Volubit.id — Blockchain layer-1 bertema beruang, Berachain, resmi meluncurkan mainnet pada 6 Februari 2025 lalu. Di saat yang sama, jaringan yang digadang-gadang akan menjadi pesaing Ethereum dan Solana ini juga meluncurkan airdrop 79 juta token asli, BERA, kepada kontributor awal dan anggota komunitas.

Perjalanan Berachain berawal dari proyek NFT Bong Bears, koleksi unik yang menarik perhatian komunitas DeFi. Melalui proyek kreatif ini, para pendiri Berachain: Smokey the Bera, Homme Bera, dan Dev Bear, menyadari adanya kesenjangan dalam ekosistem blockchain antara penyediaan likuiditas dengan keamanan jaringan.

Dari pemahaman ini, lahirlah Berachain, blockchain yang dibangun dengan pendekatan baru, yang menjadikan likuiditas sebagai landasan utama dalam model keamanannya.

Berachain is finally real. pic.twitter.com/hN8KEzrkXO

— Berachain Foundation 🐻⛓ (@berachain) February 6, 2025

Dengan dukungan investasi dari perusahaan-perusahaan ternama seperti Framework Ventures, Brevan Howard, Polychain Capital, dan Samsung Next, Berachain membangun fondasi kuat untuk mendefinisikan ulang mekanisme konsensus dalam dunia blockchain.

Tak seperti blockchain pada umumnya yang menggunakan mekanisme konsensus proof-of-work (Bitcoin) atau proof-of-stake (Ethereum), Berachain yang kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM) menerapkan mekanisme proof-of-liquidity (PoL).

Mekanisme ini memungkinkan validator, aplikasi, dan pengguna untuk berkontribusi pada keamanan jaringan dengan cara menyediakan likuiditas.

Apa Itu Proof-of-Liquidity (PoL)?

Mekanisme konsensus merupakan elemen kunci dalam menjaga keamanan jaringan dan memastikan blockchain berfungsi dengan baik. Selama ini, PoS dianggap sebagai mekanisme konsensus yang paling ideal, yang menawarkan keamanan dan efisiensi tinggi. Namun, ternyata model ini juga memiliki keterbatasan.

Mekanisme konsensus Proof-of-Liquidity (PoL) yang diperkenalkan Berachain didesain untuk mengatasi berbagai keterbatasan yang melekat pada sistem PoS. Dalam PoS, validator dan pengguna harus mengunci (stake) sejumlah besar token asli untuk mengamankan jaringan.

Meskipun metode ini efektif dalam menjaga keamanan jaringan, token yang di-stake menjadi tidak aktif dan tidak dapat digunakan dalam ekosistem decentralized finance (DeFi) untuk trading atau aktivitas on-chain lainnya.

Meskipun PoS bertujuan untuk meningkatkan keamanan blockchain, semakin tinggi persentase token yang di-stake, semakin besar dampaknya terhadap likuiditas dalam ekosistem.

Untuk mengatasi masalah ini, konsep liquid staking dikembangkan agar token yang di-stake tetap dapat digunakan dalam berbagai dApps. Solusi ini telah terbukti sukses di banyak ekosistem blockchain.

Namun, Proof-of-Liquidity (PoL) Berachain memberikan terobosan dengan memperkenalkan sistem yang menyediakan likuiditas untuk mengamankan jaringan. Model ini sangat relevan dengan Berachain yang lebih fokus pada DeFi karena keamanan jaringan tidak mengorbankan likuiditas yang diperlukan untuk aktivitas DeFi.

Model Tri-token Berachain

Ekosistem Berachain menggunakan model tri-token atau tiga token, yang masing-masing memiliki fungsi krusial untuk menjaga keamanan, tata kelola, dan efisiensi transaksi di jaringan, sekaligus menjaga stabilitas ekonomi dalam ekosistem DeFi.

Tiga token yang berjalan dalam ekosistem Berachain di antaranya:

1. BERA (Liquid Token)

BERA merupakan token asli yang digunakan untuk staking di jaringan. Token ini digunakan untuk memfasilitasi aktivitas ekonomi dan interaksi dalam blockchain, termasuk pembayaran biaya transaksi dan utilitas lainnya.

BERA sepenuhnya likuid dan nilainya berfluktuasi sesuai pasar. Token ini dapat diperdagangkan di exchange terpusat seperti OKX, Binance, dan Coinbase.

2. BGT (Governance and Rewards Token)

BGT digunakan sebagai token tata kelola jaringan dan rewards, yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam jaringan dan mengamankan blockchain melalui mekanisme staking. Token ini tidak dapat dipindahtangankan dan hanya bisa diperoleh dengan menyediakan likuiditas.

3. HONEY (Stablecoin)

HONEY berfungsi menjadi alat tukar bernilai stabil dalam ekosistem, yang sepenuhnya likuid dan nilainya dipatok terhadap USD. Token ini berfungsi sebagai media transaksi, jaminan (collateral), dan mekanisme fee payment.

Stablecoin HONEY dapat diperoleh melalui pertukaran di exchange terdesentralisasi (DEX) atau dicetak dengan menyetor collateral yang telah disetujui ke dalam vault.

Cara Kerja Proof-of-Liquidity Berachain

Dalam sistem Berachain, validator harus melakukan staking minimal 250.000 token BERA untuk berpartisipasi dalam produksi blok. Saat validator mengusulkan blok, mereka memperoleh rewards dari Berachain yang dibayarkan dalam bentuk BGT.

Selanjutnya, validator mendistribusikan sebagian BGT tersebut ke reward vaults, yaitu smart contract yang telah disetujui (allowlisted), tempat pengguna dapat menyetor aset yang telah memenuhi syarat, seperti BERA, untuk mendapatkan rewards dalam bentuk BGT.

Validator menentukan sendiri strategi pembagian ini agar bisa memberikan keuntungan maksimal bagi pengguna yang menyetor aset. Sebagai imbalannya, validator mengambil komisi dari BGT yang mereka bagikan.

Penyedia likuiditas yang berpartisipasi dalam PoL akan mendapatkan rewards dalam bentuk BGT setelah dikurangi komisi validator. Mereka juga bisa menggunakan BGT untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan dalam ekosistem.

Selain itu, mereka memiliki pilihan untuk membakar (burn) BGT dan menukarkannya dengan BERA dalam rasio 1:1. Namun, proses ini hanya berlaku satu arah, pengguna tidak dapat membakar BERA untuk mendapatkan kembali BGT.

Struktur ini mencegah terjadinya akumulasi token secara pasif dan mendorong keterlibatan aktif pengguna dalam dApps dan liquidity pool Berachain.

Berachain telah menerapkan berbagai inisiatif likuiditas sebelum diluncurkan. Melalui Boyco, yaitu sistem vault likuiditas proyek ini, pengguna telah menyetorkan lebih dari $3,3 miliar aset sebelum mainnet diluncurkan.

Berachain bahkan telah menjadi blockchain dengan total value locked (TVL) terbesar kelima, melampaui jaringan seperti Base dan Arbitrum.