Rekt! Potensi Resesi Bikin Pasar Kripto dan Saham Hancur Lebur

Volubit.id — Kekhawatiran akan potensi resesi pada 2025 mendatang membuat pasar kripto mengalami salah satu hari terburuk sepanjang tahun 2024. Harga hampir seluruh aset kripto, termasuk Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH), turun dua digit dalam 24 jam terakhir.

Kondisi ini membuat lebih dari 200.000 trader kripto di pasar futures terlikuidasi dalam 24 jam terakhir. Likuidasi terjadi lantaran pasar kripto mengalami guncangan yang membuat harga hampir seluruh aset flagship turun tajam.

Berdasarkan data Coinglass, ada total 213.279 trader yang terkena likuidasi hingga 5 Agustus 2024 siang WIB. Likuidasi terbesar terjadi terhadap ETH senilai $305 juta, disusul BTC senilai nyaris $250 juta.

Sedangkan total nilai yang terlikuidasi dalam 24 jam terakhir mencapai $827 juta di mana posisi long terlikuidasi senilai $719 juta, berbanding $107 juta atas posisi short. Artinya, trader yang memprediksi kenaikan harga mendominasi peta kerugian akibat likuidasi.

Pasar kripto sendiri mengalami pendarahan hebat dalam 24 jam terakhir. Data Coingecko mencatat total kapitalisasi pasar kripto rontok 12,7% dalam 24 jam terakhir. Harga BTC turun lebih dari 10% ke kisaran $54.000, sementara ETH nyaris 20% ke kisaran $2.350 per keping.

Penurunan dua digit ini juga dialami seluruh major coin lain seperti Solana (SOL), BNB, XRP, Toncoin (TON), Dogecoin (DOGE), Shiba Inu (SHIB), Avalanche (AVAX), Chainlink (LINK), Polkadot (DOT), Litecoin (LTC), Uniswap (UNI), dll.

Penurunan tajam harga yang terjadi di semua kelas aset kripto ini dipicu oleh kekhawatiran resesi akibat data ketenagakerjaan alias non-farm payroll (NFP) Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan rapor merah.

Departemen Tenaga Kerja AS pada 3 Juli kemarin mengumumkan tingkat pengangguran AS mencapai 4,3% pada bulan Juli, naik dari 4,1% pada bulan Juni. Padahal, sebelumnya tingkat pengangguran AS sempat mencapai titik terendah dalam lima dekade sebesar 3,4% pada April tahun lalu. Kenaikan data pengangguran Juli ini menjadi yang tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir.

Seiring dengan itu, data serapan tenaga kerja juga jelek. Hanya 114.000 tenaga kerja yang terserap sepanjang Juli. Angka ini jauh dari rata-rata serapan tenaga kerja bulanan selama setahun terakhir di AS. Selain itu, penambahan tenaga kerja pada bulan Mei dan Juni juga direvisi turun menjadi hanya 29.000 pekerjaan.

Laporan data sektor tenaga kerja ini menunjukkan pasar kerja AS mengalami pendinginan sangat cepat cepat. Data perlambatan serapan tenaga kerja ini juga dinilai menunjukkan tren penurunan ekonomi. Lonjakan tingkat pengangguran ini oleh beberapa ekonom dilihat sebagai sinyal kemungkinan akan terjadinya resesi pada tahun 2025.

Kekhawatiran akan resesi ini tak cuma menghantam pasar kripto. Pasar saham di Eropa, Asia, dan AS, juga merosot. Indeks Dow Jones anjlok lebih dari 700 poin dan S&P 500 turun 2%. Indeks saham Nikkei 225 jatuh 5,8% ke level penutupan terendah sejak Januari, yang menjadi penurunan terburuk sejak pandemi Covid-19 mengguncang pasar pada tahun 2020. Saham teknologi di pasar Eropa juga jatuh ke level terendah dalam lebih dari enam bulan terakhir. CAC 40 Prancis turun lebih dari 1%, dan Dax Jerman amblas sekitar 2%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *