Mengenal Jenis-jenis Wallet Kripto dan Tips Pilih Tempat Penyimpanan Terbaik

Volubit.id — Untuk menjadi trader atau investor aset kripto, Anda akan sangat memerlukan wallet. Apa itu wallet, apa saja jenis-jenisnya, dan bagaimana tips memilihnya? Berikut penjelasan lengkap yang dirangkum Volubit.

Wallet kripto adalah software yang -seperti namanya- berfungsi sebagai dompet untuk menyimpan data mata uang kripto yang dimiliki. Pergerakan mata uang kripto ke dan dari wallet dikontrol oleh public keys dan private keys yang saling berkesinambungan.

Public key adalah kunci yang bertugas untuk memfasilitasi transaksi dan bisa dibagikan kepada orang lain. Sementara private key adalah kunci yang disimpan untuk diri sendiri yang berfungsi sebagai tanda tangan digital untuk setiap transaksi yang dilakukan. Keduanya terhubung dengan kriptografi.

Seperti mobile banking, wallet memungkinkan investor untuk mengirim dan menerima kripto, serta memantau saldo kripto yang dimiliki. Wallet juga biasanya harus terkoneksi dengan Internet untuk bisa mengakses jaringan blockchain.

Sejarah mencatat, kreator Bitcoin, pseudonim Satoshi Nakamoto, menjadi figur pertama di dunia yang memiliki wallet kripto. Pada awal keberadaan Bitcoin, Satoshi melakukan uji coba dengan mengirim 10 BTC dari walletnya ke wallet kriptografer Hal Finney dan Finney menjadi orang pertama yang menjalankan Bitcoin client software wallet.

 

Jenis-jenis Wallet Kripto

Ada beberapa macam pengkategorian wallet. Jika dilihat dari penyedianya, wallet kripto dibagi menjadi dua: kustodian dan nonkustodian.

1. Wallet Kustodian

Wallet kustodian (custodial) dikelola oleh pihak ketiga yang bertugas menyimpan private key dan menyediakan sistem keamanan tinggi untuk mengamankan data aset kripto pengguna. Biasanya layanan wallet ini disediakan oleh centralized exchange (CEX).

Namun, pengelolaan pihak ketiga tidak menjamin dana investor aman dan bebas risiko kehilangan. Jika CEX diretas atau bahkan terpaksa bangkrut dan tidak memiliki cukup aset untuk dilikuidasi, investor mungkin tidak akan bisa mendapatkan kriptonya kembali.

2. Wallet Nonkustodian

Wallet nonkustodian (noncustodial) adalah wallet yang mengharuskan pengguna untuk menyimpan private keys sendiri. Wallet jenis ini biasanya berbentuk software atau hardware.

 

Jika dilihat dari bentuknya, wallet kripto dibagi menjadi dua: hot wallet dan cold wallet.

1. Hot Wallet

Dirangkum dari Investopedia, hot wallet adalah wallet yang terhubung ke Internet dan biasanya berbentuk aplikasi. Wallet ini dapat diakses dari perangkat yang bisa terhubung dengan Internet, seperti ponsel, tablet, atau laptop.

Hot wallet memiliki banyak fitur, mulai dari penyimpanan, pengiriman, hingga penerimaan token, dan merupakan wallet paling populer digunakan oleh komunitas kripto karena kemudahan penggunaannya.

Hot wallet kripto juga biasanya memiliki seed phrase yang terdiri dari 12 kata mnemonik. Kata-kata ini berhubungan dengan public keys dan private keys, dan bisa digunakan untuk membuka wallet jika suatu hari wallet hilang atau rusak sehingga seed phrase harus disimpan dengan hati-hati di tempat yang aman.

Contoh hot wallet di antaranya Metamask yang khusus digunakan dalam ekosistem Ethereum, Trust Wallet yang tersedia untuk web dan mobile, dan Exodus Wallet yang mendukung ratusan mata uang kripto.

2. Cold Wallet

Cold wallet berbeda dari hot wallet karena tidak memiliki koneksi ke internet. Wallet ini dianggap sebagai wallet yang ideal untuk menyimpan aset kripto jangka panjang karena sifatnya yang tidak mudah diretas.

Meski demikian, proses transfer kripto dalam cold wallet dinilai sedikit rumit karena aset harus ditransfer terlebih dahulu ke hot wallet. Wallet juga harus dijaga benar-benar karena rawan hilang.

Contoh cold wallet di antaranya:
a. Paper Wallet: dokumen yang berisi public key dan private key. Meski dianggap lebih simpel, tetapi pengguna bisa kehilangan akses kripto miliknya jika dokumen ini rusak
b. Hardware Wallet: perangkat keras berbentuk seperti USB yang digunakan untuk menyimpan public key dan private key. Harganya di kisaran Rp800.000 sampai Rp3.500.000
c. Deep Cold Storage: Dalam wallet ini, kripto disimpan dengan keamanan ekstra, misalnya di brankas atau kotak penyimpanan super aman di bank. Cold wallet ini diperuntukkan bagi investor yang ingin menyimpan kriptonya dalam jangka waktu sangat lama

 

Tips Pilih Wallet Kripto

Sebelum menggunakan atau membuat wallet, investor harus mempertimbangkan beberapa hal berikut ini.

1. Keamanan

Keamanan jadi prioritas utama yang harus diperhatikan, mengingat wallet banyak menjadi sasaran para pelaku kejahatan. Cari wallet yang menawarkan fitur-fitur keamanan ekstra seperti autentikasi dua faktor, dukungan multisignature, serta opsi pencadangan dan pemulihan. Pastikan juga wallet yang dipilih memiliki reputasi yang baik dan rekam jejak keamanan yang kuat.

2. Biaya

Biaya transaksi yang dikenakan oleh setiap wallet mungkin akan berbeda-beda. Carilah wallet yang menawarkan biaya yang wajar dan transparan. Perlu diingat, beberapa wallet mungkin akan mengenakan biaya tambahan untuk fitur atau transaksi tertentu.

3. Jumlah Kripto yang Didukung

Jika berencana menyimpan beberapa mata uang kripto, pastikan pilih wallet yang mendukung semua mata uang yang ingin disimpan. Periksa situs resmi wallet untuk melihat daftar mata uang yang didukung.

4. Customer service

Pastikan wallet yang dipilih memiliki layanan customer service yang responsif sehingga bisa membantu saat ada pertanyaan atau saat ada masalah penggunaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *