakati sebagai batas bawah (bottom) harga Bitcoin. Kendati begitu, para analis juga menilai nilai BTC yang sesuai dengan risiko seharusnya ada di kisaran $71.000 per keping.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *