Memburu Jejak Satoshi Nakamoto, Sosok Pseudonim di Balik Bitcoin

Volubit.id — Sejak Bitcoin hadir pada 2008, wujud kreatornya masih menjadi misteri hingga saat ini. Sosoknya hanya dikenal dengan pseudonim Satoshi Nakamoto, tanpa ada informasi pribadi apalagi foto diri.

Berbagai teori konspirasi muncul, namun belum ada satupun yang memberikan jawaban pasti tentang siapa dan di mana Satoshi Nakamoto sebenarnya.

Dikutip dari Decrypt, Bitcoin diketahui pertama kali muncul pada Agustus 2008 saat seseorang secara anonim mendaftarkan nama domain bitcoin.org.

Pada Oktober di tahun yang sama, seorang penulis dengan nama Satoshi Nakamoto menerbitkan whitepaper Bitcoin dengan judul “Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System,” yang menjelaskan tentang mata uang digital bernama Bitcoin dan cara kerjanya. Whitepaper ini diunggah ke situs khusus penggemar kriptografi, metzdowd.com.

Beberapa bulan kemudian, pada Januari 2009, blockchain Bitcoin resmi ‘mengudara’. Saat itu, Satoshi Nakamoto melakukan penambangan perdana blok genesis Bitcoin sambil membubuhkan pesan yang berbunyi: “The Times 3 January 2009 Chancellor on brink of second bailout for banks”

Dalam pesan tersebut, Satoshi seolah ingin memberi tahu bahwa Bitcoin resmi diciptakan pada 3 Januari 2009. Pesan ini juga merujuk pada artikel pertama tentang Bitcoin yang diterbitkan oleh surat kabar The Times.

Sorotan pada The Times memicu spekulasi bahwa Satoshi mungkin berdomisili di Inggris dan alasan diciptakannya Bitcoin adalah karena adanya ketidakstabilan perbankan di sana.

Sejak itu, hingga 10 hari berikutnya, Satoshi terus menambang Bitcoin hingga mengumpulkan lebih dari 1 juta BTC. Satoshi juga aktif dalam forum bitcointalk.org antara periode November 2009 hingga Desember 2010 dan banyak melakukan diskusi dengan pengguna lain.

Pada akhir 2010, Satoshi menyerahkan source code Bitcoin kepada seorang pengembang software, Gavin Andresen. Penyerahan kendali ini diumumkannya dalam pesan email terakhir yang dikirim pada 23 April 2011, yang berisi: “Saya sudah beralih ke hal lain. Itu (Bitcoin) sudah ada di tangan yang tepat bersama Gavin dan yang lainnya.”

Sejak itu, semua aktivitas Satoshi berhenti. Bahkan wallet miliknya tercatat belum pernah diakses sejak pertengahan 2009.

Pada Februari 2024, email-email yang dikirim Satoshi Nakamoto kepada cypherpunk Adam Back dirilis ke publik untuk pertama kalinya. Dalam email-email tertanggal Agustus hingga Oktober 2008 itu, Satoshi memberi tahu Back tentang rencana proposal “e-cash.” Dalam balasannya, Back menyarankan agar Satoshi mengeksplor mata uang digital alternatif, seperti “B-money” atau “Micromint.”

Email-email Satoshi lainnya ikut terekspos, termasuk yang dikirim kepada ilmuwan komputer dan pengembang software Martti Malmi, selama periode Februari 2009 hingga 12 Juli 2010. Dalam salinan email setebal 120 halaman, Satoshi terlihat mengungkapkan beberapa pandangannya terkait Bitcoin.

Menurutnya, penggunaan energi Bitcoin kurang boros jika dibandingkan dengan aktivitas perbankan konvensional. Ia juga membahas tentang potensi batas jumlah node dalam jaringan yang hanya mencapai 100.000.

Dalam email-emailnya, satoshi juga secara eksplisit mengungkapkan keprihatinannya akan Bitcoin yang dianggap sebagai investasi.

Teka-teki di Balik Nama

Postingan Satoshi di forum dan isi email-emailnya telah banyak diteliti para ahli, dengan harapan mereka bisa mendapatkan petunjuk tentang identitas sang penemu kripto tertua di dunia itu.

Satoshi diketahui tidak pernah mengeja namanya dengan menggunakan huruf kanji Jepang. Padahal secara tersirat pun orang-orang langsung menyadari bahwa nama “Satoshi Nakamoto” merupakan nama Jepang.

Jika diartikan secara harfiah, Satoshi Nakamoto memiliki banyak makna, di antaranya ‘logika’, ‘akal’, ‘keadilan’, ‘dasar’, ‘pemikiran jernih’, ‘cerdas’, dan ‘bijaksana’.

Namun ada pula yang menerjemahkannya dengan makna ‘intelijen pusat’, yang membuat beberapa pihak percaya Bitcoin merupakan buatan lembaga intelijen Amerika Serikat (AS), CIA.

Menariknya, nama Satoshi Nakamoto juga disebut berasal dari gabungan nama beberapa perusahaan di Jepang, yakni Samsung dan Toshiba (Satoshi) serta Nakamichi dan Motorola (Nakamoto).

Meski demikian, banyak yang percaya Satoshi bukan berasal dari Jepang, walaupun dalam profil P2P Foundation, sosok tersebut digambarkan sebagai seorang pria warna negara Jepang berusia 37 tahun.

Dilihat dari karakteristik penggunaan bahasanya yang sangat ‘British’, Satoshi jelas-jelas berasal dari Inggris.

Bahkan ada yang meneliti jam-jam posting Satoshi di forum bitcointalk.org. Dalam penelitian itu terlihat adanya pola penurunan aktivitas pada malam hari waktu Inggris. Diduga Satoshi juga menggunakan server proxy Rusia agar identitasnya tidak terbongkar.

Sosok-sosok yang Diduga Satoshi

Sejumlah nama yang diduga sebagai Satoshi mulai mengemuka, meskipun mungkin tidak ada yang benar-benar tahu apakah Satoshi laki-laki atau perempuan, atau mungkin sosoknya merupakan gabungan dari beberapa orang.

Berikut ini sosok-sosok yang pernah disebut sebagai wujud dari Satoshi.

1. Hal Finney

Kriptografer dan pengembang software ini merupakan penerima Bitcoin pertama yang sering berinteraksi dengan Satoshi Nakamoto di forum bitcointalk.org. Banyak orang percaya, wallet Satoshi tidak tersentuh karena Finney sendiri telah meninggal dunia pada 2014. Namun, beberapa orang menolak spekulasi Finney adalah Satoshi karena perbedaan waktu penunjuk email dan alamat IP dari keduanya.

2. Gavin Andresen

Pria ini dipercaya Satoshi untuk menyimpan source code Bitcoin. Dalam arsip email yang baru dirilis 2024, Nakamoto menyebut Andresen sebagai seorang profesional yang sangat bertanggung jawab dan secara teknis lebih mampu mengoperasikan Linux dibandingkan dirinya.

3. Nick Szabo

Ilmuwan komputer AS ini menciptakan “Bit Gold”, pendahulu Bitcoin. Ia juga merupakan pencetus istilah ‘smart contract’, yang merupakan komponen penting dari Ethereum.

Analisis bahasa juga menunjukkan adanya kesamaan gaya penulisan antara Szabo dan Satoshi. Bahkan, ada yang menyebut inisial Satoshi Nakamoto (SN) adalah kebalikan dari inisial Nick Szabo (NS).

4. Adam Back

Cypherpunk dan kriptografer ini merupakan salah satu penerima email pertama dari Satoshi Nakamoto. Meski pernah dinobatkan sebagai kandidat Satoshi oleh Financial Times pada 2016, Back selalu membantah. Emai-email Satoshi yang dikirim kepadanya menjadi bukti bahwa ia bukanlah sosok di balik penciptaan Bitcoin.

5. Len Sassaman

Pakar kriptografi yang pernah bekerja sama dengan Hal Finney ini merupakan salah satu dari sedikit orang yang menerima whitepaper Bitcoin langsung melalui email dari Satoshi. Namanya diabadikan dalam blockchain Bitcoin setelah ia bunuh diri pada 2011.

6. Craig Steven Wright

Tak seperti pakar-pakar lain yang membantah saat disebut sebagai pencipta Bitcoin, Wright justru dengan percaya diri mengklaim bahwa dia adalah Satoshi Nakamoto.

Pengusaha asal Australia ini bahkan sampai membawa klaim ini ke meja hijau. Sayangnya ia tidak dapat membuktikan kemampuannya untuk mengakses alamat wallet yang diduga milik Satoshi.

Pada Maret 2024, pengadilan Inggris memutuskan bahwa Wright bukan penulis whitepaper Bitcoin. Ia juga dinyatakan bukan sosok di balik pseudonim Satoshi Nakamoto.

7. Dorian Nakamoto

Punya nama lengkap Dorian Prentice Satoshi Nakamoto membuat insinyur yang berbasis di California ini populer dianggap sebagai Satoshi. Masifnya pemberitaan tentang Dorian adalah Satoshi membuat P2P Foundation terpaksa diaktifkan kembali untuk mengumumkan bahwa pria tersebut bukan sosok Satoshi yang sebenarnya.

Meski Dorian sendiri sudah membantah, foto wajahnya sudah terlanjur banyak dipakai untuk menggambarkan Satoshi Nakamoto.

8. Elon Musk

Pada 2017, CEO Tesla ini ramai disebut sebagai Satoshi setelah seorang mantan karyawan SpaceX menyebutnya sebagai kreator Bitcoin. Musk mengelak dan bahkan mengaku suatu hari ia pernah mendapatkan BTC dari seorang teman, tapi hilang.

Siapapun orangnya, yang jelas, saat ini Satoshi Nakamoto sudah masuk dalam jajaran orang-orang terkaya di dunia. Dengan kepemilikan 1,1 juta BTC, saat Bitcoin mencapai all-time high (ATH) pada Maret lalu, kekayaan yang dimilikinya mencapai $81 miliar atau sekitar Rp1,3 kuadriliun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *