Perusahaan Treasury Digital Serok Kripto Rp700 Triliun Sepanjang 2025, Separuhnya di Kuartal 3

Volubit.id — Gelombang investasi institusional di dunia kripto semakin deras. Data terbaru menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan pengelola aset digital atau Digital Asset Treasury Companies (DATCos) telah menggelontorkan sedikitnya $42,7 miliar atau setara ebih dari Rp700 triliun sepanjang 2025 untuk membeli aset kripto. Menariknya, lebih dari separuh jumlah tersebut, sekitar $22,6 miliar, dihabiskan hanya dalam tiga bulan terakhir, tepatnya pada kuartal ketiga tahun ini.

Catatan ini menjadikan kuartal ketiga 2025 sebagai periode paling agresif bagi akumulasi kripto oleh DATCo, melampaui rekor sebelumnya. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana institusi keuangan kini mulai memperlakukan kripto bukan lagi sebagai aset spekulatif, melainkan bagian dari strategi keuangan jangka panjang.

Data Coingecko menunjukkan bahwa dari total pembelanjaan kuartal ketiga itu, sekitar $10,8 miliar atau 47, berasal dari perusahaan yang fokus pada altcoin, yaitu aset kripto selain Bitcoin. Meski demikian, perusahaan yang berfokus pada Bitcoin masih mendominasi pasar dengan selisih besar. Sejak awal tahun, DATCo berbasis Bitcoin telah menghabiskan sedikitnya $30 miliar untuk membeli BTC, mewakili 70,3% dari seluruh pembelian kripto korporat sepanjang 2025.

Ethereum menempati posisi kedua sebagai aset yang paling banyak dikoleksi oleh perusahaan treasury digital. Total pembelian Ethereum sepanjang tahun ini mencapai $7,9 miliar, dengan sebagian besar transaksi, sekitar $7,1 miliar, terjadi pada bulan Agustus. Selain Bitcoin dan Ethereum, aset lain seperti Solana (SOL), Binance Coin (BNB), WLFI, serta token-token berkapitalisasi kecil menyumbang 11,2% dari total pembelian tahun ini. Meski porsinya masih kecil, CoinGecko memperkirakan bagian altcoin akan meningkat seiring makin banyaknya DATCo yang berorientasi ke aset di luar dua besar itu.

Secara keseluruhan, Bitcoin dan Ethereum tetap menjadi fondasi utama kepemilikan aset digital oleh perusahaan. Sejak pertama kali muncul pada 2017 lewat perusahaan tambang kripto Hut 8 Mining Corp yang terdaftar di Bursa Toronto, konsep DATCo terus berevolusi. Pada periode 2017–2020, perusahaan tambang mendominasi kategori ini. Baru pada Agustus 2020, muncul perusahaan murni seperti Strategy yang sepenuhnya berfokus pada pengelolaan aset digital.

Per Oktober 2025, total kepemilikan kripto yang tercatat di neraca perusahaan-perusahaan DATCo mencapai $137,3 miliar, naik 139,6% dibanding awal tahun. Dari 142 perusahaan yang teridentifikasi, sebanyak 113 atau hampir 80% memiliki Bitcoin sebagai aset utama, sementara hanya 15 yang memegang Ethereum dan 10 yang menyimpan Solana. Berdasarkan nilai dolar, Bitcoin menguasai 82,6% total kepemilikan kripto korporasi, disusul Ethereum dengan 13,2% dan Solana 2,1%.

Secara geografis, Amerika Serikat menjadi pusat utama perkembangan DATCo dengan 60 perusahaan atau 43,5% dari total. Kanada berada di posisi kedua dengan 19 perusahaan, disusul Tiongkok dengan 10. Jepang memang hanya memiliki delapan DATCo, tetapi menonjol karena menjadi rumah bagi Metaplanet, perusahaan DATCo terbesar kelima di dunia sekaligus yang terbesar di luar Amerika Serikat.

Dalam daftar perusahaan dengan kepemilikan kripto terbesar, Strategy menduduki posisi teratas dengan total $70,7 miliar dalam bentuk Bitcoin, atau sekitar 3,05% dari seluruh suplai Bitcoin yang beredar. Posisi ini membuat Strategy menguasai hampir setengah dari seluruh aset digital yang dimiliki perusahaan-perusahaan DATCo di dunia.

Tiga dari 15 DATCo terbesar, yakni BitMine Immersion, Sharplink, dan Forward Industries, berfokus pada altcoin. Ketiganya baru masuk ke kategori tersebut setelah pertengahan 2025. Dari 15 besar, hanya tiga yang berasal dari sektor tambang kripto. Sebagian besar lainnya merupakan perusahaan yang memang bergerak di industri aset digital, dengan Tesla menjadi satu-satunya perusahaan non-kripto dalam daftar itu.

Pertumbuhan jumlah DATCo sangat cepat. Dari hanya empat perusahaan pada awal 2020, kini jumlahnya melonjak menjadi 142 pada Oktober 2025, dengan 76 di antaranya baru berdiri tahun ini. Lonjakan itu menegaskan bahwa adopsi kripto oleh institusi semakin luas, dan aset digital kini telah menjadi bagian penting dari strategi treasury korporasi di seluruh dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *