Perjalanan Changpeng Zhao dari Pelarian ke Kanada Sampai Balik Jeruji Besi

Volubit.id — Anggota komunitas kripto mana yang tak kenal dengan nama Changpeng Zhao. Kesuksesannya membangun centralized exchange raksasa membuat pria yang dikenal dengan sebutan CZ ini masuk dalam jajaran tokoh penting dalam industri kripto.

CZ punya ‘blok genesis’-nya sendiri yang susah payah dibangun dari ketinggian nol. Namun, tak semua fase siklus akan menguntungkan, termasuk bagi dia yang kini tengah mengalami dinginnya ‘winter’ di balik jeruji besi.

Pelarian ke Kanada

CZ lahir pada 5 Februari 1977 di Provinsi Jiangsu, Cina. Ia bermigrasi bersama keluarganya ke Vancouver, Kanada, pada 1989, menyusul ayahnya, Shengkai, yang sudah terlebih dahulu terbang ke Negeri Pecahan Es itu untuk mengejar gelar doktor di University of British Columbia pada 1984.

Meski Shengkai seorang profesor, kehidupan keluarga CZ di Cina jauh dari kemapanan. Mereka harus pindah dan diasingkan ke wilayah pedesaan selama Revolusi Budaya di Cina.

Kepada Majalah Fortune Maret lalu, CZ mengaku jarang memakan daging. Baru di Kanada ia merasakan makanan-makanan yang enak dan layak.

Untuk pergi ke negara itu pun ia harus mengantre di depan Kedutaan Besar Kanada untuk Cina selama tiga hari demi mendapatkan visa. CZ termasuk beruntung karena berhasil mendapatkan visa untuk hengkang dari negara asalnya.

CZ dan keluarganya hijrah tepat setelah terjadi “Insiden 6/4”, unjuk rasa besar-besaran mahasiswa di Tiananmen Square, Beijing. Peristiwa berdarah yang berlangsung pada 15 April hingga 4 Juni 1989 ini menewaskan lebih dari 200 orang dan membuat ribuan lainnya terluka.

Kehidupan awalnya di Vancouver juga tidak mudah. Menurut Business Insider, CZ sempat bekerja di sebuah kedai McDonald’s selama dua tahun di usianya yang masih 14 tahun. Ia juga pernah menjadi pegawai pom bensin Chevron dan bahkan menjadi wasit voli demi mengumpulkan pundi-pundi uang.

Dia pertama kali mengenal komputer ketika sang ayah membeli sebuah komputer DOS 286 seharga $7.000. Ketertarikannya pada komputer membuatnya memutuskan untuk menekuni pemrograman dan lulus dengan gelar sarjana ilmu komputer dari Universitas McGill Kanada.

Pekerjaan pertamanya setelah lulus adalah kontraktor di Bursa Efek Tokyo. Ia kemudian menjadi kepala Tradebook Futures Development di Bloomberg Professional Services dari 2001 hingga 2005. Kariernya di industri kripto dimulai saat ia menjabat sebagai kepala pengembangan di Blockchain.info pada 2013.

CZ kemudian kembali ke Cina pada 2015 untuk mendirikan Bijie Tech, perusahaan penyedia layanan cloud untuk exchange kripto. Namun, pada 2017, Pemerintah Cina memutuskan untuk melarang operasional exchange kripto, yang membuat Bijie Tech harus kehilangan banyak klien dan gulung tikar.

Tak jera, CZ justru ‘menantang’ Pemerintah Cina dengan mendirikan centralized exchange (CEX) Binance pada Juli 2017. Baru beberapa minggu berjalan, Binance sudah harus ditutup karena larangan itu.

Lisensi pendirian exchange ini kemudian dipindahkan ke Pulau Cayman, tanpa kantor pusat, dengan karyawan yang tersebar hampir di seluruh dunia. Baru pada April 2024 ini CEO baru Binance Richard Teng mempertimbangkan Binance untuk mendirikan kantor pusat.

Binance tumbuh sangat pesat dan berhasil menjadi CEX terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan. Menurut CoinMarketCap, volume perdagangan hariannya per Juni 2024 menyentuh angka Rp351 triliun dengan lebih dari 150 juta pengguna di seluruh dunia.

Kesuksesan Binance membawa CZ masuk ke dalam daftar salah satu orang terkaya di dunia versi Bloomberg.  Bloomberg memperkirakan, CZ pernah mencapai puncak kejayaan dengan kekayaan bersih sekitar $95,5 miliar pada 2023 lalu.

Per Maret 2024, kekayaan CZ turun menjadi $39,6 miliar. Namun ia masih bertengger dalam daftar orang terkaya, tepatnya di urutan ke-35.

Jumlah kekayaan itu tidak termasuk kepemilikan kriptonya karena meski ia dilaporkan memiliki Bitcoin (BTC) dan Binance Coin (BNB), tetapi jumlahnya tidak diketahui.

CZ memang dikenal jarang mengumbar kehidupan pribadinya. Ia disebut belum pernah menikah tetapi dikabarkan telah memiliki beberapa anak. Pria berkepala plontos itu juga hampir tidak pernah flexing seperti miliarder pada umumnya.

Dia selalu memilih negara ramah kripto untuk ditinggali. Pada periode 2019 hingga 2021, ia dilaporkan tinggal di Singapura, yang pemerintahannya menggelontorkan dana ratusan juta dolar untuk industri aset digital.

Ia kemudian pindah ke Dubai sejak akhir 2021. Di wilayah yang juga ramah kripto ini ia disebut memiliki sebuah apartemen dan sebuah minivan. Benar-benar sederhana untuk seorang bos besar.

Binance yang Kontroversial

Namun, perjalanan CZ dengan Binance jauh dari kata mulus. Perusahaan raksasa itu terjerembab ke dalam kubangan kontroversi yang bahkan sampai harus dilepaskan pendirinya.

Binance kerap dituding memiliki afiliasi dengan Pemerintah Cina. Tak terhitung berapa kali CZ membantah dan menegaskan bahwa perusahaannya tidak beroperasi di Cina dan ia sendiri merupakan warga negara Kanada meski di tubuhnya mengalir darah Tiongkok.

Exchange tersebut juga menjadi sorotan pada 2018 karena dijadikan media transaksi kripto oleh trader Iran yang tengah berada di bawah sanksi AS. Binance telah meminta para trader itu untuk melikuidasi kepemilikan kripto mereka pada November 2018, namun hingga September 2021, masih ada trader nakal dari Iran yang memanfaatkan Binance.

Kontroversi lainnya terjadi pada Oktober 2022 saat Binance Bridge diretas dengan kerugian hingga $570 juta dalam bentuk mata uang kripto. Peretasan tersebut cukup menggemparkan dan dianggap sebagai salah satu yang terbesar dalam industri ini.

CZ dan Binance juga menjadi target Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS setelah dituduh melakukan penggelembungan volume perdagangan, tidak membatasi nasabah AS dari platformnya, dan tidak melakukan pengawasan yang benar. Binance bahkan disebut telah memfasilitasi perdagangan beberapa token yang masuk dalam kategori sekuritas tidak terdaftar.

Puncaknya, pada Maret 2023, Komisi Perdagangan dan Komoditas Berjangka (CTFC) AS menggugat CZ, Binance, dan eks kepala divisi kepatuhan Binance, Samuel Lim, atas tudingan melanggar peraturan perdagangan.

CTFC mengatakan, Binance tidak mewajibkan pelanggan untuk menyertakan kartu identitas saat mendaftar. Exchange tersebut juga tidak menerapkan prosedur kepatuhan dasar dan bahkan membiarkan pencucian uang dilakukan di dalam platformnya oleh kelompok-kelompok penjahat.

Pada November 2023, CZ mengaku bersalah atas tuduhan pencucian uang dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Binance. Posisinya digantikan Richard Teng, yang sebelumnya menjabat sebagai global head of regional markets Binance.

Pada April 2024, Departemen Kehakiman AS menuntut CZ dengan hukuman tiga tahun penjara dan denda sebesar $50 juta. Dalam sidang vonis yang digelar akhir April, hakim memvonis CZ dengan hukuman empat bulan penjara.

Baca kasus hukum Changpeng Zhao di SINI.

Karena baru menjalani hukuman pada 1 Juni, diperkirakan CZ akan menghirup udara bebas pada awal Oktober 2024. Meski mungkin ia tak lagi ada dalam jajaran direksi Binance, komunitas kripto sangat menanti-nanti gebrakan terbarunya di industri ini selepas bebas dari jeruji besi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *