Pengertian altVM Beserta Contoh Proyeknya

Volubit.id — Bayangkan sebuah dunia blockchain di mana transaksi berjalan jauh lebih cepat, biaya lebih murah, dan developer tidak perlu terlalu pusing mencari bahasa pemrograman yang sesuai. Di tengah kebutuhan yang terus berkembang itulah, altVM hadir sebagai alternatif menarik yang menggoyang dominasi Ethereum Virtual Machine (EVM).

Jika EVM selama ini menjadi standar emas dalam menjalankan smart contract, altVM hadir sebagai alternatif yang lebih fleksibel, efisien, dan inovatif. Teknologi ini menjanjikan cara baru untuk mengembangkan decentralized applications (dApps) tanpa terikat oleh kekurangan yang kerap ditemui pada EVM.

altVM bukan sekadar istilah teknis, melainkan langkah maju dalam evolusi blockchain. Dengan mengusung mesin virtual yang dirancang khusus, altVM memberi ruang bagi blockchain untuk mengatasi berbagai masalah seperti keterbatasan skalabilitas, bahasa pemrograman yang rumit, hingga efisiensi energi. Teknologi ini telah diadopsi oleh sejumlah proyek besar, menjadikannya sebagai katalis inovasi baru di dunia kripto.

Lantas, apa sebenarnya altVM, dan bagaimana teknologi ini digunakan dalam berbagai proyek blockchain?

Pengertian altVM

Istilah altVM merupakan singkatan dari Alternative Virtual Machine, yang merujuk pada mesin virtual alternatif yang digunakan oleh blockchain selain Ethereum Virtual Machine (EVM). Mesin virtual ini berfungsi sebagai lingkungan komputasi untuk menjalankan smart contract dan dApps di dalam sebuah jaringan blockchain.

Sebagai perbandingan, EVM adalah standar yang mendominasi banyak blockchain seperti Ethereum, BNB Smart Chain, dan Polygon. Namun, tidak semua blockchain memilih untuk menggunakan EVM. Beberapa blockchain mengembangkan mesin virtual mereka sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik jaringan mereka. Mesin-mesin inilah yang disebut altVM.

Keunggulan altVM terletak pada fleksibilitas dan efisiensinya. Dengan altVM, developer blockchain dapat menciptakan sistem yang lebih cepat, hemat biaya, dan lebih sesuai dengan kebutuhan spesifik ekosistem mereka. altVM juga sering dioptimalkan untuk mendukung bahasa pemrograman tertentu atau mengatasi keterbatasan yang ada pada EVM.

Kenapa altVM Dibutuhkan?

Sejauh ini, EVM masih menjadi standar utama dalam ekosistem blockchain lantaran ststusnya sebgai pionir blockchain smart contract. Namun, EVM bukan tanpa kekurangan sama sekali. Beberapa kelemahan EVM yang mendorong lahirnya altVM antara lain termasuk skalabilitas yang . Dengan jumlah pengguna yang terus meningkat, EVM sering kali mengalami kemacetan, terutama pada jaringan seperti Ethereum. Biaya transaksi yang tinggi menjadi salah satu akibatnya.

Selain itu, EVM juga dianggap menyulitkan buat developer membangun aplikasi mereka. EVM hanya mendukung bahasa pemrograman tertentu, seperti Solidity, yang dianggap rumit oleh beberapa pengembang. Sedangkan altVM memungkinkan penggunaan bahasa yang lebih luas dan fleksibel. Dari segi kinerja, beberapa altVM dirancang untuk memberikan kecepatan eksekusi lebih tinggi dan efisiensi energi yang lebih baik dibandingkan EVM.

Dengan mengatasi masalah-masalah ini, altVM membuka peluang baru bagi pengembang blockchain untuk menciptakan solusi yang lebih inovatif dan efisien.

Contoh Proyek Blockchain altVM

Beberapa proyek blockchain besar telah mengadopsi altVM untuk mendukung ekosistem mereka. Berikut adalah beberapa contohnya:

1. Solana (Solana VM)

Solana menggunakan mesin virtual sendiri yang disebut Solana VM (SVM) yang dirancang untuk eksekusi paralel. Tidak seperti EVM yang menjalankan transaksi secara berurutan, SVMmemungkinkan beberapa transaksi berjalan bersamaan. Pendekatan ini membuat eksekusi di Solana sangat cepat, dengan kapasitas hingga ribuan transaksi per detik.

Dengan SVM, Solana menjadi salah satu blockchain penantang Ethereum. SVM dapat dioptimalkan untuk aplikasi yang membutuhkan kecepatan tinggi, seperti platform decentralized finance (DeFi) dan pasar non fungible token (NFT).

2. Polkadot (Wasm VM)

Polkadot mengandalkan WebAssembly (Wasm) sebagai altVM-nya. Wasm adalah standar komputasi yang mendukung berbagai bahasa pemrograman, seperti Rust, C++, dan lainnya. Fleksibilitas ini memudahkan developer untuk membangun aplikasi di jaringan Polkadot.

Polkadot menggunakan Wasm untuk mengelola parachains, blockchain independen yang terhubung dalam ekosistem Polkadot. Hal ini memungkinkan Polkadot menawarkan interoperabilitas antar blockchain dengan efisiensi tinggi.

3. NEAR Protocol (NEAR VM)

NEAR Protocol menggunakan mesin virtual yang dikembangkan sendiri untuk mendukung eksekusi smart contract. Mesin ini dirancang untuk memaksimalkan kemudahan penggunaan bagi pengembang, dengan dukungan bahasa seperti Rust dan AssemblyScript.

Implementasi altVM pada NEAR memungkinkan transaksi lebih murah dan cepat dibandingkan EVM. NEAR sering disebut sebagai platform ramah pengembang karena dokumentasinya yang lengkap dan fleksibilitas dalam pengembangan aplikasi.

4. Aptos (Move VM)

Aptos menggunakan Move VM, mesin virtual berbasis bahasa Move. Move dirancang untuk keamanan dan efisiensi dalam pengelolaan aset digital, menjadikannya salah satu altVM paling inovatif. Aptos menggunakan Move VM untuk mengatasi tantangan skalabilitas dan keamanan yang sering dihadapi blockchain lainnya.

Move VM juga memiliki fokus unik pada pengelolaan aset, sehingga sangat cocok untuk aplikasi seperti dompet kripto, protokol DeFi, dan game berbasis blockchain. Bukan cuma Aptos, Move VM ini juga menjadi basis fondasional proyek blockchain Move dan Sui.

Bagaimana Potensi altVM ke Depan?

altVM memiliki potensi besar untuk mengubah lanskap blockchain dengan menawarkan efisiensi dan fleksibilitas yang tidak selalu dimungkinkan oleh EVM. Kemampuannya mendukung skalabilitas lebih baik menjadikannya pilihan menarik bagi blockchain yang menangani volume transaksi tinggi, seperti DeFi dan NFT. Teknologi seperti Solana VM dan Wasm Polkadot menunjukkan bagaimana altVM dapat mempercepat transaksi dengan biaya yang jauh lebih rendah.

Selain itu, altVM membuka peluang lebih luas bagi developer dengan dukungan terhadap berbagai bahasa pemrograman seperti Rust dan C++ yang mempermudah developer baru masuk ke dunia blockchain tanpa harus mempelajari bahasa kompleks seperti Solidity. Langkah ini dapat mempercepat adopsi teknologi blockchain di luar komunitas developer kripto.

altVM juga memiliki potensi besar dalam meningkatkan interoperabilitas antar blockchain. Dengan teknologi seperti Polkadot yang menggunakan altVM untuk menghubungkan berbagai jaringan, transfer data dan nilai menjadi lebih mudah. Hal ini memungkinkan blockchain bekerja lebih efisien sebagai ekosistem yang saling terhubung.

Dengan inovasi yang ditawarkan oleh altVM, teknologi ini diprediksi akan menjadi landasan penting bagi pengembangan aplikasi blockchain generasi berikutnya. Meskipun EVM tetap mendominasi, altVM perlahan-lahan menunjukkan dirinya sebagai solusi yang lebih fleksibel dan efisien untuk kebutuhan blockchain di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *