Volubit.id — Kepercayaan dan transparansi menjadi dua pilar utama yang menentukan reputasi sebuah bursa kripto terutama di tengan persaingan yang semakin ketat. Setelah beberapa insiden yang mengguncang industri ini, terutama setelah kejatuhan FTX, muncul kebutuhan mendesak untuk mekanisme yang dapat memastikan bahwa aset digital milik pengguna benar-benar disimpan dengan aman oleh platform yang menawarkannya. Di sinilah konsep Proof of Reserves (PoR) memainkan peran penting.
Apa Itu Proof of Reserves?
Secara sederhana, Proof of Reserves adalah metode audit yang digunakan oleh bursa kripto untuk membuktikan bahwa mereka memiliki cadangan aset yang sesuai dengan jumlah saldo milik pengguna. Dengan kata lain, ini adalah cara bagi platform untuk menunjukkan bahwa dana yang dititipkan oleh pengguna tidak dipinjamkan, dialihkan, atau digunakan untuk keperluan lain tanpa izin.
Bursa yang menerapkan PoR secara rutin melakukan audit dengan bantuan pihak ketiga independen. Audit ini memeriksa apakah total saldo yang tercatat di sistem benar-benar memiliki cadangan yang sesuai. Jika bursa menyatakan memiliki 10.000 BTC dalam saldo pengguna, maka audit PoR akan membuktikan apakah 10.000 BTC tersebut benar-benar tersedia dalam cadangan bursa.
Bagaimana Cara Kerja Proof of Reserves?
Proof of Reserves bekerja dengan prinsip dasar sederhana: membuktikan bahwa bursa atau penyedia layanan kripto memiliki aset yang cukup untuk memenuhi kewajibannya terhadap para pengguna. Namun, prosesnya melibatkan teknologi dan mekanisme kriptografi yang cukup kompleks agar data tetap transparan, aman, dan tidak mudah dimanipulasi.
Langkah pertama dalam PoR adalah pengumpulan data saldo pengguna. Bayangkan hal tersebut seperti rincian daftar panjang nama nasabah bank beserta jumlah uang mereka di rekening. Alih-alih membocorkan rincian saldo setiap pengguna secara terbuka, bursa menyusun data ini dalam bentuk digital yang lebih aman menggunakan struktur bernama Merkle Tree.
Untuk pemahaman lebih jauh, Merkle Tree dapat dibayangkan seperti pohon keluarga yang bercabang-cabang. Setiap saldo pengguna diibaratkan sebagai daun di ujung cabang pohon. Cabang-cabang ini kemudian digabungkan menjadi simpul yang lebih besar dengan cara menghitung nilai hash-nya.
Hash adalah semacam sidik jari digital yang unik untuk setiap data. Dengan menggabungkan semua simpul menjadi satu cabang utama, terbentuklah satu nilai unik di puncak pohon yang disebut Merkle Root. Nilai ini dapat digunakan untuk memverifikasi seluruh data tanpa harus membuka informasi saldo individu.
Setelah Merkle Root dihitung, auditor independen akan memverifikasi apakah total saldo yang tercatat sesuai dengan jumlah aset yang benar-benar dimiliki bursa di blockchain, yang berfungsi seperti buku kas digital raksasa dan terbuka untuk umum, di mana siapa saja bisa memeriksa apakah sebuah wallet benar-benar menyimpan saldo tertentu. Auditor akan mencocokkan saldo yang ada di blockchain dengan kewajiban bursa berdasarkan Merkle Root.
Selanjutnya, laporan Proof of Reserves diterbitkan kepada publik. Laporan ini bukan hanya klaim semata, tetapi berisi Merkle Root yang memungkinkan pengguna memverifikasi bahwa saldo mereka benar-benar termasuk dalam perhitungan audit tanpa mengungkapkan jumlah sebenarnya. Jika diumpamakan, ini mirip seperti memberikan nomor lotere unik kepada setiap pengguna yang hanya mereka yang tahu, tetapi semua nomor bisa diverifikasi bahwa telah tercatat dalam daftar besar tanpa perlu menyebutkan nama.
Keunggulan utama dari mekanisme ini adalah transparansi tanpa mengorbankan privasi. Pengguna dapat merasa aman bahwa dana mereka tercatat dalam audit, sementara bursa tidak perlu membeberkan rincian keuangan setiap pengguna secara terbuka. Meski begitu, PoR juga memiliki keterbatasan. Misalnya, audit ini tidak bisa menjamin bahwa aset tidak akan dipindahkan atau digunakan untuk tujuan lain setelah laporan PoR diterbitkan.
Kenapa Proof of Reserves Penting?
Dalam sistem keuangan tradisional, bank dan lembaga keuangan biasanya diawasi oleh regulator yang memastikan mereka memiliki cadangan yang cukup. Namun, dalam dunia kripto yang sifatnya lebih terbuka dan tanpa perantara, pengawasan seperti itu belum sepenuhnya diterapkan.
Itulah mengapa PoR menjadi sangat penting. Dengan adanya sistem ini, pengguna bisa lebih percaya bahwa bursa tidak bermain curang dengan dana mereka. Sebab, kasus seperti yang dialami FTX terjadi karena bursa tersebut menggunakan dana pelanggan untuk keperluan lain tanpa memiliki cadangan yang cukup.
Bursa yang menerapkan PoR dengan baik bisa mendapatkan kepercayaan lebih besar dari penggunanya. Ini juga bisa menjadi standar baru dalam industri, memaksa platform lain untuk lebih transparan dalam pengelolaan dana pengguna.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang