Mengenal Humanity Protocol, Proyek Layer-2 yang Gunakan Telapak Tangan untuk Verifikasi Identitas

Volubit.id — Di tengah maraknya perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan meningkatnya kebutuhan akan verifikasi identitas manusia di ruang digital, muncul proyek blockchain bernama Humanity Protocol.

Proyek ini diklaim menghadirkan pendekatan revolusioner dalam membangun sistem identitas digital yang aman, transparan, dan menghormati privasi pengguna.

Humanity Protocol merupakan proyek Layer-2 zkEVM blockchain yang memadukan teknologi biometrik telapak tangan dengan mekanisme Proof of Humanity (PoH).

Kombinasi ini memungkinkan pengguna membuktikan bahwa mereka adalah manusia sungguhan tanpa perlu mengungkapkan data pribadi, sekaligus memberikan kendali penuh atas identitas digital mereka di ekosistem terdesentralisasi.

Proyek ini dipimpin oleh Terence Kwok, pengusaha asal Hong Kong yang pernah menjabat sebagai Founder & CEO Tink Labs selama lebih dari tujuh tahun (2012–2019). Kwok dikenal sebagai inovator di bidang teknologi perhotelan dan pariwisata.

Sejak Agustus 2023, ia memulai proyek baru di Inggris terkait verifikasi identitas manusia bernama Verified Human, yang kemudian berkembang menjadi Humanity Protocol.

Humanity Protocol juga telah menarik perhatian sejumlah investor besar di industri kripto. Pada 28 Februari 2024, proyek ini menggelar pendanaan strategis yang diikuti oleh Sandeep Nailwal, Hashed Fund, Mechanism Capital, Foresight Ventures, Cypher Capital, dan CMCC Global.

Kemudian pada 15 Mei 2024, Humanity Protocol berhasil mengumpulkan $30 juta dalam putaran Seed Round dengan valuasi $1 miliar, yang dipimpin oleh Kingsway Capital, bersama Hashed Fund, Shima Capital, Paul Taylor, Blockchain.com, dan Animoca Brands.

Terakhir, pada 27 Januari 2025, proyek ini kembali memperoleh tambahan pendanaan sebesar $20 juta dalam putaran Strategic Round, dengan valuasi $1,1 miliar, yang melibatkan Pantera Capital dan Jump Crypto.

Cara Kerja Humanity Protocol

Humanity Protocol dikembangkan untuk menjawab masalah verifikasi identitas di tengah meningkatnya aktivitas digital dan kemampuan AI yang semakin sulit dibedakan dari manusia.

Melalui pendekatan Decentralized Identity (DID), proyek ini memungkinkan pengguna membangun Human ID yang unik, yang dihasilkan melalui proses pemindaian telapak tangan.

Sistem ini menggunakan Zero-Knowledge Proof (ZKP), teknologi kriptografi yang memungkinkan seseorang membuktikan identitasnya tanpa perlu membuka data sensitif. Dengan demikian, keamanan dan privasi pengguna tetap terjaga, bahkan ketika berpartisipasi dalam berbagai aktivitas berbasis blockchain, termasuk Decentralized Finance (DeFi).

Sejak tahap uji coba Testnet, Humanity Protocol telah mencatat lebih dari 2 juta Human ID yang terdaftar. Proyek ini juga meluncurkan airdrop sebagai bentuk apresiasi terhadap komunitas, dan mendirikan Humanity Foundation di Kepulauan Cayman untuk mendukung pengembangan ekosistem serta riset lanjutan berbasis Proof of Humanity.

Humanity Protocol memiliki token utilitas bernama H yang berjalan di jaringan Ethereum dengan total suplai 10 juta token. Token H berfungsi sebagai alat pembayaran internal, insentif bagi validator identitas, dan sarana staking untuk menjaga keamanan serta stabilitas jaringan.

Token ini saat ini telah diperdagangkan di sejumlah exchange besar, seperti Binance, Bybit, Bitget, MEXC, PancakeSwap v3, dan KuCoin.

Humanity Protocol beroperasi melalui empat tahapan, di antaranya:

1. Enrollment

Pengguna memindai telapak tangan mereka untuk menghasilkan identitas digital unik yang disebut Human Credential, yang disimpan di blockchain sebagai Human ID.

2. Identity Validators

Entitas tepercaya bertugas memverifikasi informasi pengguna. Setelah proses validasi selesai, mereka menerbitkan Verifiable Credentials (VC).

3. ZK Proofers (Verifier Nodes)

Node khusus ini memproses pembuktian identitas melalui kriptografi dan memverifikasi keabsahan sertifikat digital menggunakan Zero-Knowledge Proof.

4. Verifiable Credentials (VC)

Merupakan sertifikat digital yang disimpan di blockchain dan digunakan untuk membuktikan status “manusia” atau atribut identitas lain, seperti hasil KYC, pengalaman kerja, dan pendidikan. Pengguna dapat membuktikan keaslian VC mereka tanpa mengungkapkan data pribadi.

Fitur Unggulan Humanity Protocol

1. Identifikasi Biometrik Telapak Tangan

Humanity Protocol menggunakan teknologi pemindaian telapak tangan yang sulit dipalsukan dan dapat dilakukan dengan smartphone biasa. Metode ini dinilai lebih efisien dan terjangkau dibandingkan sistem pemindaian iris mata seperti yang digunakan oleh Worldcoin.

2. Keamanan dan Privasi Data

Dengan penerapan Zero-Knowledge Proof, pengguna dapat membuktikan keaslian identitas tanpa mengungkapkan data pribadi. Teknologi ini menjaga kerahasiaan informasi sekaligus memastikan keabsahan data.

3. Sistem Terdesentralisasi

Identitas pengguna disimpan dan dikelola di jaringan blockchain sehingga memberikan kepemilikan dan kendali penuh kepada individu, tanpa bergantung pada lembaga otoritatif mana pun.

4. Ekosistem Kredensial Digital (Verifiable Credentials)

Humanity Protocol mendukung penerbitan berbagai Verifiable Credentials (VC) seperti bukti usia, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, hingga identitas finansial. Kredensial ini dapat digunakan di berbagai sektor, mulai dari keuangan, pendidikan, hingga hiburan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *