Running Node dalam Blockchain: Cara Kerja, Jenis, dan Langkah Persiapan untuk Memulainya

Volubit.id — Blockchain merupakan buku besar digital (digital ledger) yang berfungsi untuk mencatat transaksi dalam bentuk rantai blok yang saling terhubung dan terdesentralisasi. Setiap blok dalam rantai ini berisi serangkaian transaksi yang telah diverifikasi dan diikat secara kriptografis dengan blok sebelumnya.

Namun, blockchain tidak hidup sendiri di satu tempat, datanya tersebar dalam node jaringan yang tersebar di seluruh dunia. Node adalah perangkat yang terhubung ke blockchain, yang ikut serta menjaga keamanan jaringan.

Proses mengoperasikan perangkat yang terhubung ke jaringan terdesentralisasi ini kemudian dikenal dengan istilah running node. Bagaimana cara kerja, jenis, dan persiapan memulainya?

Cara Kerja Node

Sebagai pemegang kendali jaringan yang tak bergantung pada pihak ketiga, node punya tugas utama memverifikasi integritas transaksi dengan imbalan rewards. Setiap node dalam jaringan blockchain memiliki salinan lengkap dari ledger, yang mencatat semua transaksi yang pernah terjadi di blockchain.

Setelah memvalidasi transaksi, node akan menyebarkan informasi transaksi yang valid kepada node lain dalam jaringan. Dengan demikian semua node dapat memperbarui data ledger mereka.

Node yang dikenal sebagai miner pada blockchain dengan mekanisme konsensus proof-of-work atau validator pada blockchain proof-of-stake juga memiliki tugas membentuk blok baru. Node-node ini akan mengumpulkan transaksi yang telah divalidasi menjadi satu blok, kemudian bersaing untuk menambahkannya ke rantai (blockchain).

Node yang berhasil menyelesaikan masalah kriptografi dan menambahkan blok baru ke blockchain akan menerima block rewards, yang biasanya berupa mata uang kripto asli jaringan.

Node juga memainkan peran penting dalam mengamankan jaringan. Karena blockchain adalah sistem yang terdesentralisasi, semakin banyak node yang berpartisipasi, semakin sulit satu pihak untuk mengendalikan jaringan atau melakukan serangan 51% attack.

Jenis-jenis Node

1. Full Node

Full node bisa memverifikasi semua transaksi dan memvalidasi blok baru, serta membantu memastikan jaringan aman dan data transaksi valid. Node ini menyimpan salinan lengkap seluruh data dari blockchain.

Full node memberikan keamanan maksimal pada jaringan dan tidak bergantung pada node lain untuk memverifikasi data. Namun, full node membutuhkan banyak ruang penyimpanan dan sumber daya komputasi, karena harus menyimpan banyak data blockchain.

2. Light Node

Light node tidak memverifikasi semua blok atau transaksi dalam blockchain. Node ini hanya memverifikasi transaksi tertentu yang relevan bagi pengguna.

Light node juga tidak menyimpan data blockchain secara lengkap, melainkan hanya menyimpan header blok, seperti hash blok sebelumnya dan timestamp. Hal ini membuat light node membutuhkan lebih sedikit ruang penyimpanan dan sumber daya komputasi sehingga lebih mudah dijalankan.

Kekurangannya, light node tidak memberikan keamanan penuh karena harus mempercayakan verifikasi integritas data kepada full node.

3. Archive Node

Archive node mirip dengan full node, tetapi dengan tugas tambahan menyimpan semua data historis dari blockchain, termasuk perubahan status dari setiap transaksi dan blok. Artinya, node ini memiliki semua data yang pernah ada di blockchain, bukan hanya data terbaru.

Archive node sangat berguna untuk menganalisis dan memulihkan data lengkap dari blockchain. Node ini sering digunakan oleh peneliti, auditor, dan pengembang aplikasi yang membutuhkan akses ke riwayat blockchain.

Archive node membutuhkan ruang penyimpanan yang jauh lebih besar daripada full node karena menyimpan data status riwayat blockchain lengkap sejak Blok Genesis atau blok pertama.

Memulai Running Node

Banyak perusahaan teknologi yang menawarkan jasa penyedia node dengan menyediakan infrastruktur dan sumber daya untuk menjalankan node. Meski demikian, walaupun running node mungkin memerlukan keahlian teknis tertentu, proses ini bisa dilakukan sendiri oleh satu individu atau tim.

Pengguna hanya perlu mempersiapkan perangkat-perangkat yang kompatibel dan mumpuni agar node bisa bekerja secara maksimal dan mengurangi risiko kegagalan. Berikut persiapan yang harus dilakukan sebelum memulai running node:

1. Perangkat Keras (Hardware)

Hardware yang digunakan sebenarnya bergantung pada jaringan dan ukuran blockchain. Yang jelas, perangkat tersebut harus terkoneksi dengan aliran listrik serta memiliki memory dan storage yang cukup untuk menyimpan dan memvalidasi data jaringan.

Disarikan dari river.com, untuk menjadi full node Bitcoin, misalnya, komputer yang digunakan minimal memiliki RAM 2GB dengan broadband internet connection, dan ruang penyimpanan minimal 700 GB. Namun untuk menjadi light node, storage yang perlu dipersiapkan minimal 15 GB.

Salah satu perangkat paling populer untuk dijadikan node Bitcoin adalah Raspberry Pi, sebuah komputer kecil seukuran tangan manusia. Raspberry Pi memiliki kekuatan pemrosesan yang cukup untuk mengoperasikan node Bitcoin dengan harga kurang dari Rp1 juta.

Node juga biasanya menggunakan drive eksternal seperti Solid State Drive (SSD) yang dinilai lebih cepat dan tahan lama, namun lebih mahal dibandingkan Hard Disk Drive (HDD).

Saat ini, blockchain memerlukan ruang penyimpanan sekitar 585 GB dan ruang ini akan bertambah seiring berjalannya waktu. Jadi drive 1 TB sudah cukup dan biasanya bisa dibeli dengan harga antara Rp1 juta hingga Rp2 juta tergantung ukuran dan kualitasnya.

2. Perangkat Lunak (Software)

Menjalankan node memerlukan perangkat lunak khusus yang diinstal pada komputer, yang disebut client software. Perangkat lunak ini merupakan inti dalam running node yang memungkinkan node berinteraksi langsung dengan jaringan Bitcoin.

Software berfungsi untuk mengunduh, memverifikasi, dan menyebarkan blok baru ke seluruh jaringan blockchain. Hanya saja, perangkat lunak ini dinilai dapat mempengaruhi kinerja komputer sehingga komputer kerap memerlukan maintenance.

Contoh client software adalah Geth atau Go Ethereum, client node jaringan Ethereum yang ditulis dalam bahasa pemrograman Go. Ada juga Bitcoin Core untuk jaringan Bitcoin, yang dilengkapi dengan wallet di dalam software-nya.

3. Koneksi Internet

Karena dijalankan secara online, node perlu koneksi internet yang stabil dengan kecepatan yang cukup untuk menangani traffic di jaringan. Proses ini berisiko terhadap keamanan node sehingga node wajib menyimpan kunci akses secara aman.

Proses pengunduhan blockchain biasanya memerlukan waktu beberapa hari. Node harus memastikan koneksi internetnya bisa menangani beban data yang memerlukan bandwidth besar.

Setelah blockchain tersinkronisasi sepenuhnya, node bisa beroperasi secara independen untuk memvalidasi transaksi dan blok secara realtime. Cek secara berkala apakah software memerlukan upgrade agar node bisa berjalan dengan aman.

Kelebihan dan Kekurangan Running Node

Menjalankan node memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Salah satu kelebihannya, pengguna memiliki kontrol penuh atas data dan transaksi pribadi, serta mengurangi risiko keamanan yang mungkin terjadi jika menggunakan node bersama atau node pihak ketiga.

Pengguna juga bebas memilih perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan. Sayangnya, untuk memastikan node berjalan dengan baik, perlu investasi perangkat yang bagus dan mahal.

Running node blockchain juga bisa sangat memakan waktu, terutama jika terjadi masalah teknis. Node dihadapkan dengan risiko gangguan operasional seperti bug, masalah pada perangkat keras, dan kesalahan data.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *