Volubit.id — Dunia kripto kembali melahirkan inovasi penting dalam mekanisme peluncuran token dengan hadirnya Continuous Clearing Auction (CCA). Mekanisme ini menawarkan solusi atas berbagai permasalahan yang selama ini menghantui token sale tradisional, seperti front-running, gas war, dan akses yang tidak merata antara investor retail dan institusional.
Apa Itu Continuous Clearing Auction?
Continuous Clearing Auction adalah protokol lelang terdesentralisasi yang dikembangkan oleh Uniswap Labs untuk memfasilitasi peluncuran token dan pembentukan likuiditas di platform Uniswap v4. Berbeda dengan metode penjualan token konvensional yang sering kali menguntungkan segelintir pihak, CCA dirancang untuk menciptakan proses penemuan harga yang transparan, adil, dan terjadi sepenuhnya on-chain.
Protokol ini pertama kali diperkenalkan pada November 2025 sebagai hasil kolaborasi antara Uniswap Labs dan Aztec Network, sebuah proyek Layer 2 berbasis privasi di Ethereum. CCA menandai upaya serius untuk mengembalikan semangat Initial Coin Offering (ICO) era 2017 yang demokratis, namun dengan teknologi dan keamanan yang jauh lebih baik.
Latar Belakang dan Problem yang Dipecahkan
Selama bertahun-tahun, peluncuran token di ekosistem kripto menghadapi sejumlah tantangan struktural. Model-model seperti Liquidity Bootstrapping Pool (LBP), Initial DEX Offering (IDO), dan listing langsung memiliki kelemahan masing-masing. LBP rentan terhadap frontrunning, IDO sering kali didominasi oleh bot dan whale, sementara listing langsung cenderung menghasilkan volatilitas ekstrem karena tidak adanya proses penemuan harga yang memadai.
Lebih jauh lagi, banyak token sale yang berlangsung secara tertutup atau semi tertutup, menciptakan ketimpangan informasi dan akses. Investor institusional dan insider sering mendapatkan harga preferensial jauh sebelum komunitas retail memiliki kesempatan untuk berpartisipasi. Kondisi ini tidak hanya tidak adil, tetapi juga menciptakan pasar yang tipis dan tidak stabil pasca peluncuran.
CCA hadir untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dengan tiga prinsip inti: pasar yang sepenuhnya onchain, penemuan harga yang bertahap dan adil, serta pembentukan likuiditas otomatis.
Bagaimana Cara Kerja Continuous Clearing Auction?
Mekanisme CCA bekerja melalui proses yang sistematis dan transparan. Alih-alih menjual seluruh pasokan token dalam satu batch atau melakukan listing mendadak, CCA mendistribusikan token secara bertahap melalui serangkaian blok lelang.
Prosesnya dimulai dengan proyek yang menentukan parameter dasar: jumlah token yang akan dijual, harga awal (floor price), dan durasi lelang. Proyek juga dapat menambahkan kustomisasi seperti pembatasan per pengguna, verifikasi melalui ZK Passport untuk privasi, atau modul tambahan sesuai kebutuhan.
Peserta kemudian memasukkan tawaran mereka dengan menentukan harga maksimum yang bersedia dibayar dan total dana yang ingin dikeluarkan. Setiap tawaran secara otomatis terbagi merata ke seluruh blok lelang yang tersisa. Tawaran hanya akan tereksekusi jika harga clearing di blok tersebut berada pada atau di bawah harga maksimum yang ditentukan peserta.
Di akhir setiap blok, protokol menetapkan satu harga clearing—yaitu harga tertinggi di mana semua token dalam blok tersebut dapat terjual. Tawaran dengan harga lebih tinggi diprioritaskan terlebih dahulu, kemudian tawaran pada harga clearing, dengan pembagian pro rata jika diperlukan. Yang penting, semua peserta yang berhasil membeli di blok tersebut membayar harga yang sama.
Karena pasokan per blok sudah ditetapkan dan lebih banyak tawaran masuk seiring waktu, harga clearing cenderung tetap atau meningkat. Ini menciptakan insentif ekonomi yang jelas: peserta yang memasukkan tawaran lebih awal cenderung mendapatkan harga rata-rata yang lebih baik karena sebagian besar tawaran mereka terisi di blok-blok awal dengan harga lebih rendah.
Ketika lelang berakhir, token didistribusikan kepada para pemenang, dan protokol secara otomatis membuat pool likuiditas di Uniswap v4 menggunakan harga yang telah ditemukan. Ini memastikan bahwa perdagangan sekunder dapat langsung dimulai dengan likuiditas yang memadai.
Contoh Proyek CCA: Token Sale AZTEC
Token sale AZTEC di awal Desember 2025 menjadi implementasi pertama dan paling komprehensif dari mekanisme CCA. Aztec Network, yang telah mengembangkan teknologi zero-knowledge proof selama tujuh tahun dan mendapatkan pendanaan Seri B sebesar $100 juta yang dipimpin oleh a16z, memilih CCA sebagai metode untuk mendistribusikan token natifnya kepada komunitas.
Lelang dimulai pada 2 Desember 2025 dan berlangsung hingga 6 Desember 2025, dengan registrasi dimulai pada 13 November. Aztec menetapkan harga awal pada valuasi fully diluted sebesar $350 juta, yang mewakili diskon 75% dari valuasi terakhir pendanaan ekuitas perusahaan. Sekitar 14,95% dari total suplai token atau 1,56 miliar AZTEC tersedia untuk dijual.
Untuk memastikan distribusi yang merata, Aztec memberlakukan batasan partisipasi sebesar 240 ETH per pengguna. Protokol ini juga mengintegrasikan ZK Passport, sebuah modul verifikasi identitas berbasis zero-knowledge proof yang memungkinkan peserta membuktikan kelayakan mereka tanpa membocorkan data pribadi. Pendekatan ini memenuhi persyaratan compliance seperti pemeriksaan sanksi, namun tetap menjaga privasi pengguna.
Hasilnya melampaui ekspektasi. Lelang berhasil mengumpulkan 19.476 ETH, setara dengan sekitar $61,3 juta pada harga ETH saat itu. Total 16.741 peserta berpartisipasi, dengan setengah dari modal yang terkumpul berasal langsung dari anggota komunitas, bukan investor institusional. Ini menandai pergeseran signifikan dari model peluncuran token yang biasanya didominasi insider.
Harga akhir lelang menetap 59% di atas harga floor, sebuah hasil dari proses price discovery yang lambat dan adil di mana peserta memiliki waktu berhari-hari untuk memasukkan tawaran pada harga rata-rata yang lebih baik.
Pasca-lelang, Aztec mengalokasikan $26 juta atau sekitar 273 juta token AZTEC untuk membentuk liquidity pool (LP) awal di Uniswap. Token tetap terkunci hingga setidaknya 11 Februari 2026 bertepatan dengan governance tentang Token Generation Event (TGE). Jika proposal disetujui melalui governance onchain, 100% token yang terjual akan menjadi transferable.
Hingga akhir lelang, tercatat hampir 556 juta token AZTEC telah di-stake, menunjukkan komitmen jangka panjang dari komunitas. Validator yang ingin menjalankan node di jaringan Aztec diharuskan untuk mengunci 200.000 token AZTEC.
Kelebihan dan Kekurangan CCA
Continuous Clearing Auction hadir sebagai upaya merapikan kekacauan lama dalam mekanisme peluncuran token. Selama ini, momen peluncuran kerap berubah menjadi ajang adu cepat dan adu gas, di mana keuntungan lebih banyak ditentukan oleh kecepatan eksekusi ketimbang keyakinan terhadap nilai proyek. CCA memotong jalur itu. Tawaran disebar ke banyak blok, proses clearing berlangsung seragam, dan setiap partisipan diperlakukan setara dalam satu blok. Ruang bagi front-running, sniping, atau gas war menyempit dengan sendirinya.
Dalam desain ini, harga tidak dipaksa lahir dalam satu ledakan singkat. Pasokan token dilepas secara merata sepanjang durasi lelang, memberi waktu bagi pasar untuk bernapas dan berpikir. Penilaian tidak semata digerakkan oleh euforia sesaat, melainkan oleh permintaan yang tumbuh seiring pemahaman. Mekanisme semacam ini membuka jalan bagi penemuan harga yang lebih wajar, jauh dari pola pump-and-dump yang kerap membayangi token sale konvensional.
CCA juga menjawab soal klasik lain: likuiditas. Integrasi langsung dengan Uniswap v4 membuat token yang dilepas tak harus menunggu lama untuk diperdagangkan. Likuiditas terkunci sejak hari pertama, mengikuti harga yang ditemukan pasar selama lelang. Beban penyediaan likuiditas yang biasanya mahal dan terpisah menjadi satu proses yang lebih rapi, dengan slippage yang lebih terkendali dan kedalaman pasar yang lebih baik.
Di sisi lain, perhatian pada privasi tak diabaikan. Melalui integrasi ZK Passport, peserta dapat membuktikan kelayakan tanpa perlu membeberkan data pribadi ke ruang publik. Di tengah tekanan regulasi yang kian ketat, pendekatan ini menjadi kompromi penting antara kepatuhan dan perlindungan pengguna.
Sifat permissionless CCA membuatnya mudah direplikasi. Siapa pun dapat menggunakan protokol ini, sementara proyek diberi ruang untuk menyesuaikan parameter sesuai kebutuhan. Dari sini, CCA berpotensi tumbuh sebagai standar baru yang bisa dikembangkan bersama oleh ekosistem, bukan sekadar solusi satu proyek.
Tapi, seperti banyak inovasi di ranah DeFi, janji ini datang bersama catatan kaki. Kompleksitas smart contract selalu membawa risiko, dan volatilitas pasar tak pernah benar-benar bisa diprediksi. Audit dan pengujian berlapis tetap menjadi prasyarat sebelum mekanisme ini dipakai secara luas.
Konsep lelang dengan continuous clearing juga bisa menjadi batu ganjalan karena konsep ini bukan perkara sepele bagi pengguna awam. Tanpa edukasi yang memadai dan antarmuka yang ramah, keunggulan teknis bisa berubah menjadi hambatan partisipasi.


