Volubit.id — Polymarket, platform pasar prediksi kripto yang tengah naik daun, akhirnya mengonfirmasi rencana peluncuran token aslinya, POLY, lengkap dengan distribusi sebagian token melalui airdrop bagi para penggunanya.
Kabar ini disampaikan langsung oleh Chief Marketing Officer (CMO) Polymarket, Matthew Modabber, dalam podcast Degenz Live. “Akan ada token, akan ada airdrop,” ujar Modabber.
Namun, peluncuran tersebut tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Menurut Modabber, Polymarket saat ini lebih memprioritaskan kembali ke pasar Amerika Serikat (AS) setelah absen selama tiga tahun karena masalah regulasi.
“Kami bisa saja meluncurkan token kapan pun, tapi kami ingin melakukannya dengan matang. Kami ingin token ini punya utilitas nyata, berumur panjang, dan tetap relevan selamanya. Itu standar yang kami tetapkan untuk diri kami sendiri dan saya pikir itu juga yang diharapkan komunitas dari kami,” ungkap Modabber.
Polymarket diketahui sedang menjadi pusat perhatian di tengah meningkatnya minat terhadap taruhan berbasis peristiwa (event-based betting). Saat ini, platform tersebut telah memiliki lebih dari 1,35 juta trader aktif dan mencatat volume perdagangan bulanan mencapai $1,4 miliar.
Menurut Modabber, peluncuran token POLY akan berjalan seiring dengan relaunch Polymarket di AS. Langkah strategis ini diyakini dapat membuka potensi pertumbuhan lebih besar lagi.
“Kenapa harus buru-buru meluncurkan token, kalau kami harus lebih dulu memprioritaskan aplikasi di Amerika? Setelah operasional di AS berjalan stabil, barulah kami akan berfokus pada peluncuran token agar semuanya dilakukan dengan benar,” jelasnya.
Perjalanan Polymarket kembali ke pasar Amerika tidaklah mudah. Pada 2022, Commodity Futures Trading Commission (CFTC) AS melarang platform tersebut melayani pengguna di wilayah AS karena dianggap menjalankan perdagangan derivatif tanpa izin.
Akibatnya, Polymarket terpaksa memblokir alamat IP dari AS dan memusatkan bisnisnya di pasar internasional. Meski demikian, mereka tetap tumbuh pesat berkat minat besar terhadap sejumlah peristiwa, seperti Pemilu Presiden AS 2024.
Situasi mulai berubah pada Juli 2025, ketika Polymarket mengakuisisi QCX, sebuah bursa derivatif berlisensi CFTC, senilai $112 juta. Langkah ini membuka jalan untuk peluncuran kembali Polymarket di AS yang sepenuhnya mematuhi regulasi.
Pada awal September, pendiri sekaligus CEO Polymarket, Shayne Coplan, mengumumkan mereka telah mendapat lampu hijau dari regulator melalui surat no-action kepada QCX, yang berarti Polymarket sudah diperbolehkan kembali beroperasi di wilayah AS.
Persetujuan ini menjadi tonggak penting yang membuka akses ke pasar terbesar di dunia sekaligus ke jaringan investor institusional dan ritel yang masif.
Utilitas Token POLY
Token POLY disebut akan menjadi bagian penting dari ekosistem Polymarket, bukan sekadar alat spekulasi. Meski rincian penggunaannya belum diungkap secara lengkap, Modabber memberi isyarat token ini bisa berfungsi untuk governance, staking untuk penyediaan likuiditas, atau reward bagi pengguna yang membuat prediksi akurat.
Bagian yang paling ditunggu tentu adalah airdrop. Komunitas berspekulasi, distribusi token akan didasarkan pada volume perdagangan atau tingkat aktivitas pengguna, dengan sistem berlapis untuk menghargai pengguna setia tanpa memberi keunggulan berlebihan pada whale atau pemain besar.
“Saya pikir distribusinya akan berbentuk multi-tier atau mengikuti kurva logaritmik,” ujar Modabber, mengakui sebagian besar likuiditas memang digerakkan oleh pengguna aktif.
Jika benar, airdrop POLY berpotensi menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah kripto, mengingat basis pengguna dan catatan volume perdagangan Polymarket yang juga besar.
Polymarket juga dikabarkan tengah dalam pembicaraan untuk penggalangan dana yang bisa memberi nilai terhadap perusahaan tersebut hingga $15 miliar, dengan dukungan dari perusahaan raksasa seperti Intercontinental Exchange (ICE) yang baru saja mengucurkan investasi sebesar $2 miliar.
Dua pencapaian besar Polymarket, yakni peluncuran kembali di AS dan debut token POLY, menandai fase baru bagi industri prediction market. Jika dulu pasar ini dianggap eksperimen kecil di dunia DeFi, kini justru semakin mendekatkan diri dengan standar keuangan tradisional yang diawasi ketat.
Meskipun platform pesaing seperti Kalshi mencatat volume perdagangan lebih besar , yakni $2,9 miliar bulan lalu, Polymarket memiliki keunggulan karena akar kriptonya yang kuat dan rencana tokenisasi yang matang.
Bagi para pengguna, airdrop POLY menjadi hadiah atas loyalitas mereka yang setelah bertahun-tahun menuai poin melalui prediksi berbagai peristiwa, dari pemilu hingga olahraga. Namun, tantangan tetap ada, regulator AS masih berdebat soal bagaimana mengklasifikasikan prediction market, apakah sebagai derivatif atau perjudian, dan hasilnya bisa memengaruhi peluncuran POLY.


