Volubit.id — Gas fee merupakan salah satu istilah yang sering digunakan di dunia kripto. Istilah ini merupakan salah satu unsur penting dalam serangkaian proses transaksi aset kripto. Tanpa adanya gas fee, transaksi kripto mustahil dilakukan.
Lantas, apa itu gas fee?
Gas fee adalah biaya gas atau biaya transaksi yang harus dibayarkan pengguna saat mengirim aset kripto ke alamat dompet lain. Gas fee ini digunakan sebagai imbalan kepada validator transaksi yang memastikan transaksi kripto berjalan.
Istilah ini populer digunakan untuk menyebut satuan biaya transaksi di jaringan Ethereum. Walau begitu, gas fee ini tidak hanya ada di Ethereum, melainkan di berbagai jaringan blockchain yang memproses transaksi. Gas fee di setiap jaringan blockchain ini disebut dengan istilah yang berbeda. Ethereum dan Polygon misalnya, menyebut biaya transaksi ini sebagai gas fee. Sedangkan di jaringan lain, seperti Bitcoin, BNB, Tron, Avalanche, Soalna, Cardano, Polkadot, Fantom, dll. terminologi yang sering digunakan adalah fee atau transaction fee.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Gas fee bekerja dengan model insentifikasi. Artinya, gas fee merupakan ongkos insentif yang diberikan kepada pengguna jaringan kepada kontributor yang menjalankan dan mengamankan jaringan. Pengguna jaringan adalah mereka yang melakukan transaksi, sedangkan kontributornya orang yang menjalankan node validasi atau validator.
Validator merupakan pihak-pihak yang menjalankan program komputer khusus untuk memvalidasi transaksi blockchain. Untuk menjalankan proses tersebut, mereka perlu mengeluarkan modal untuk membeli, menjalankan, dan memelihara perangkat komputasi mereka saat bekerja untuk memastikan keamanan dan keakuratan jaringan blockchain.
Bila diilustrasikan secara lebih sederhana, pemberian gas fee dilakukan layaknya memberi ongkos kirim kepada kurir jasa antar barang. Pengirim harus membayar ongkos transaksi agar barang yang hendak ditransfer diterima ke alamat tujuan.
Harga Gas Fee
Gas fee di setiap jaringan blockchain berbeda-beda. Gas fee paling murah sejauh ini ada blockchain Bitgert dengan biaya nyaris 0 atau gratis. Sementara blockchain dengan gas fee paling tinggi adalah Ethereum. Biaya gas fee di jaringan Ethereum ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan blockchain lain seperti Binance Smart Chain, Cardano, Solana, Tron, Avalanche, atau Bitcoin.
Tinggi rendahnya harga gas fee ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah tingkat kepadatan lalu lintas (traffic) dalam jaringan. Semakin padat traffic jaringan, maka akan semakin tinggi biayanya. Ketika lalu lintas dan permintaan lebih rendah, maka biayanya akan menjadi lebih murah.
Contohnya, Justin akan mengirim 0,02 Ether (ETH) senilai Rp500.000 kepada Dadang. Karena jaringan sedang sibuk, standar gas fee yang harus dibayarkan mencapai 0.003 ETH atau Rp75.000. Di waktu berbeda, Justin kembali mentransfer ETH dalam jumlah yang sama kepada Dadang. Karena traffic jaringan rendah, gas fee yang dibebankan hanya 0.0006 ETH atau Rp15.000.
Faktor lainnya adalah kompleksitas transaksi. Semakin kompleks suatu transaksi, misalnya swap atau penukaran token standar ERC20 ke token BEP20 di decentralized exchange (DEX), biayanya akan lebih mahal ketimbang transfer dan swap token dengan standar yang sama.
Cara Tekan Harga Gas Fee
Pemilik aset kripto yang ingin mendapatkan gas fee lebih murah, bisa mencoba berbagai cara yang tersedia. Terutama bagi investor kecil yang ingin membeli koin-koin low cap yang tersedia di DEX. Cara-cara menekan biaya gas fee antara lain:
1. Hindari Jam Padat Traffic
Untuk mendapat gas fee yang tidak terlalu mahal, pengguna bisa bertransaksi saat traffic jaringan lengang. Hindari jam-jam sibuk trading di pasar Asia, Eropa, dan Amerika Serikat (AS). Biasanya, waktu yang pas untuk mendapat gas fee lebih murah adalah akhir pekan.
2. Setting Gas Price dan Gas Limit
Pengguna juga bisa mengatur settingan default gas fee yang ada di dompet kripto. Di MetaMask atau Trust Wallet misalnya, pengguna bisa mengatur Gas Price (GWEI) dan Gas Limit pada menu Advance. Untuk gas fee yang lebih murah, pengguna hanya perlu menurunkan Gas Price dan Gas Limit. Namun konsekuensinya proses transalsi akan memakam waktu lebih lama. Untuk mempercepat transaksi, pengguna bisa menaikkan penawaran Gas Price dan Gas Limit dengan konsekuensi biaya lebih mahal.
3. Gunakan Layer 2
Cara lainnya adalah menggunakan protokol layer 2. Layer 2 merupakan arsitektur jaringan yang dibangun di atas sebuah blockchain untuk membantu meningkatkan penskalaan, termasuk mempercepat dan mempermurah transaksi. Contoh protokol layer 2 yang sering dimanfaatkan menekan gas fee untuk transaksi di jaringan Ethereum adalah Polygon dan Arbitrum.
Perbedaan Gas Fee dan Trading Fee
Selain gas fee, transaction fee, atau fee, ada juga istilah lain yang digunakan untuk biaya transaksi kripto. Istilah tersebut adalah trading fee atau biaya perdagangan.
Trading fee, adalah biaya yang dibayarkan oleh trader saat membeli atau menjual aset kripto di bursa kripto. Trading fee biasanya dinyatakan sebagai persentase dari nilai transaksi. Biaya ini diperlukan bursa kripto sebagai salah satu sumber pendapatan.
Bila gas fee dibayarkan untuk mengirim atau menerima aset kripto di jaringan blockchain, trading fee dibayarkan saat membeli atau menjual aset kripto di bursa kripto.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang