Polygon Cabut Proposal Bridged Stablecoin untuk Yield, Kritik Keras Sikap Aave

Volubit.id — Komunitas Polygon akhirnya memutuskan untuk menolak proposal usulan untuk menggunakan lebih dari $1 miliar stablecoin yang tersimpan di canonical bridge Polygon Proof-of-Stake (PoS) demi menghasilkan yield. Usulan penggunaan duit nganggur tersebut sebelumnya diajukan oleh Allez Labs bersama protokol DeFi Morpho dan Yearn, namun mendapat sambutan panas dari protokol lending/borrowing terbesar Aave.

Usulan Polygon Improvement Proposals (PIP) yang diajukan pada 13 Desember 2024 ini semula bertujuan memanfaatkan sekitar $1,3 miliar bridged stablecoin untuk dimasukkan ke dalam pool yield farming. Namun, proposal ditolak lantaran komunitas mengkhawatirkan risiko keamanan dan tidak adanya mekanisme pilihan bagi pengguna yang terpengaruh.

“Kendati proposal tersebut mencakup langkah-langkah keamanan, banyak anggota komunitas menyuarakan kerisauan tentang kurangnya mekanisme keterlibatan – sebuah kekhawatiran yang wajar. Mengingat kekhawatiran komunitas terhadap usulan PIP, kecil kemungkinan proposal ini akan berprogres,” demikian pernyataan Polygon.

Sebelumnya, komunitas Aave membuat proposal tandingan untuk menyingkirkan Polygon di protokol mereka. Proposal yang terbit pada 16 Desember ini mengajukan rencana pembekuan kolateral pada sejumlah token seperti USD Coin Bridged (USDC.e), Wrapped Ether (wETH), Wrapped Staked Ether (wstETH), Wrapped Bitcoin (WBTC), Aave (AAVE), Chainlink (LINK), hingga stablecoin seperti Tether (USDT), Euro Stasis (EURS), dan DAI.

Hubungan Polygon dan Aave Memanas

Cofounder Polygon, Sandeep Nailwal, mengapresiasi penolakan komunitas tersebut sebagai keberhasilan tata kelola Polygon. Namun, ia juga mengkritik keras manuver Aave terkait proposal penggunaan dana stablecoin nganggur tersebut. Nailwal menyebut tindakan Aave yang mengancam menghentikan operasional mereka di Polygon merupakan langkah anti kompetisi dan bertentangan dengan semangat Web3.

Lebih jauh, Nailwal menuduh Aave berupaya merusak ekosistem DeFi Polygon demi menghambat pertumbuhan kompetitor mereka, Morpho. Menurut Nailwal, tanggapan dari Aave yang memunculkan proposal tandingan justru menunjukkan tindakan yang tidak etis. Nailwal menyatakan sebelumnya Aave sendiri sempat melobi agar dana tersebut digunakan untuk platform mereka.

“Ketika Morpho mendapatkan dukungan komunitas, Aave malah mengancam menghentikan deployment mereka di Polygon,” ujar dia.

Langkah ini, menurut Nailwal, tidak hanya mengganggu pengguna, tetapi juga mencederai prinsip desentralisasi yang menjadi inti dari Web3. Namun demikian, Nailwal menambahkan bahwa Polygon tetap terbuka untuk dialog positif dengan semua pihak, termasuk Aave dan Morpho.

Cofounder Aave, Stani Kulechov, memberikan tanggapan atas tudingan miring Nailwal. Kulechov membantah tuduhan bahwa Aave bertindak tidak adil atau anti-kompetitif. Ia menjelaskan bahwa Aave hanya ingin memastikan keamanan dana pengguna dan menghindari risiko tambahan yang disebabkan oleh pihak ketiga (Morph dan Yeran) tanpa persetujuan DAO Aave.

Dia menyebut Polygon mencoba menyalahkan Aave atas kegagalan proposal mereka, meskipun komunitas Polygon sendiri sebenarnya yang merasa tidak nyaman dengan usulan tersebut.

“Framing proposal DAO Aave sebagai perilaku anti-kompetitif adalah tidak akurat dan mengalihkan perhatian dari isu sebenarnya: keamanan pengguna. Mewarisi risiko dari protokol pihak ketiga tanpa persetujuan DAO bukanlah sesuatu yang diminati oleh DAO Aave,” demikian Kulechov.

Ia juga menegaskan bahwa Aave sebenarnya memiliki infrastruktur yang fleksibel untuk mendukung kebutuhan pasar tertentu. Jika Polygon ingin mengelola investasi stablecoin mereka dengan lebih aman, Aave dapat menyediakan solusi yang sesuai. Namun, alih-alih mengambil langkah itu, Polygon justru memilih untuk memutar narasi dan menyalahkan Aave.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *