Volubit.id — Impermanent loss adalah salah satu istilah yang banyak digunakan dalam dunia kripto. Istilah yang merujuk pada salah satu risiko investasi kripto ini kerap menjadi topik perbincangan di kalangan investor, khususnya penyedia likuiditas pada protokolDecentralized Finance (DeFi).
Pengertian Impermanent Loss
Impermanent loss merujuk pada kerugian yang dialami oleh investor kripto yang melakukan yield farming dengan menyediakan likuiditas berupa aset dalam liquidity pool (LP) protokol DeFi. Kerugian ini timbul lantaran harga aset yang dimasukkan mengalami perubahan.
Seturut istilahnya, kerugian ini disebut “impermanent” atau tidak permanen. Impermanent loss biasanya digunakan merujuk pada kerugian tidak langsung akibat kenaikan harga aset yang disimpan dalam LP, ada di bahaw level profit maksimal jika aset tersebut hanya disimpan atau dihold.
Kerugian ini terjadi saat harga aset yang disetor ke LP mengalami kenaikan signifikan. Secara teoretis, portofolio nilai aset investor dalam LP akan tetap naik, namun profitnya tidak maksimal bila dibandingkan dengan hanya menyimpan aset tersebut. Kondisi ini terjadi lantaran mekanisme LP protokol DeFi yang selalu menyeimbangkan proporsi aset dalam pool akibat pergerakan harga.
Untuk memahami impermanent loss, kita perlu mengetahui bagaimana pool likuiditas berfungsi. Dalam platform DeFi seperti Uniswap atau SushiSwap, investor dapat menambahkan dua jenis aset atau lebih ke dalam pool atau LP untuk menyediakan likuiditas.
Sebagai contoh, LP ETH-USDC yang menyediakan likuiditas bagi perdaganag ETH ke USDC atau sebaliknya. Tanpa adanya likuiditas di pool, maka perdagangan kedua aset tidak mungkin terfasilitasi.Sebagai imbalannya, penyedia likuiditas mendapatkan bagian dari biaya transaksi yang dihasilkan dari perdagangan tersebut.
Selain mendapatkan bagian dari biaya transaksi, protokol DeFi sering kali menyediakan imbalan tambahan dalam bentuk Annual Percentage Yield (APY) atau keuntungan investasi tahunan. Imbalan ini bisa datang dalam bentuk token tambahan bagi penyedia likuiditas.
Impermanent loss terjadi karena perubahan harga aset yang disimpan dalam LP. Ketika harga aset naik atau turun secara signifikan, pool likuiditas harus menyeimbangkan kembali proporsi aset, yang dapat mengakibatkan kerugian jika harga berubah drastis. Sedangkan jika harga tetap stabil, kerugian ini tidak akan terjadi.
Pool DeFi sendiri memiliki mekanisme untuk menyeimbangkan total rasio likuiditas agar tetap konstan antara dua aset. Jika ada perubahan harga, maka mekanisme Automated Market Maker (AMM) akan bekerja untuk menyesuaikan jumlah masing-masing aset dalam pool.
Contohnya, jika harga ETH naik tajam, AMM akan dieksploitasi oleh trader arbitrase. Skema ini akan mengurangi jumlah ETH di dalam pool dan menambah jumlah USDC, sehingga harga proporsi nilai ETH dan USDC dalam pool tetap seimbang sesuai dengan harga terkini.
Contoh Impermanent Loss
Bangbang memutuskan untuk menyediakan likuiditas dalam LP ETH-USDC di Uniswap dengan rasio nilai 1:1. Artinya, bila Bangbang menyetor ETH senilai $1, maka ia juga harus menyetor senilai $1 USDC; ETH senilai $2 untuk $2 USDC; ETH senilai $5 untuk $5 USDC, dan seterusnya.
Pada saat deposit, Bangbang menyetor 1 ETH dan 3.500 USDC, dengan harga ETH sebesar $3.500 dan USDC $1 per unit. Total nilai depositnya adalah $7.000, dan dia memiliki 1% dari total likuiditas pool yang bernilai $700.000 pada saat itu.
Setelah 4 bulan, harga ETH meningkat menjadi $5.000. Seiring dengan kenaikan harga ini, trader arbitrase akan menambahkan USDC ke pool dan mengeluarkan ETH untuk menyeimbangkan rasio antara ETH dan USDC dalam pool agar sesuai dengan harga pasar baru. Akibatnya, pool yang sebelumnya berisi 100 ETH dan 350.000 USDC kini menjadi 80 ETH dan 400.000 USDC.
Bangbang memutuskan untuk menarik likuiditasnya, yang kini berjumlah 0,8 ETH dan 4.000 USDC, dengan total nilai $8.000. Jika Bangbang hanya meng-hodl okennya tanpa memberikan likuiditas, nilai 1 ETH dan 3.500 USDC pada harga baru adalah $8.500. Dengan demikian, Bangbang mengalami kerugian tidak permanen sebesar $500 ($8.500 – $8.000) akibat perbedaan antara nilai penarikan dan nilai HODL.
Dalam periode yang sama, Bangbang juga memperoleh imbalan dari menyediakan likuiditas dengan APY sebesar 10%. Imbalan untuk 4 bulan dihitung sebesar $233,33, berdasarkan nilai awal deposit $7.000. Namun, kerugian tidak permanen yang dialaminya lebih besar daripada imbalan yang diperoleh, yaitu $500 dibandingkan dengan $233,33.
Karena itu, Bangbang mengalami kerugian bersih sebesar $266,67 setelah mempertimbangkan imbalan dari APY. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada imbalan dari memberikan likuiditas, kerugian tidak permanen dapat melebihi keuntungan yang diperoleh dari imbalan tersebut, sehingga Bangbang berakhir dengan kerugian bersih.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang