Volubit.id — Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat mencetak rekor pendapatan dari denda dan penalti sebesar $8,2 billion atau sekitar Rp130 triliun sepanjang 2024. Kebanyakan didapat dari denda yang dijatuhkan terhadap perusahaan kripto, Terraform Labs.

Dalam laporan keuangan tahunan yang dirilis SEC pada 22 November, diketahui jumlah denda Terraform Labs merupakan yang tertinggi yang pernah dijatuhkan SEC sepanjang sejarah. Padahal, jumlah kasus yang ditangani SEC menurun 26% tahun ini menjadi 583.

Diketahui SEC berhasil memenangkan pertarungan di pengadilan melawan Terraform Labs dan pendirinya, Do Kwon. Perusahaan kripto tersebut diwajibkan membayar $4,47 miliar atau sekitar Rp71 triliun usai dinyatakan bersalah atas runtuhnya ekosistem Terra pada 2022 yang mengakibatkan kerugian hingga miliaran dolar.

Tanpa denda dari Terraform Labs, SEC hanya akan mengumpulkan pendapatan $3,72 miliar. Jumlah ini merupakan jumlah terkecil sejak 2013 saat SEC mengumpulkan $3,4 miliar dalam bentuk denda dan penalti.

“Divisi Penegakan Hukum tetap teguh dalam tugasnya, mengikuti fakta dan hukum ke mana pun mereka mengarah untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku kejahatan,” kata Ketua SEC Gary Gensler.

Rekor tingginya pendapatan denda SEC ini menjadi penutup empat tahun masa jabatan Gensler. Ia dikabarkan siap mengundurkan diri pada 20 Januari 2025, bertepatan dengan pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump.

Di bawah kepemimpinan Gensler, SEC kerap memberikan tindakan keras terhadap perusahaan kripto. Pada 2023, jumlah perusahaan kripto yang ditindak mencapai puncaknya, sebanyak 46 entitas.

Kasus kripto yang ditangani SEC turun menjadi 11 kasus pada 2024, tetapi denda yang dijatuhkan melonjak lebih dari 3.000% karena kasus Terraform Labs.

Industri kripto terus berharap agar tindakan keras SEC bisa segera berakhir. Harapan ini bisa saja terkabul setelah Trump memenangkan Pilpres AS.

Kandidat dari Partai Republik itu telah banyak mengumbar janji kepada komunitas kripto untuk memberi kemudahan dalam hal kebijakan, begitu ia memasuki Gedung Putih.