Volubit.id — Harga Bitcoin (BTC) yang melesat ke level all time high (ATH) baru di atas $75.000 pada pekan perdana November 2024 memicu lonjakan open interest (OI) kontrak derivatif Bitcoin di bursa kripto. Menurut data firma analitik CoinGlass, OI Bitcoin per 8 November mencapai $46,5 miliar yang juga merupakan titik tertinggi minat perdagangan BTC.
Lonjakan minat trader futures terhadap pergerakan harga BTC tersebut bahkan lebih tinggi ketimbang saat aset berjuluk emas digital ini menyentuh ATH sebelumnya di atas $73.000 pada pertengahan Maret lalu. Bila dibandingkan, angka OI Bitcoin kali ini 27,6% lebih tinggi.
Kenaikan OI ini terjadi seiring banyaknya pembukaan posisi baru di pasar, baik dalam bentuk posisi long (membeli) maupun short (menjual). Kondisi ini memperlihatkan minat besar terhadap Bitcoin di tengah ekspektasi investor ihwal potensi volatilitas meski geraknya tak melulu seturut tren bullish. OI di pasar futures dapat menjadi indikator penting untuk memahami arus masuk modal ke pasar kripto, terutama di kalangan investor institusional dan trader berpengalaman.
Kenaikan OI ini biasanya juga diikuti oleh lonjakan volatilitas harga, terutama ketika pasar mencapai kondisi overbought atau oversold yang juga bisa meningkatkan tekanan pada harga. Jika terjadi aksi jual besar-besaran atau likuidasi posisi, kondisi ini dapat memicu pergerakan harga yang lebih tajam. Oleh karena itu, kenaikan OI tidak selalu menunjukkan tren naiknya harga yang stabil; alih-alih bisa jadi justru memicu aksi jual atau pergerakan harga tajam saat posisi besar terlikuidasi.
Firma analitik CryptoQuant mengklaim rekor ATH baru BTC ini tidak mengindikasikan harga sudah overvalue dibandingkan dengan biaya dasar atau nilai aktual koin Satoshi ini. Pasalnya, indikator Market Value to Realized Value (MVRV) Bitcoin masih jauh dari level puncak. Saat BTC mencapai rekor $73.679 pada Maret lalu, MVRV berada di sekitar 2,75. Saat ini, MVRV BTC berada di level 2,27 yang menunjukkan masih ada potensi ruang pergerakan harga ke atas.
Rasio MVRV yang tinggi mengindikasikan bahwa harga Bitcoin mungkin sudah terlampau mahal dibandingkan dengan biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh investor saat membeli. Sebaliknya, rasio yang lebih rendah menunjukkan bahwa harga Bitcoin belum terlalu jauh dari nilai yang seharusnya.
Dari segi posisi, CoinGlass menunjukkan baik posisi long maupun short hampir sama rata. Tercatat 50,8% trader berdagang pada posisi long dan 49,2% posisi short dengan rasio long/short BTC di angka 1.04. Rasio long/short BTC ini mengukur perbandingan antara trader yang mengambil posisi long dengan short. Jika rasio lebih tinggi dari 1, artinya ada lebih banyak posisi long dibandingkan posisi short, atau lebih banyak investor yang mengharapkan harga Bitcoin naik. Begitu pula sebaliknya.
Data liquidation map menunjukkan akan ada likuidasi sekitar $1,7 miliar bila Bitcoin turun 2,5% dari kisaran harga terkini $75,135 menuju $73,257. Sebaliknya, $1,36 miliar duit trader dengan posisi short akan terlikuidasi bila BTC naik 2,5% ke kisaran $77.000 per keping.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang