Polymarket Tuai Kontroversi Buka Taruhan Perang Hizbullah, Picu Debat Etis

Volubit.id — Bursa taruhan berbasis kripto terbesar di dunia, Polymarket, memicu kontroversi lantaran membuka sejumlah produk taruhan terkait Hizbullah. Bahkan Polymarket membuat seksi khusus Hizbullah yang mayoritas berisi prediksi letusan perang di kawasan Timur Tengah.

Dalam sebuah tangkapan layar yang dibagikan pengguna, seksi atau rubrik khusus Hizbullah tersebut berisi taruhan ihwal perang, seperti rencana invasi Israel ke Lebanon, serangan Iran ke Israel, gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel, hingga serangan militer Amerika Serikat (AS) ke Lebanon dan Iran.

Keberadaan taruhan ini menuai kritik dari sejumlah pihak yang menganggap Polymarket telah mempermainkan isu sensitif seperti konflik bersenjata, seolah-olah perang bisa dijadikan ajang taruhan seperti pertandingan olahraga.

“Terasa keliru bahwa Polymarket memiliki seksi taruhan Hizbullah yang membuat perang terlihat seperti pertandingan sepak bola untuk dipertaruhkan,” tulisnya.

Setelah kontroversi mencuat, rubrik Hizbullah tersebut berganti nama menjadi Timur Tengah. Dalam keterangannya, Polymarket berdalih bahwa platform mereka berupaya menghimpun pengetahuan dan pendapat banyak orang untuk membuat perkiraan yang lebih akurat tentang peristiwa-peristiwa penting. Hal ini dianggap lebih efektif ketimbang sumber berita tradisional seperti TV atau media sosial seperti Twitter, yang bisa jadi hanya mendengungkan suara segelintir pihak.

Kabar ini juga mendapat tanggapan dari dedengkot komunitas kripto. Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, dan Penghubung Komunitas Chainlink, Zach Rynes, bahkan terlibat diskusi cukup panjang terkait problem etik taruhan prediksi perang ini. Diskusi mereka di Twitter menyentuh isu etika terkait pasar prediksi.

Vitalik Buterin menyatakan dukungannya terhadap keberadaan pasar prediksi perang tersebut. Dukungan Vitalik didasarkan pada argumen bahwa pasar tersebut dapat berfungsi sebagai alat bagi publik untuk melihat prediksi yang lebih realistis, akurat, dan bebas manipulasi elit atau opinion leader.

“Di Twitter dan internet, ada berbagai macam orang (termasuk elit) yang membuat prediksi berbahaya dan tidak akurat tentang konflik, dan kemampuan untuk melihat apakah orang-orang yang benar-benar terlibat berpikir sesuatu memiliki peluang 2% atau 50% adalah fitur berharga yang dapat membantu menjaga kewarasan orang,” katanya.

Dia memandang taruhan ini bukan soal menghasilkan uang dari kejadian buruk, melainkan menciptakan lingkungan di mana opini memiliki konsekuensi, baik bagi orang yang menyebarkan ketakutan tidak beralasan maupun mereka yang bersikap terlalu santai.

Vitalik mendukung keberadaan Polymarket dengan alasan bahwa platform tersebut dapat berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan perspektif yang lebih objektif tentang konflik. Vitalik menyatakan dukungannya terhadap keberadaan Polymarket, dengan alasan bahwa platform tersebut memungkinkan publik melihat prediksi yang lebih realistis dan akurat.

Zach Rynes sendiri mengambil sudut pandang yang berbeda. Ia khawatir pasar prediksi dapat menciptakan situasi berbahaya, seperti aksi pembunuhan atau invasi untuk mempengaruhi hasil taruhan agar sesuai prediksi pihak tertentu. Kondisi ini bisa saja terjadi terutama jika ceruk pasar taruhan tersebut memiliki likuiditas besar dan melibatkan peristiwa yang bisa dipengaruhi oleh orang-orang yang terlibat. Menurut Zach, pasar ini tidak bisa dianggap sebagai pengamat pasif. Kehadiran pasar juga dinilai akan mempengaruhi hasil peristiwa.

“Ini adalah contoh ekstrem, tetapi setiap pasar prediksi tentang peristiwa yang bisa dipengaruhi akan mulai mendorong tindakan atau mensubsidi hal yang tak terhindarkan jika cukup likuid, bahkan jika itu bukan niat awalnya. Jika pasar ini diperdagangkan dengan likuiditas lebih dari $100 juta, apakah itu akan mengubah hasilnya? Mungkin tidak, tetapi jika diperdagangkan secara internal, apakah itu tidak akan mensubsidi perang?” tulis Zach.

Vitalik setuju dengan kekhawatiran Zach, namun ia merasa bahwa skala pengaruh pasar prediksi masih jauh dari mencapai titik yang berbahaya. Ia juga mendukung ide untuk menambahkan batasan lunak berbasis ukuran pada Polymarket, dengan cara meningkatkan biaya taruhan ketika ukuran mendekati batas maksimal. Tujuan dari peningkatan biaya ini adalah untuk memperlambat pertumbuhan pasar yang terlalu besar dan mencegah dampak negatif dari pasar prediksi dengan likuiditas raksasa, seperti risiko insider trading untuk mendorong konflik atau peristiwa tertentu.

Walau demikian, Zach tetap skeptis terhadap solusi semacam itu.Menurutnya, masalah ini tidak bisa hanya diselesaikan dengan menetapkan batasan atau menaikkan biaya ketika pasar. Sebaliknya, Rynes percaya bahwa solusi yang lebih efektif harus berasal dari norma sosial, seperti asas kelayakan Environmental, Social, and Governance (ESG) di pasar tradisional. Platform taruhan atau pasar prediksi seperti Polymarket dinilai tidak hanya berdasarkan keuntungan finansial, tetapi juga dampak sosial dan lingkungan dari operasional mereka.

“Solusinya mungkin akan harus bersifat sosial, menurut saya, semacam stigma terhadap pasar seperti itu yang melampaui ukuran agregat tertentu, mirip dengan ESG di pasar keuangan,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *