Mengenal ETF Bitcoin, Cara Kerja dan Perjalanannya di AS

Volubit.id — Secara umum, exchange-traded fund (ETF) adalah produk investasi yang diperdagangkan secara publik seperti saham. Namun, pergerakan harganya bukan bergantung pada kinerja sebuah perusahaan, melainkan pada aset yang mendasarinya.

ETF biasanya menyasar investor yang ingin berinvestasi pada aset dengan nilai dasar yang kuat, seperti emas atau minyak. ETH diperdagangkan di bursa saham, yang nilainya akan naik saat harga aset naik dan turun saat harga aset turun.

Menurut Decrypt, produk ETF pertama kali diluncurkan pada 1993 dan cukup populer di kalangan investor ritel karena bisa berinvestasi banyak aset sekaligus. Contohnya, jika ingin berinvestasi di 500 perusahaan terbesar di AS, investor bisa membeli saham di S&P 500 ETF.

Seluk Beluk ETF Bitcoin

Investor konservatif mungkin memandang proses pembelian Bitcoin di exchange kripto sebagai proses yang sulit. Padahal, dari investor-investor tersebut bisa jadi ada banyak yang tertarik pada BTC.

Untuk bisa memiliki Bitcoin, seseorang dibebani dengan keharusan menjaga aset tersebut agar tetap aman, entah melalui wallet dengan private keys yang berisi kode super rahasia atau melalui exchange.

Beberapa hal teknis dalam kepemilikan Bitcoin, seperti wallet, alamat Bitcoin, dan private keys itu, mungkin dianggap membingungkan. Kebingungan dan ketidaktahuan tersebut membuat calon investor ragu untuk memiliki kripto dan bahkan takut dana mereka tidak aman.

Untuk mengatasi keraguan semacam ini, dibuatlah ETF Bitcoin spot. Dengan ETF Bitcoin, investor tidak perlu lagi memikirkan tempat menyimpan aset dan keamanannya karena layanan ini memungkinkan investor untuk membeli Bitcoin tanpa harus repot menyimpannya sendiri.

ETF Bitcoin dikelola dan didaftarkan ke bursa saham tradisional oleh perusahaan broker. Perusahaan inilah yang membeli dan menyimpan aset Bitcoin yang sebenarnya.

Pergerakan harga ETF Bitcoin pastinya bergantung pada kinerja harga Bitcoin. Investor yang membeli juga bisa memperdagangkannya dengan cara yang sama seperti saham tradisional.

Lalu apa beda ETF Bitcoin dan ETF lainnya? Beberapa produk ETF, seperti S&P 500 ETF, berbentuk ekuitas sehingga investor bisa mendapatkan dividen dari perusahaan yang tergabung di dalamnya. Karena Bitcoin bersifat terdesentralisasi, maka tidak ada pembagian dividen semacam itu.

Selain itu, biasanya dalam layanan ETF, investor dibebankan biaya yang harus dibayarkan kepada perusahaan yang menawarkan produk tersebut. Namun untuk ETF Bitcoin, uang tambahan biasanya dibebankan untuk biaya penyimpanan dan pengelolaan aset Bitcoin.

Perjalanan ETF Bitcoin di AS

Banyak perusahaan investasi yang sudah mengajukan permohonan pembukaan ETF Bitcoin kepada Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS. Pendiri exchange Gemini, Cameron dan Tyler Winklevoss, menjadi orang pertama yang mengajukan permohonan itu di bawah perusahaan Winklevoss Bitcoin Trust pada 2013.

Namun, baru satu dekade kemudian ETF Bitcoin benar-benar mengantongi restu SEC untuk bisa beroperasi di negeri Paman Sam. Hal ini diawali oleh perusahaan-perusahaan manajerial aset raksasa, seperti BlackRock dan Grayscale, yang secara mengejutkan mengajukan proposal ETF Bitcoin pada 2023.

Pada Oktober 2023, SEC secara resmi diperintahkan oleh pengadilan untuk meninjau permohonan Grayscale untuk mengubah Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) menjadi ETF Bitcoin spot.

Karena pengadilan menyatakan SEC tidak bisa memberikan alasan yang pas untuk menolak permohonan itu, akhirnya pada Januari 2024 SEC menyetujui beberapa proposal ETF Bitcoin spot.

Meski demikian, ETF Bitcoin di AS bukan yang pertama di dunia. Instrumen ini perdana hadir di Bursa Efek Bermuda pada September 2020.

Bitcoin kini sudah secara resmi bergabung dalam Wall Street, yang diperdagangkan di tempat yang sama dengan saham, obligasi, emas, minyak, dan aset tradisional lainnya. Investor institusional juga lebih mudah mengadopsi Bitcoin tanpa perlu memegang mata uang kripto itu sendiri.

Sehari setelah diluncurkan, volume perdagangan ETF Bitcoin langsung mencapai $1,9 miliar. Inflow di pekan pertama mencapai lebih dari satu miliar dolar AS.

ETF Bitcoin menjadi ETF tercepat dalam sejarah yang bisa menyentuh angka $10 miliar hanya dalam tujuh pekan yang diraih iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock. ETF emas saja membutuhkan waktu lebih dari dua tahun untuk mencapai angka ini.

Setelah ETF Bitcoin, beberapa broker mulai menargetkan ETF untuk mata uang kripto lainnya. Pada Januari 2024, beberapa perusahaan, termasuk BlackRock dan Grayscale, telah mengajukan proposal ETF Ethereum spot.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *