Pengertian DAT dalam Kripto Beserta Contoh Perusahaannya

Volubit.id — Kripto bukan lagi sekadar tentang membeli dan menjual koin di aplikasi trading. Dunia aset digital kini telah menarik perhatian berbagai perusahaan besar yang tidak hanya menggunakan kripto untuk investasi, tetapi juga mengelolanya sebagai brankas modern untuk keuangan mereka.

Fenomena ini dikenal sebagai Digital Asset Treasury (DAT), sebuah strategi yang mengubah cara perusahaan menyimpan dan mengelola kekayaan mereka. Perusahaan ini tidak hanya menyimpan aset kripto, tetapi juga mengelolanya sebagai cadangan strategis. Fenomena ini menunjukkan bahwa kripto tak lagi dianggap sebagai permainan spekulan, melainkan alat manajemen keuangan serius dan terintegrasi dalam dunia korporasi.

Apa Itu DAT dalam Kripto?

Digital Asset Treasury (DAT) adalah perusahaan yang secara eksplisit menjadikan akumulasi aset digital (seperti BTC, ETH, SOL) sebagai strategi utama di neraca keuangannya. Berbeda dengan exchange (bursa) atau custodian (penyedia penyimpanan), DAT mengambil peran aktif dalam pembelian dan pengelolaan aset kripto untuk tujuan jangka panjang.

Berbeda dengan exchange yang menyediakan tempat jual-beli, atau kustodian yang hanya menjaga aset, DAT punya fungsi lebih luas. Mereka bisa membeli Bitcoin, Ethereum, atau aset digital lain untuk kemudian dicatat dalam neraca keuangan perusahaan. Aset ini dapat dijadikan cadangan nilai, digunakan sebagai modal operasional, atau bahkan dimanfaatkan dalam strategi investasi jangka panjang.

Tren perusahaan publik menyimpan kripto dalam bentuk treasury terus meningkat karena dianggap lebih tahan terhadap inflasi dan memberi citra inovatif bagi perusahaan.

Kenapa DAT Penting dalam Ekosistem Kripto?

Keberadaan perusahaan DAT memberi sejumlah dampak besar pada ekosistem kripto. Pertama, mereka menciptakan stabilitas. Ketika perusahaan besar memegang Bitcoin atau Ethereum dalam jumlah raksasa, hal ini menjadi jangkar kepercayaan di pasar. Investor ritel akan merasa lebih yakin, karena ada institusi yang “serius” masuk ke dunia ini.

Kedua, DAT berfungsi layaknya penyangga nilai. Aset digital yang mereka simpan bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan: sebagai cadangan menghadapi gejolak ekonomi, sebagai sumber pendanaan melalui penerbitan obligasi, atau bahkan sebagai jaminan untuk ekspansi bisnis.

Ketiga, dampaknya bagi publik adalah memperluas adopsi kripto. Saat perusahaan ternama mengumumkan kepemilikan Bitcoin atau Ethereum, masyarakat mulai melihat aset digital bukan lagi sesuatu yang asing. Perlahan, kripto masuk ke arus utama keuangan global.

Contoh Perusahaan DAT

Fenomena DAT bukan teori belaka. Beberapa perusahaan besar sudah melakukannya dengan strategi yang berbeda-beda.

1. MicroStrategy (Strategy Inc.)

MicroStrategy adalah perusahaan perangkat lunak yang berfokus pada analitik data dan intelijen bisnis sejak 1989. Sejak Agustus 2020, perusahaan yang dipimpin Michael Saylor ini mengadopsi Bitcoin sebagai aset cadangan utama untuk melindungi nilai dari inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Hingga akhir Agustus 2025, MicroStrategy tercatat memiliki sekitar 601.550 BTC senilai kurang lebih 70 miliar dolar AS (dengan harga Bitcoin sekitar 116.000 dolar AS per BTC). Strategi agresif ini didanai melalui penerbitan saham dan pembiayaan utang, menjadikan MicroStrategy sebagai pemegang Bitcoin terbesar di antara perusahaan publik.

Selain itu, perusahaan meluncurkan saham preferen seperti STRK dengan dividen 8% dan STRF dengan dividen 10% guna mendanai akumulasi Bitcoin lebih lanjut. Langkah tersebut membuat harga saham MicroStrategy melonjak hingga 690% dalam setahun terakhir, meski volatilitas tetap menjadi tantangan utama.

2. Metaplanet Inc.

Metaplanet awalnya adalah operator hotel, namun sejak 2024 bertransformasi menjadi perusahaan investasi yang fokus pada akumulasi Bitcoin. Strategi baru ini membuatnya dijuluki sebagai “MicroStrategy Asia.”

Perusahaan mulai membeli Bitcoin pada April 2024. Hingga akhir Agustus 2025, Metaplanet telah mengumpulkan 16.352 BTC, dengan nilai sekitar 1,9 miliar dolar AS. Sejak menerapkan strategi Bitcoin, saham Metaplanet melonjak lebih dari 2.300%, jauh mengungguli indeks Topix Jepang.

Metaplanet mengumpulkan dana sekitar 884 juta dolar AS melalui penjualan saham dan obligasi tanpa bunga. Target jangka panjangnya adalah memiliki hingga 210.000 BTC pada 2027. CEO Simon Gerovich juga berencana memanfaatkan BTC sebagai jaminan untuk akuisisi bisnis baru yang menghasilkan arus kas, seperti bank digital di Jepang.

3. SharpLink Gaming

SharpLink Gaming pada awalnya bergerak di bidang pemasaran digital dan teknologi gaming. Namun, pada Mei 2025, perusahaan ini melakukan pivot besar dengan menjadikan Ethereum sebagai aset cadangan utama, berkolaborasi dengan Consensys yang dipimpin Joseph Lubin, salah satu pendiri Ethereum.

Hingga awal Agustus 2025, SharpLink telah mengakumulasi 521.939 ETH senilai sekitar 1,9 miliar dolar AS, ditambah pembelian tambahan sebesar 83.561 ETH pada akhir Juli. Dari total aset tersebut, sekitar 95% distake pada jaringan Ethereum, menghasilkan imbal hasil pasif.

Sejak mengumumkan strategi ETH, saham SharpLink melonjak hingga 420%, meskipun sebelumnya sempat anjlok dari 40 dolar ke 9 dolar sebelum kembali naik ke level sekitar 16 dolar pada Juli 2025. Dengan akumulasi tersebut, SharpLink kini termasuk salah satu pemegang Ethereum terbesar di kalangan korporasi.

4. Bitmine Immersion Technologies

Bitmine mulanya dikenal sebagai perusahaan penambangan Bitcoin. Namun, mengikuti tren baru, sejak Juni 2025 perusahaan ini mengalihkan fokus ke akumulasi Ethereum sebagai aset treasury.

Hingga akhir Agustus 2025, Bitmine telah mengumpulkan sekitar 833.137 ETH, setara dengan 2,9 miliar dolar AS. Di bawah kepemimpinan Tom Lee, perusahaan menggalang dana sebesar 250 juta dolar AS melalui penempatan pribadi untuk mempercepat akumulasi ETH, dengan target jangka panjang hingga 6 juta ETH atau sekitar 5% dari total suplai.

Strategi Bitmine berfokus pada staking guna menghasilkan imbal hasil. Meski belum mencatatkan laba, saham Bitmine naik sekitar 480% sepanjang tahun 2025, mencerminkan optimisme pasar terhadap pergeseran strategi ini.

5. GameStop

GameStop, perusahaan ritel video game yang sempat menjadi fenomena “meme stock” pada 2021, juga terjun ke dunia aset digital. Pada Mei 2025, perusahaan mengumumkan pembelian Bitcoin sebagai aset treasury dengan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi konvertibel senilai 2,25 miliar dolar AS.

Hingga akhir Agustus 2025, GameStop telah memiliki sekitar 4.710 BTC, dengan nilai mencapai 546 juta dolar AS. CEO Ryan Cohen menyebut langkah ini sebagai bentuk lindung nilai terhadap devaluasi mata uang global sekaligus bagian dari transformasi strategis perusahaan.

Meskipun harga saham GameStop tetap berfluktuasi setelah pengumuman tersebut, langkah ini menegaskan upaya perusahaan untuk mencari relevansi baru di tengah perubahan cepat dalam industri ritel.

Bagaimana DAT Bekerja?

Cara kerja perusahaan DAT sebenarnya cukup sederhana. Tahap pertama adalah mengalokasikan dana, baik dari kas internal, penerbitan saham, maupun obligasi, untuk membeli aset digital seperti Bitcoin atau Ethereum. Setelah itu, aset disimpan menggunakan sistem keamanan tinggi, biasanya dalam wallet kripto multi-signature atau cold storage yang dinilai lebih aman karena terisolasi dari jaringan internet.

Kepemilikan aset digital tersebut kemudian dilaporkan secara transparan dalam neraca keuangan perusahaan. Dengan begitu, investor dan publik dapat menilai seberapa besar eksposur perusahaan terhadap aset kripto dan dampaknya bagi kondisi finansial mereka.

Tapi, DAT tidak berhenti pada kepemilikan pasif. Banyak yang menyusun strategi jangka panjang, misalnya menahan Bitcoin sebagai cadangan nilai, melakukan staking untuk memperoleh imbal hasil tambahan, atau menggunakan aset digital sebagai jaminan pembiayaan baru.

Dengan mekanisme ini, DAT berperan sebagai aktor aktif yang membantu membentuk ekosistem kripto global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *