Volubit.id — Pendiri sekaligus CEO Telegram Pavel Durov dilaporkan telah ditangkap otoritas Prancis di Bandara Le Bourget pada Sabtu, 24 Agustus 2024. Saat penangkapan dilakukan, ia baru turun dari jet pribadinya setelah melakukan perjalanan dari Azerbaijan.
Setelah 24 jam, penyidik memperpanjang penahanan Durov. Ia dilaporkan dapat ditahan untuk keperluan interogasi hingga maksimal 96 jam.
Badan Anti-fraud Nasional Prancis dilaporkan menangkap Durov terkait dengan dugaan banyaknya aktivitas ilegal yang dilakukan oleh pengguna Telegram. Durov disebut tidak bersedia melakukan kepatuhan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Sehari setelah penangkapan tersebut, Telegram mengeluarkan pernyataan resmi yang menyatakan platform tersebut tunduk pada undang-undang Uni Eropa, termasuk Undang-undang Layanan Digital.
“CEO Telegram Pavel Durov tidak menyembunyikan apa pun dan sering bepergian di Eropa. Tidak masuk akal jika mengklaim bahwa suatu platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut,” kata Telegram.
Jadi The Next Ross Ulbricht?
Banyak anggota komunitas kripto di X yang mengaitkan kasus penangkapan Durov dengan kasus serupa yang dialami pendiri marketplace Silk Road, Ross Ulbricht. Keduanya dinilai sama-sama harus menanggung kesalahan yang dilakukan para pengguna platform.
Pavel Durov is Ross Ulbricht 2.0
— The Wolf Of All Streets (@scottmelker) August 25, 2024
Hampir satu dekade lalu, pada Mei 2015, Ulbricht dijatuhi hukuman dua kali penjara seumur hidup ditambah 40 tahun kurungan, yang harus dijalani secara bersamaan, tanpa adanya kemungkinan bebas bersyarat.
Dia dituding melakukan tindak pidana pencucian uang, peretasan, konspirasi untuk memperdagangkan dokumen identitas palsu, dan konspirasi untuk memperdagangkan narkotika melalui Internet.
Telegram dan Silk Road dinilai memiliki banyak kemiripan, salah satunya lebih aman dan private. Sayangnya kedua platform ini juga sama-sama dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas ilegal, seperti perdagangan narkoba.
Keduanya juga sama-sama menarik bagi kelompok penjahat. Agar tak terdeteksi, kelompok teroris seperti ISIS, memilih memanfaatkan fitur Telegram dibandingkan dengan aplikasi perpesanan lainnya.
Silk Road, yang menjual berbagai barang haram, juga menjadi favorit gembong narkoba. Pada 2023, beranda utama Silk Road bahkan mengiklankan 13.000 daftar zat-zat berbahaya.
Jika otoritas tetap berpegang pada prinsip bahwa apa yang terjadi di dalam platform merupakan tanggung jawab pendirinya, maka bukan tidak mungkin Durov bisa mendapatkan hukuman yang sama tak adilnya dengan Ulbricht.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang