Penasihat Trump Sebut Ancaman Kehilangan Pekerjaan karena AI Terlalu Dibesar-besarkan

Volubit.id — Penasihat Presiden AS Donald Trump untuk urusan AI dan kripto menanggapi kekhawatiran yang terus berkembang soal kecerdasan buatan (AI) yang disebut-sebut akan melenyapkan banyak pekerjaan. Menurutnya, anggapan itu berlebihan karena AI masih membutuhkan campur tangan manusia untuk benar-benar memberikan nilai, terutama dalam dunia bisnis.

Lewat unggahan di X pada Minggu, 3 Agustus 2025, Sacks menyebut, narasi soal kehilangan pekerjaan akibat AI terlalu dibesar-besarkan. Ia menegaskan, AI masih perlu diberikan perintah atau prompting dan hasilnya harus dicek ulang oleh manusia agar bisa memberikan manfaat nyata.

Menurutnya, AI hanya mengambil alih pekerjaan di tengah-tengah proses, sementara manusia tetap memegang kendali atas keseluruhan alur kerja dari awal hingga akhir.

Pandangan Sacks ini juga diperkuat oleh pernyataan mantan CTO Coinbase, Balaji Srinivasan, yang mengkritik narasi AI akan menggantikan manusia dalam bekerja.

Balaji berpendapat, AI saat ini belum benar-benar mandiri dan tetap bergantung pada manusia. “AI tidak mengambil pekerjaanmu, AI justru memungkinkanmu melakukan pekerjaan apa pun,” ujarnya.

Kalaupun ada yang tergantikan, kata Balaji, yang tergantikan adalah versi AI sebelumnya.

“Contohnya: Midjourney menggantikan Stable Diffusion, dan GPT-4 menggantikan GPT-3. Begitu kamu menggunakan AI untuk membuat gambar, menulis kode, dan lainnya, kamu tinggal mengalokasikan penggunaan itu ke model terbaru. Jadi, AI hanya menggantikan AI yang lama,” jelasnya.

Komentar ini disampaikan Sacks dan Balaji setelah peneliti dari Microsoft merilis daftar 40 jenis pekerjaan yang paling mungkin digantikan oleh AI. Beberapa di antaranya merupakan pekerjaan yang umum ditemukan di industri kripto.

Dalam laporan risetnya, Microsoft menemukan, pekerjaan berbasis pengetahuan seperti analis berita, reporter, jurnalis, dan penulis teknis merupakan jenis pekerjaan yang paling terdampak oleh kehadiran AI. Petugas pelayanan pelanggan juga termasuk dalam daftar yang berisiko tinggi.

Penelitian ini menganalisis 200.000 percakapan anonim antara pengguna dan Bing Copilot, untuk melihat bagaimana AI digunakan dalam praktik. Hasilnya, AI paling sering digunakan untuk mencari informasi, menulis, memberi saran, dan mengajar.

Para peneliti kemudian menghitung “skor kelayakan AI” untuk masing-masing pekerjaan berdasarkan seberapa efektif AI menyelesaikan tugas-tugas tertentu.

Pekerjaan yang berhubungan dengan peliputan dan penulisan memperoleh skor antara 0,38 hingga 0,39. Sementara pekerjaan yang lebih berbasis data seperti analis riset pasar dan data scientist mendapat skor yang lebih rendah, yakni 0,35 hingga 0,36.

Sumber: Microsoft Research

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *