Sentralisasi XRP Ledger Dipertanyakan Usai Tiba-tiba Down Satu Jam

Volubit.id — Jaringan XRP Ledger mengalami gangguan yang sangat jarang terjadi pada Rabu, 5 Februari 2025, pagi. Produksi blok terhenti selama sekitar 64 menit pada ketinggian blok 93.927.173.

Setelah itu, XRP Ledger dilaporkan kembali beroperasi normal dan Ripple menegaskan dana pelanggan tetap aman. Blockchain berhasil direboot pada 5 Februari pukul 05.58 WIB.

Menurut data XRPSCAN, rata-rata sekitar 2 juta transaksi diproses setiap hari dari 30.000 hingga 60.000 wallet unik. Dengan demikian, sekitar 88.000 transaksi kemungkinan mengalami keterlambatan akibat gangguan ini.

“Sepertinya mekanisme konsensus tetap berjalan, tetapi validasi tidak dipublikasikan, sehingga menyebabkan jaringan terpecah,” ujar Chief Technology Officer (CTO) Ripple, David Schwartz.

Ia menjelaskan, operator validator harus turun tangan secara manual untuk memilih titik awal yang sesuai guna membangun konsensus yang cukup sehingga jaringan dapat kembali terhubung dalam satu aliran ledger yang terkoordinasi.

Menurutnya, hanya sedikit operator Unique Node List (UNL) yang mengalami perubahan sehingga jaringan bisa kembali normal dengan sendirinya.

UNL merupakan komponen inti dalam mekanisme konsensus XRPL yang berfungsi sebagai direktori validator terpercaya guna memastikan integritas jaringan dan finalisasi transaksi.

Pada Januari 2023, XRPL Foundation menghapus validator yang dioperasikan Ripple dari UNL untuk mematuhi kebijakan “satu entitas, satu validator”. Langkah ini mengurangi pengaruh Ripple menjadi hanya 2 dari 34 validator yang ada saat itu.

Selanjutnya, upgrade pada Maret 2023 memperluas UNL menjadi 36 validator dengan menambahkan node yang dikelola komunitas. Ambang kuorum tetap dipertahankan pada 80% dari validator terpercaya.

Setelah itu, validator dari Universitas Korea juga dihapus karena tidak responsif sehingga jumlah total validator menjadi 35.

Beberapa pihak menilai keputusan tersebut pada akhirnya bisa menjadi bumerang bagi XRP. Salah satunya CTO dari operator node XRPL, Eminence, Daniel Keller, yang mempertanyakan sentralisasi XRP Ledger.

Dengan 35 validator, XRP Ledger kerap dihujani kritik karena dianggap kurang terdesentralisasi. Terlebih jika dibandingkan dengan blockchain Ethereum yang memiliki lebih dari 1 juta validator aktif setiap harinya untuk mengamankan jaringan.

Saat insiden down terjadi, harga XRP sempat menyentuh level terendah 24 jam di $2,45 sebelum rebound 3,2% menjadi $2,51 saat ini.

Dalam satu tahun terakhir, jaringan ini tercatat menghadapi sejumlah masalah teknis, termasuk crash node pada November 2024 dan kegagalan node histori penuh pada September 2024 yang memerlukan patch darurat.

Meski demikian, XRP telah menjadi salah satu aset kripto dengan kinerja terbaik sejak kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS, dengan kenaikan 396% sejak 5 November.

CEO Ripple Brad Garlinghouse, juga diketahui telah mendorong XRP agar diakui sebagai aset cadangan AS bersama Bitcoin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *