Volubit.id — Dengan sorban warna-warni, celana loreng, jas hitam, dan janggut panjang, Stephen Mollah resmi diperkenalkan sebagai penemu Bitcoin, Satoshi Nakamoto, pada Kamis, 31 Oktober 2024 malam. Ia dihadirkan di Frontline Club, London, Inggris, di depan belasan jurnalis.
Tak gratis, setiap jurnalis dan siapapun yang datang demi melihat Satoshi KW ini harus membayar tiket sebesar $644 atau sekitar Rp10 juta per orang.
Jurnalis BBC News, Joe Tidy, mengungkapkan pengalamannya bertemu dengan Mollah dalam sebuah utas di X. Menurutnya acara tersebut merupakan acara undangan konferensi pers, tapi panitia penyelenggara justru meminta ia membayar untuk hadir dan naik ke panggung untuk mengajukan pertanyaan kepada Mollah.
Menurutnya, sejak awal, para jurnalis memang tidak terlalu yakin bahwa mereka akan bertemu dengan Satoshi asli, orang paling terkenal di dunia kripto.
“Satoshi’ dan penyelenggaranya (mengaku) tidak dapat menyalakan laptop mereka sehingga harus mengadakan acara secara offline untuk saat ini,” tulis Tidy.
Acara tersebut dimulai dengan monolog yang dilakukan oleh penyelenggara, Charles Anderson, yang mengaku menemukan ‘sistem pemulihan energi’ pada kendaraan roda empat.
Setelah 40 menit, Mollah baru naik ke panggung dengan berpakaian layaknya kakek-kakek eksentrik. Sebelum mengklaim diri sebagai Satoshi, ia mengaku seorang pengusaha yang melakukan bisnis dan ilmuwan dalam bidang ekonomi dan moneter.
Mollah juga mengklaim dirinya sebagai sosok yang menciptakan logo Twitter, Eurobond, dan “protokol ChatGPT.” Namun, ketika diminta memberikan bukti atas klaimnya sebagai Satoshi, ia gelagapan.
Pria tersebut hanya menampilkan tangkapan layar unggahan Satoshi di forum Bitcoin hampir 16 tahun yang lalu, yang sebenarnya sangat mudah dipalsukan.
Mollah mengklaim unggahan tersebut memiliki stempel waktu dan ia memiliki salinan cetakannya, yang menurutnya, membuktikan ialah orang yang telah mempublikasikannya.
Tidy kemudian meminta Mollah untuk melakukan transfer “Genesis coins” milik Satoshi di atas panggung. Namun, Mollah mengatakan dia tidak memiliki akses ke wallet genesis Bitcoin, yang menurutnya kunci wallet tersebut telah dibagi menjadi delapan bagian dan disimpan di delapan komputer di seluruh dunia.
Dia juga mengklaim, penyebaran kunci wallet itu dilakukan karena ada kelompok yang mengejarnya untuk mencoba meretas perangkatnya demi mendapatkan Bitcoin dalam jumlah banyak.
Tried to film the demonstration but it doesn’t seem to be forthcoming. Here’s Mr Mollah: pic.twitter.com/5VEW5ji9Ne
— Joe Tidy (@joetidy) October 31, 2024
Mollah bukan orang pertama yang mengaku sebagai Satoshi Nakamoto dan tidak bisa memberikan bukti akurat atas klaim tersebut. Ilmuwan komputer asal Australia, Craig Wright, juga melakukan hal yang sama.
Hanya saja, pada Maret lalu, Pengadilan Tinggi Inggris telah mengetok palu dan memutuskan bahwa Wright bukan penemu Bitcoin. Setelah itu Wright mengeluarkan pernyataan maaf secara terbuka.
Awal bulan ini, sebuah film dokumenter keluaran HBO juga memberikan investigasi yang tidak akurat dengan menyebutkan bahwa pengembang Bitcoin asal Kanada, Peter Todd, adalah pencipta Bitcoin, yang kemudian dibantah oleh Todd.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang