Memahami Long dan Short Position dalam Trading Kripto

Volubit.id — Tidak seperti pasar saham tradisional, pasar kripto tidak pernah tidur dan selalu buka 24 jam dalam sepekan. Aktivitas konstan ini menawarkan banyak peluang tetapi juga memiliki banyak tantangan karena volatilitasnya yang tinggi. 

Trader kripto tentunya memerlukan lebih dari sekadar info tren pasar, tapi juga kemampuan berstrategi dalam trading, salah satunya mengenal istilah short dan long positions.

Long dan short position adalah strategi yang digunakan oleh trader dan investor untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga mata uang kripto. Berikut uraian selengkapnya.

Pengertian Long dan Short Position

Long position adalah strategi pembelian aset kripto oleh trader dengan harapan harga aset tersebut akan naik di masa depan. Dengan demikian, saat aset dijual nanti, trader akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan jual.

Short position adalah kebalikan dari long position. Di sini, trader tidak membeli aset, melainkan meminjam aset kripto dari platform trading untuk kemudian dijual di pasar. Trader yang melakukan short berharap harga aset akan turun, sehingga ia dapat membeli kembali aset tersebut dengan harga yang lebih rendah untuk mengembalikannya kepada platform dan mengantongi selisih harganya sebagai keuntungan.

Untuk menentukan posisi, trader harus melakukan analisis strategi yang lebih kompleks karena risikonya yang tinggi, seperti menilai indikator moving average dan relative strength index (RSI), sambil juga memeriksa sentimen pasar di platform berita dan situs media sosial.

Karena harga aset kripto bisa naik tajam secara tak terduga tanpa batas, long position dianggap menawarkan lebih banyak peluang karena potensi keuntungannya yang tinggi. Namun, dalam kondisi ini, short position justru bisa mendulang kerugian besar.

Dari segi kerugian, long position punya risiko yang dianggap lebih rendah karena dalam skenario terburuk sekalipun, trader long hanya akan kehilangan uang yang mereka investasikan, mengingat penurunan harga aset hanya terbatas hingga nol. Skema ini pula yang membuat keuntungan dalam short position lebih terbatas.

Long position biasanya bergantung pada tren pasar yang bullish. Sementara, short position justru mencerminkan kondisi pasar yang bearish.

Strategi ini juga bisa digunakan dalam produk derivatif kripto seperti futures, options, dan lainnya.

Kedua strategi tersebut pastinya memiliki risiko masing-masing. Penting bagi trader untuk memahaminya Sebelum melakukan trading. Berikut penjelasannya.

Risiko Long Position

1. Penurunan harga

Risiko utama dari long position adalah jika harga aset turun. Jika harga jatuh di bawah harga pembelian, trader akan mengalami kerugian signifikan, terlebih jika tidak ada strategi manajemen risiko yang baik seperti penggunaan stop loss.

Pasar kripto terkenal sangat volatil. Pergerakan harga yang cepat dan tak terduga dapat menyebabkan penurunan nilai investasi sebelum trader bisa menjual pada waktu yang diinginkan.

Dalam long position, kerugian maksimum juga bisa terjadi jika harga aset mencapai nol, yang bisa mengakibatkan kerugian total dari modal yang diinvestasikan.

2. Likuidasi

Jika trader meminjam uang untuk membeli lebih banyak kripto menggunakan leverage dan harganya turun terlalu banyak, maka ia bisa kehilangan seluruh investasi.

Risiko Short Position

1. Potensi kerugian tak terbatas

Tidak seperti long position yang kerugian maksimumnya adalah jumlah modal yang diinvestasikan, short position memiliki potensi kerugian yang tak terbatas.

Jika harga aset terus naik, trader harus membeli kembali aset dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga jual awalnya.

2. Short squeeze

Short squeeze terjadi saat harga kripto mengalami kenaikan tajam dan cepat sehingga memaksa para trader yang telah mengambil short position untuk membeli kembali aset tersebut guna menghindari kerugian lebih lanjut.

Ketika para short seller beramai-ramai membeli kembali aset, harga justru naik lebih tinggi lagi karena meningkatnya permintaan sehingga bisa memperburuk situasi bagi para trader yang mash berada dalam short position.

3. Margin calls

Short selling biasanya dilakukan dengan margin (meminjam dana dari broker), sehingga jika harga bergerak melawan posisi trader, broker bisa meminta tambahan dana untuk menjaga posisi terbuka. Kondisi ini disebut margin call, dan jika trader tidak bisa memenuhi permintaan ini, posisi bisa ditutup dengan kerugian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *