Volubit.id — Pasar kripto kembali diguncang drama besar. Koin native dari proyek blockchain layer 1 (L1) Mantra (OM), mengalami penurunan harga yang sangat drastis hingga lebih dari 90% hanya dalam waktu sehari. Pada 13 April 2024, harga OM kolapsdari sekitar $6,2 menjadi di bawah $0,43 per keping.
Keruntuhan harga OM membuat kapitalisasi pasarnya menyusut lebih dari $6 miliar. Kejadian ini membuat para investor kalang kabut dan mulai mempertanyakan keabsahan proyek ini. Beberapa bahkan menyebutnya sebagai rug pull, istilah yang digunakan saat pengembang proyek kripto secara tiba-tiba menarik dana dan meninggalkan proyeknya.
Mantra OM went down -90% today but the yearly performance is still better than eth pic.twitter.com/UbC5KsccuZ
— pika2zero (@ruggedpikachu) April 13, 2025
Tudingan rug pull oleh yang dilakukan insider tidak muncul dari ruang hampa. Sejumlah firma analitik mengurtip data Arkham Intelligence yang mencatat sedikitnya 17 wallet melakukan penyetoran sebesar 43,6 juta token OM ke bursa sejak 7 April lalu.
Jumlah itu setara dengan sekitar $227 juta saat transaksi dilakukan, mewakili 4,5% dari total suplai token yang beredar. Data Arkham juga menunjukkan bahwa dua dari belasan wallet tersebut terkait dengan salah satu investor strategis dalam proyek Mantra, Laser Digital. Keterkaitan ini semakinmemamntik spekulasi bahwa beberapa pihak orang dalam di ekosistem Mantra bisa jadi berkontribusi terhadap tekanan jual besar-besaran yang menekan harga token.
Pihak Mantra sendiri membantah tuduhan keterlibatan dalam insiden ini. Dalam pernyataan resminya, tim Mantra menyebut bahwa kejatuhan harga bukan akibat aksi internal, melainkan karena “likuidasi yang sembrono.” Mereka menjanjikan akan membagikan penjelasan lebih lanjut dalam waktu dekat. Namun, krisis kepercayaan sudah terlanjur menyebar.
Tudingan miring dan sinyal red flag yang diarahkan kepada Mantra sebetulnya bukanlah barang baru. Sebelumnya, proyek blockchain dengan branding yang berfokus pada real world asset (RWA) ini disorot lantaran diduga mengendalikan sebagian besar suplai token yang beredar. Suplai token besar yang dimiliki segelintir pihak biasanya merupakan sinyal bahaya lantaran pergerakan harga rentan dimanipulasi.
Kecurigaan ini beriringan dengan valuasi proyek yang dinilai kelewat tinggi dengan nilai aktual yang beredar di Mantra. Data statistik dari DefiLlama yang menunjukkan total value locked (TVL) Mantra hanya sekitar $13 juta, sementara valuasi token OM secara penuh mencapai $9,5 miliar.
Sejak awal kemunculannya, Mantra DAO sebenarnya sudah menunjukkan banyak tanda bahaya yang luput dari perhatian banyak investor. Proyek ini dibentuk pada 2020 oleh RioDeFi dan dijalankan hanya oleh dua pegawai untuk operasional harian. Awalnya semua berjalan lancar, sampai laporan keuangan berhenti dipublikasikan setelah Januari 2021.
Dari situ mulai muncul ketegangan yang akhirnya berujung pada gugatan hukum di pengadilan Hong Kong. RioDeFi menuduh kedua pegawainya bertindak semena-mena, menyalahgunakan dana, dan memperlakukan DAO seperti milik pribadi. Sebaliknya, para pegawai berdalih bahwa Mantra DAO tidak bisa dimiliki siapa pun karena secara teknis adalah organisasi otonom yang dikendalikan oleh komunitas pemegang koin OM, bukan perusahaan atau individu tertentu. Meski pengadilan memerintahkan pengungkapan laporan keuangan, tidak ada keputusan tegas soal kepemilikan DAO.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang