Volubit.id — Salah satu wallet Bitcoin tertua di dunia kembali membuat kehebohan. Setelah lebih dari satu dekade tak tersentuh, alamat whale alias bandar yang aktif sejak awal kemunculan Bitcoin ini kembali melakukan transfer besar-besaran. Pagi 17 Juli 2025, wallet itu mengirimkan 40.192 BTC senilai lebih dari $4,7 miliar atau sekitar Rp76,6 triliun ke sebuah alamat baru. Perpindahan dana ini memicu spekulasi, terlebih karena peristiwa serupa juga terjadi pada awal Juli lalu.
Wallet ini pertama kali aktif kembali pada 4 Juli setelah 14 tahun lamanya tertidur. Saat itu, sebanyak 80.000 BTC yang nilainya saat ini setara dengan lebih dari $9,5 miliar atau sekitar Rp154,8 triliun dipindahkan dalam delapan tahap, masing-masing 10.000 BTC. Dana tersebut kemudian ditelusuri menuju sejumlah alamat baru, sebagian besar di antaranya dilabeli sebagai milik Galaxy Digital.
The Satoshi-era whale has just deposited the last 40,192 $BTC ($4.83B) into #GalaxyDigital.
In total, this Bitcoin OG has transferred 80,201 $BTC ($9.6B) to #GalaxyDigital over the past 4 days.
Address: bc1qs4nzm0je7wqfyfmqr4ht4upyzy57vc95nf4au0
Data @nansen_ai pic.twitter.com/vi7RNmzwY1
— Onchain Lens (@OnchainLens) July 17, 2025
Galaxy Digital dikenal menyediakan layanan over-the-counter (OTC), yakni jalur transaksi pribadi untuk institusi yang ingin menjual atau membeli aset kripto dalam jumlah besar tanpa mengganggu harga pasar secara langsung. Langkah ini biasa dilakukan untuk menghindari gejolak harga yang biasanya timbul ketika transaksi besar dilakukan di bursa publik.
Perpindahan Bitcoin oleh wallet lama tersebut dicurigai sebagai bagian dari persiapan penjualan besar-besaran. Apalagi, pergerakan pertama terjadi bertepatan dengan melonjaknya harga Bitcoin ke titik tertinggi sepanjang masa, menyentuh angka lebih dari $123.000 atau sekitar Rp2,004 miliar per BTC, sebelum kembali terkoreksi ke kisaran $118.000 atau Rp1,923 miliar per BTC pada pekan ini. Transfer terbaru ini memperkuat dugaan bahwa sang whale belum selesai melepas kepemilikannya.
Sebagian komentator menduga pemilik wallet itu adalah penambang Bitcoin dari era 2011. Saat itu, hadiah untuk setiap blok yang ditambang dalam verifikasi transaksi masih sebesar 50 BTC. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan 3,125 BTC yang berlaku hari ini. Kala itu, kompetisi masih sangat minim dan peluang menambang Bitcoin dalam jumlah besar jauh lebih mudah dibandingkan sekarang.
Di sisi lain, tak sedikit pula yang melontarkan teori-teori liar. Nama-nama seperti Roger Ver, tokoh lama Bitcoin yang kini membela Bitcoin Cash, hingga CIA dan bahkan Satoshi Nakamoto sendiri sempat disebut-sebut. Namun, tak satu pun dari teori itu yang bisa diverifikasi. Fakta yang jelas hanyalah satu: lebih dari 80.000 Bitcoin yang sebelumnya diam selama 14 tahun kini telah berpindah tangan.
Jumlah ini lebih besar daripada 50.000 BTC yang pernah disita pemerintah Jerman dan kemudian dilepas ke pasar tahun lalu. Artinya, siapa pun yang memegang wallet ini, memiliki kekuatan untuk memengaruhi pasar secara signifikan.


