Volubit.id — Patung Satoshi Nakamoto, pencipta Bitcoin yang misterius, sempat menghilang dari tempatnya di Lugano, Swiss, setelah ditemukan tercabut dari podium dan dibuang ke danau terdekat. Patung yang menjadi simbol penting komunitas kripto ini akhirnya berhasil ditemukan dan diamankan kembali oleh otoritas setempat.
Patung Satoshi Bitcoin di Lugano merupakan karya seniman Italia, Valentina Picozzi, yang dirancang dengan konsep unik. Dari bagian depan, patung tampak transparan, melambangkan anonimnya identitas Satoshi Nakamoto. Namun dari sisi samping, bentuk patung terlihat jelas—sebuah pesan simbolis bahwa meskipun sosok Satoshi tak pernah muncul di publik, pengaruhnya tetap melekat pada ekosistem Bitcoin.
We want to thank the Municipality of Lugano @luganomycity for helping us to recover the statue that was thrown into the lake.
🙏🏻 https://t.co/UyKhyBvt1m pic.twitter.com/qaHFWXIHRs— Satoshigallery (@satoshigallery) August 3, 2025
Patung ini dipasang sebagai bagian dari inisiatif Satoshigallery, yang sebelumnya juga menghadirkan replika serupa di El Salvador dan Jepang. Rencananya, Satoshigallery akan menghadirkan 18 patung lain di berbagai negara untuk merayakan semangat desentralisasi yang dibawa Bitcoin. Satoshigallery pertama kali mengabarkan hilangnya patung pada 3 Agustus 2025. Patung Satoshi ditemukan beberapa jam kemudian.
Insiden pembuangan patung ini terungkap ketika seorang pengguna media sosial Twitter berspekulasi bahwa sekelompok anak muda bertanggung jawab atas tindakan tersebut. Patung diketahui hanya dilas di dua titik pada podiumnya, sehingga relatif mudah untuk dilepaskan. Sebelum otoritas kota menemukannya, Satoshigallery sempat menawarkan hadiah sebesar 0,1 BTC—sekitar Rp 180 juta—bagi siapa pun yang mengembalikannya. Namun karena patung berhasil ditemukan oleh polisi, hadiah itu dibatalkan.
Tindakan vandalisme ini memicu respons luas dari komunitas kripto global. Banyak yang menganggap Patung Satoshi di Lugano bukan sekadar instalasi seni, tetapi simbol perjuangan menuju kebebasan finansial dan inovasi berbasis blockchain. Sebuah petisi di Change.org diluncurkan untuk meminta dukungan pemerintah kota agar patung diperbaiki dan ditempatkan kembali di lokasi yang lebih aman. Satoshigallery menyatakan siap menanggung biaya perbaikan, asalkan patung dapat kembali dipamerkan dengan perlindungan tambahan.
Lugano sendiri dikenal sebagai salah satu kota paling ramah kripto di Eropa. Pemerintah kota bahkan meluncurkan program Plan B, yang memungkinkan warga dan pengusaha menerima Bitcoin (BTC) dan Tether (USDT) untuk berbagai pembayaran, termasuk pajak, layanan publik, hingga transaksi komersial. Langkah ini menjadikan Lugano salah satu hub Bitcoin terbesar di Eropa, menarik komunitas kripto global untuk berinvestasi dan berpartisipasi dalam ekosistem digitalnya.
Dengan dukungan regulasi yang progresif, acara-acara besar bertema kripto seperti Bitcoin Lugano Conference, dan kehadiran simbol seperti Patung Satoshi, kota ini semakin mengukuhkan dirinya sebagai salah satu pusat adopsi Bitcoin dunia. Insiden pembuangan patung ini justru semakin menyoroti besarnya perhatian publik terhadap Bitcoin dan pesan desentralisasi yang diusungnya.


