Perbedaan APY dan APR Serta Bagaimana Rumus Hitungnya

Volubit.id — Dalam dunia investasi, termasuk di pasar kripto, dua istilah ini sering berseliweran: APY dan APR. Bagi banyak orang, terutama yang baru terjun ke dunia ini, kedua istilah itu terdengar mirip dan sekilas tampak punya arti yang sama. Sama-sama soal keuntungan, sama-sama soal berapa banyak yang bisa didapat dari modal yang ditanam.

Tapi kalau dibedah lebih dalam, APY dan APR sebenarnya berbicara dengan logika yang sedikit berbeda. Pemahaman soal ini menjadi penting agar investot tidak salah langkah dalam membaca peluang investasi.

Bayangkan kamu menabung di sebuah platform kripto. Jika platform itu menawarkan APR 10%, itu berarti selama satu tahun penuh, kamu akan mendapatkan keuntungan 10% dari jumlah yang kamu investasikan. Tidak lebih, tidak kurang.

APR, atau Annual Percentage Rate, hanya menghitung bunga dari modal awal, tanpa memperhitungkan tambahan bunga yang mungkin tumbuh dari bunga sebelumnya.

Sebaliknya, APY, atau Annual Percentage Yield, menghitung keuntungan dengan pendekatan berbeda. Ia memperhitungkan apa yang disebut sebagai bunga berbunga atau compounding. Artinya, setiap bunga yang didapatkan di tengah perjalanan tidak hanya disimpan, tapi juga ikut dihitung sebagai modal baru yang akan terus berkembang.

Dalam ilustrasi sederhananya, bunga melahirkan bunga, dan bunga yang baru itu pun ikut melahirkan bunga lagi, terus-menerus selama masa investasi berjalan.

Karena pendekatan itulah dalam kondisi angka bunga yang sama, APY hampir selalu terlihat sedikit lebih besar daripada APR. Misalnya, sebuah platform menawarkan APR 10%. Jika bunganya dicompound setiap hari, APY-nya bisa meningkat menjadi sekitar 10,5% per tahun. Walau perbedaannya terkesan tipis, dalam jangka panjang selisih kecil ini bisa berdampak besar terlebih jika modal yang ditanam cukup besar.

Rumus Perhitungan APR dan APY

Dari segi rumus, menghitung APR terbilang sangat simpel. Kamu cukup membagi total bunga setahun dengan pokok investasi awal. Contohnya, jika kamu menaruh 100 SOL dengan APR 10% di salah satu protokol DeFi, maka dalam setahun kamu akan memperoleh 10 SOL. Hasil akhirnya adalah saldo 110 SOL. Semua perhitungan tetap berbasis pada modal awal, tanpa mempertimbangkan akumulasi bunga di tengah jalan.

Sementara APY menggunakan rumus yang lebih rumit, karena ia memperhitungkan frekuensi bunga berbunga. Secara umum, rumus APY adalah:

APY = (1 + r/n)ⁿ – 1

Dalam rumus ini, r adalah tingkat bunga tahunan, dan n adalah jumlah periode compounding dalam setahun. Semakin sering bunga dicompounf (misalnya setiap bulan, minggu, hari, bahkan setiap jam di beberapa protokol DeFi), semakin tinggi nilai APY yang dihasilkan. Jadi, bukan hanya besar bunga yang penting, tetapi juga seberapa sering bunga itu diperhitungkan ulang.

Sebagai contoh, misalkan sebuah proyek staking menawarkan bunga 10% APR dan compounding dilakukan setiap bulan. Jika dihitung menggunakan rumus APY, hasil akhirnya kira-kira menjadi 10,47% dalam setahun. Jika compounding dilakukan setiap hari, angka APY bisa mendekati 10,52%.

Persentase angka ini akan terasa kecil di tahap awal. Namun dalam dunia investasi, akumulasi selisih seperti itu bisa membuat perbedaan yang besar setelah memakan waktu bertahun-tahun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *