Volubit.id — Perusahaan blockchain Ripple dilaporkan telah mengajukan penawaran untuk mengakuisisi Circle, penerbit stablecoin USDC, dengan nilai antara $4 miliar hingga $5 miliar. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh Circle karena dinilai terlalu rendah.

Menurut laporan yang dirilis Bloomberg pada 30 April, penawaran ini dilakukan tak lama setelah Circle mengajukan dokumen untuk initial public offering (IPO) di Amerika Serikat (AS), yang artinya belum lama ini.

Bloomberg sebelumnya melaporkan, perusahaan tersebut memiliki valuasi $9 miliar saat mencoba melantai di bursa melalui skema blank-check pada 2022.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Ripple maupun Circle terkait laporan tersebut. Bloomberg sendiri dalam laporannya mengutip sumber anonim.

Masih belum jelas apakah Ripple akan mengajukan penawaran baru. Namun laporan ini muncul di tengah upaya Ripple membereskan sejumlah perkara hukumnya di AS.

Pada Agustus 2024, pengadilan memutuskan Ripple harus membayar denda sebesar $125 juta dalam kasus gugatan yang diajukan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) sejak 2020.

Meski begitu, CEO Ripple Brad Garlinghouse mengumumkan pada Maret lalu, SEC berencana mencabut upaya banding dalam kasus tersebut. Ripple kemudian menyatakan hanya akan membayar sekitar $50 juta.

Ripple diketahui telah melakukan ekspansi besar di sektor infrastruktur kripto. Pada April lalu, perusahaan ini membeli perusahaan broker Hidden Road senilai sekitar $1,2 miliar.

Langkah ini diklaim akan memperkuat ekosistem XRP dan XRP Ledger. Tahun ini, valuasi Ripple sempat diperkirakan mencapai $11 miliar, meskipun Garlinghouse menyebut angka itu sudah lama.

Sementara itu, hubungan Ripple dengan lingkaran kekuasaan politik AS juga menarik perhatian. Garlinghouse dan kepala bagian hukum Ripple, Stuart Alderoty, dilaporkan telah bertemu dengan Presiden Donald Trump.

Ripple bahkan menyumbangkan $5 juta untuk dana pelantikan Trump dan kedua eksekutifnya hadir sebagai tamu resmi dalam acara pelantikan pada 20 Januari lalu.