Pelantikan Donald Trump Berpotensi Jadi Momen Sell the News?

Volubit.id — Pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada 20 Januari 2025 mendatang, diprediksi menjadi momen krusial bagi pasar kripto. Ada peringatan ihwal kemungkinan terjadinya aksi jual besar-besaran (sell the news) pada momen comeback Trump ke Gedung Putih. Namun di sisi lain ada juga anggapan bahwa momen sell the news tidak akan kejadian.

Dalam sebuah terbitan Bloomberg baru-baru ini, Manajer Portofolio Pantera Capital, Cosmo Jiang, menyebut pelantikan Trump berpotensi memicu aksi jual jangka pendek di pasar aset digital. Namun dia juga menyatakan aksi jual bisa menjadi jebakan buat short term holder.

“Kita mungkin melihat sell the news, tetapi mereka yang menjual akan kehilangan peluang besar di masa depan,” kata Jiang.

Sell the news sendiri adalah fenomena di mana investor menjual aset mereka setelah berita besar yang telah lama dinantikan akhirnya diumumkan. Fenomena ini sering terjadi karena ekspektasi terhadap berita tersebut sudah tercermin dalam harga aset sebelum pengumuman. Dengan kata lain, pasar telah mendiskon kabar tersebut sebelumnya via aksi buy the rumor alisa pembelian di tengah rumor, sehingga ketika berita akhirnya dirilis, tidak ada katalis baru yang cukup kuat untuk mendorong harga lebih tinggi.

Pelantikan atau inagurasi Trump sebagai Presiden AS dipandang sebagai momen penting lantaran ekspektasi kebijakan pro kripto akan maujud. Namun, jika pasar sudah memasukkan ekspektasi ini dalam harga Bitcoin atau aset lainnya, pelantikan bisa menjadi pemicu aksi jual, bukan pembelian.

Berbeda dengan Jiang, Partner Placeholder sekaligus investor kawakan, Chris Burniske, menilai bahwa ekspektasi awal tentang aksi jual ini kini mulai bergeser menjadi potensi pembelian (buy the news). Pergeseran terjadi seiring pandangan sell the news menjadi konsensus yang terlalu kuat, artinya banyak pelaku pasar memiliki ekspektasi serupa. Selain itu, penguatan indeks dolar AS (DXY) dan kenaikan suku bunga menjadi faktor tambahan yang memengaruhi dinamika pasar.

Pasar kripto sendiri baru saja mengalami lonjakan dipicu oleh data inflasi AS yang menunjukkan perlambatan, sekaligus meningkatkan harapan terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed. Harga Bitcoin (BTC) sempat kembali menembus $100.000 pada 16 Januari dini hari WIB, setelah rontok hingga ke kisaran $90.000 tiga hari sebelumnya.

Sementara itu, Bos CryptoQuant, Joo Gi-young, menyebut pasar BTC saat ini masih ada di fase bullish dan belum overheated. Menurutnya, pergerakan harga BTC saat ini masih didorong oleh investor institusi atau pelaku pasar dengan dana besar, sementaera partisipasi ritel masih terbilang rendah.

Proyeksi tren berdasarkan data onchain, Joo menyebut pasar Bitcoin diperkirakan masih memiliki ruang untuk bertumbuh. Data onchain ini membantu menentukan batas atas atau ceiling price Bitcoin berdasarkan total arus modal yang telah masuk ke pasar, yakni diperkirakan dapat mencapai $161.000 dalam fase bullish saat ini.

“Dengan jumlah modal yang telah masuk, kita bisa menghitung bahwa batas atas harga Bitcoin berada di $161.000,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *