Reli Harga SOL Tidak Ditopang Fundamental Onchain Jaringan Solana, Sinyal Retrace?

Volubit.id — Koin Solana (SOL) relatif menanjak sejak kuartal aaal 2025, meskipun data fundamental jaringan justru menunjukkan tanda-tanda perlambatan yang cukup signifikan. Di tengah euforia pasar yang masih tinggi, muncul pertanyaan besar: apakah reli harga ini benar-benar berkelanjutan, atau hanya hasil dorongan spekulatif yang berpotensi diikuti oleh koreksi tajam?

Hasil analisis grafik terbaru yang muncul di dashboard girma analitik CryptoQuant memperlihatkan adanya divergensi negatif antara harga SOL dan aktivitas transaksi di jaringan Solana. Berdasarkan data onchain, volume transaksi harian yang sempat menembus 125 juta transaksi pada 24 Juli 2025, kini anjlok hingga ke level sekitar 64 juta transaksi per hari. Artinya, terjadi penurunan hampir 50% dalam dua bulan terakhir tepat di saat harga SOL justru menanjak menuju puncak baru dalam setahun terakhir di kisaran $250.

Grafik penurunan aktivitas jaringan di Solana.

Fenomena ini menjadi sinyal peringatan bagi investor. Pasalnya, dalam kondisi pasar yang sehat, kenaikan harga biasanya diikuti oleh pertumbuhan aktivitas onchain atau dalam jaringan, yang mencerminkan peningkatan permintaan dan adopsi. Sebaliknya, penurunan tajam dalam jumlah transaksi saat harga melonjak menunjukkan bahwa lonjakan tersebut bisa jadi lebih didorong oleh sentimen pasar dan aktivitas spekulatif ketimbang oleh peningkatan penggunaan jaringan yang organik.

Tapi, analisis ini tak bisa jadi menunjukkan wajah lain. Pasalnya, dalam ekosistem Solana, sebagian besar transaksi sekitar (80 hingga 90%) berasal dari aktivitas “voting transaction”, yaitu proses teknis yang digunakan validator untuk menjaga konsensus jaringan. Jika penurunan transaksi berasal dari perubahan mekanisme voting, maka dampaknya terhadap fundamental jaringan relatif kecil. Tetapi bila penurunan justru terjadi pada transaksi pengguna (seperti aktivitas DeFi, NFT, dan pengiriman dana), maka reli harga SOL bisa dianggap rapuh dan berpotensi retrace dalam waktu dekat.

Selain aktivitas jaringan, pendapatan Solana juga menunjukkan tren menurun. Firma investasi 21Shares mencatat dari Oktober 2024 hingga September 2025, jaringan ini membukukan rata-rata pendapatan bulanan sekitar $240 juta. Puncaknya terjadi di Januari 2025, di mana revenue jaringan mencapai $616 juta—tertinggi sepanjang sejarah Solana. Lonjakan itu sebagian besar didorong oleh fenomena memecoin mania, saat koin-koin bertema politik seperti Trump Coin memicu volume perdagangan luar biasa. Namun setelah hype mereda, pendapatan bulanan kembali stabil di kisaran $150 juta hingga $250 juta, jauh di bawah masa jayanya.

Dalam setahun terakhir, total pendapatan Solana mencapai $2,85 miliar, di mana sekitar 39% di antaranya berasal dari aplikasi perdagangan seperti Photon dan Axiom—dua platform yang menawarkan kecepatan swap dan eksekusi tinggi di jaringan Solana. Meski angka ini tetap mengesankan, tren penurunannya mencerminkan perlambatan minat spekulatif yang sebelumnya menjadi motor utama aktivitas jaringan.

Kendati demikian, 21 Shares mencatat bila dibandingkan dengan Ethereum di fase serupa dalam siklus hidupnya, Solana masih unggul jauh. Empat hingga lima tahun setelah peluncurannya, Ethereum hanya menghasilkan kurang dari $10 juta pendapatan per bulan, sementara Solana saat ini mencatat 20 hingga 30 kali lipat lebih besar. Secara historis, ini menegaskan posisi Solana sebagai salah satu jaringan paling produktif di luar ekosistem Ethereum.

Pergeseran minat pasar juga terlihat dalam data volume perdagangan memecoin. Menurut data Blockworks, volume trading memecoin di jaringan Solana turun 38% dari $31 miliar pada Agustus menjadi $19 miliar pada September 2025. Ada kemungkinan hype memecoin ini mereda lantaran para pengguna jaringan kini memilih berspekulasi di pasar prediksi (prediction market).

Pasalnya, pasar prediksi justru mengalami lonjakan luar biasa. Volume perdagangan bulanan di sektor ini melonjak lebih dari dua kali lipat, dari $1,89 miliar menjadi $4,28 miliar. Platform seperti Kalshi dan Polymarket kini mendominasi, dengan lonjakan volume masing-masing 214% dan 41%. Pemain underdog di sektor ini juga mencatatkan pertumbuhan volume parabolik, Limitless melesat dari $4,98 juta menjadi $102,72 juta,, sementara Myriad naik 61,3% menjadi $4,44 juta pada September.

Grafik penurunan aktivitas jaringan di Solana.

Kendati demikian, ekosistem memecoin di Solana masih jauh lebih besar dibandingkan pasar prediksi yang tengah naik daun. Volume perdagangan memecoin pada September tercatat lebih dari empat kali lipat lebih besar, sehingga porsi aktivitas pasar prediksi hanya mewakili sekitar 22% dari total transaksi tersebut. Kondisi ini menggambarkan bahwa meskipun mengalami koreksi, sektor memecoin tetap menjadi salah satu pusat spekulasi utama di ekosistem Solana.

Dari sisi teknikal, data Glassnode menunjukkan rasio Net Unrealized Profit/Loss (NUPL) jangka pendek SOL berada di level 0,11, yang mengindikasikan investor masih dalam fase profit-taking terkendali. Level ini masih jauh dari zona euforia (0,20–0,21) yang biasanya menandai puncak lokal sebelum koreksi besar. Dengan kata lain, meski ada sinyal divergensi fundamental, pasar belum menunjukkan tanda-tanda puncak harga yang ekstrem.

Tetapi bayangan koreksi tetap menghantui. JPMorgan dalam laporan terbarunya memperingatkan bahwa ETF Solana yang tengah diajukan ke SEC kemungkinan tak akan menarik arus dana besar, terutama karena investor global masih melihat Ethereum sebagai aset yang lebih mapan. Faktor ini, dikombinasikan dengan penurunan aktivitas jaringan dan pendapatan yang melemah, bisa memperlambat momentum bullish Solana dalam jangka menengah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *