Volubit.id — Bak kejatuhan durian runtuh, seorang penambang Bitcoin solo berhasil memecahkan satu blok Bitcoin dan mengantongi rewards sebesar $218.544 atau sekitar Rp3,5 miliar, pada Senin, 29 April 2024 lalu. Penambang blok 841.286 ini menjadi penambang solo ke-282 dalam sejarah Bitcoin yang berhasil memecahkan blok dan memenangkan jackpot.
Pengembang provider software penambangan CKpool, Con Kolivas, mengatakan, penambang beruntung tersebut hanya menyumbangkan rata-rata 12 petahash/1.000.000.000.000.000 (satu kuadriliun) hash per detik, atau sekitar 0,02% dari total tingkat hash jaringan.
Dengan kata lain, penambang tersebut hanya memiliki peluang 0,02 persen atau 1:5.000 untuk bisa tembus memecahkan satu blok Bitcoin, karena harus bersaing dengan mining pool dan penambang solo lainnya.
Congratulations to miner 365ughTgK9Q7rXXTM7vubqy1awZ2AZJijP for solving the 282nd solo block solved at https://t.co/UWgBvLkDqc with a large ~120PH at the time (12PH average over a week) https://t.co/btUXBoC8Yd pic.twitter.com/yh0VkuAI5b
— Dr -ck (@ckpooldev) April 28, 2024
“Dari block solve summary, kita dapat menyimpulkan, penambang ini baru saja beralih dari penambangan melalui pool pasca-halving (mungkin karena tidak lagi bisa memenuhi biaya listrik), untuk mendapatkan peluang di blok tunggal, atau menyewa hash untuk menambang solo,” kata Kolivas dalam cuitannya di X,
Blok ini menjadi blok pertama yang berhasil dipecahkan penambang solo sejak halving Bitcoin pada pertengahan April lalu.
Penambang solo atau penambang yang memecahkan blok Bitcoin seorang diri, dianggap lebih sulit daripada penambang yang bergabung dalam mining pool. Para penambang harus bersaing melawan hash rate dan tingkat kesulitan (difficulty level) di jaringan.
Semakin banyak penambang yang bergabung dalam jaringan, tingkat kesulitan juga akan semakin meningkat sehingga semakin sulit bagi penambang solo untuk memecahkan blok baru.
Itulah mengapa penambang solo sangat bergantung pada faktor ‘luck’ atau keberuntungan karena mereka harus memiliki kemampuan untuk memecahkan teka-teki kriptografi yang rumit dalam jaringan.
Namun, melalui mining pool, satu penambang bisa bergabung dengan penambang lainnya untuk memecahkan blok dan kemudian membagi hasil rewards yang didapatkan. Mining pool terbesar di dunia saat ini adalah Antpool di Cina dan Foundry USA dari Amerika Serikat (AS) yang masing-masing menguasai 26,2% dan 22.9%dari total hash rate di jaringan Bitcoin.
Pada 18 Agustus 2023, seorang penambang solo juga berhasil memecahkan blok 803.821 di jaringan Bitcoin, hanya dengan kekuatan 1 petahash per detik. Penambang ini berhasil mendapatkan hadiah sebesar 6,25 BTC senilai Rp2,5 miliar pada saat itu.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang