Volubit.id — Cypherpunk dan kriptografer Amerika, Leonard Harris “Len” Sassaman, telah menarik perhatian dunia kripto. Di platform pertaruhan Polymarket, namanya mencuat paling tinggi yang diyakini bakal muncul dalam film dokumenter HBO mendatang sebagai penemu Bitcoin, Satoshi Nakamoto.
Pada 3 Oktober lalu, sutradara Cullen Hoback mengumumkan HBO akan merilis film dokumenter berjudul “Money Electric: The Bitcoin Mysteri”. Hoback mengisyaratkan dalam film ini, HBO akan melakukan pencarian sosok kreator Bitcoin.
Hoback sebelumnya berhasil merilis miniseri HBO yang berjudul “Q: Into the Storm.” Dalam seri ini ia mengklaim telah mengidentifikasi beberapa penulis teori konspirasi QAnon, yang berisi spekulasi hubungan antara Donald Trump dan iblis.
Karena HBO tidak mencantumkan siapa sosok Satoshi Nakamoto dalam trailer film dokumenternya, para pengguna Polymarket langsung bertaruh mengenai kemungkinan sosok tersebut.
Pada 7 Oktober lalu, sebanyak 27% pengguna memilih Len Sassaman. Kriptografer yang sudah meninggal dunia ini mengalahkan sosok lain yang sebelumnya diduga sebagai Satoshi, seperti Hal Finney (5%), Adam Back (9%), Nick Szabo (4%), dan Paul Le Roux (3%).
Siapa Len Sassaman?
Sassaman dikenal sebagai anak jenius dari negara bagian Pennsylvania, AS. Saat masih remaja, Sassaman pindah ke San Francisco dan menjadi anggota tetap komunitas cypherpunk. Ia kemudian melanjutkan studi di bawah bimbingan David Chaums yang dikenal dengan julukan bapak kripto.
Sassaman dikenal dengan proyek perangkat lunak Pretty Good Privacy (PGP) dan upgradenya, GNU Privacy Guard. Dia dan istrinya, ilmuwan komputer Meredith Patterson, juga mendirikan startup SaaS Osogato.
Meski sangat jenius, pakar kriptografi itu didiagnosis menderita depresi di usia remajanya. Pada 3 Juli 2011, Sassaman meninggal dunia karena bunuh diri di usia 31 tahun. Penghormatan terhadap Sassaman diabadikan dalam Blok 138725 dari blockchain Bitcoin.
Apakah Len Sassaman adalah Satoshi Nakamoto?
Faktor utama yang memicu spekulasi bahwa Sassaman adalah Nakamoto adalah waktu kepergian Satoshi dan kematian Sassaman. Pada 23 April 2011, sekitar dua bulan sebelum kematian Sassaman, Nakamoto mengirim email terakhirnya ke komunitas Bitcoin.
Penemu Bitcoin yang menggunakan nama samaran itu mengatakan, ia tengah memikirkan hal lain di luar Bitcoin. Setelah email tersebut, Nakamoto menghilang tanpa penjelasan lebih lanjut.
Kerja sama Sassaman dengan Hal Finney juga memicu spekulasi bahwa pria tersebut adalah Satoshi. Menurut postingan blog pendiri Worlds, Evan Hatch, Sassaman mengerjakan PGP bersama Finney di penyedia layanan TI Network Associates.
Satoshi juga bekerja sama dengan Finney di awal-awal kemunculan Bitcoin. Finney termasuk ke dalam daftar orang pertama yang menyumbangkan kode ke protokol dan menjalankan node di jaringan Bitcoin, serta orang pertama yang menerima Bitcoin.
Finney dan Sassaman sama-sama ahli teknologi remailer, pendahulu BTC. CEO Blockstream Adam Back sebelumnya menyatakan, Satoshi mungkin adalah pengembang remailer.
Tulisan blog Hatch juga mengatakan, proyek utama Sassaman adalah evolusi teknologi remailer yang disebut Pynchon Gate, yang memungkinkan pengambilan informasi anonim melalui node. Saat pekerjaan berlangsung, Hatch mencatat Sassaman fokus pada penyelesaian Byzantine Fault, hambatan signifikan bagi jaringan peer-to-peer (P2P).
Penyelesaian masalah Byzantine Fault diperlukan untuk memperkenalkan kripto yang aman dan terdesentralisasi tanpa memerlukan pihak ketiga. Teknologi triple-entry accounting system yang dikembangkan Satoshi berhasil memecahkan masalah ini dengan menggunakan blockchain.
Selain itu, lokasi tempat tinggal Sassaman juga mencurigakan. Kriptografer ini berbasis di Belgia ketika Bitcoin dikembangkan.
Komunitas melakukan cocoklogi dengan mengidentifikasi pilihan diksi Satoshi dalam postingan-postingannya di forum. Satoshi cenderung menggunakan kata-kata unik dengan bahasa Inggris British.
Block genesis atau block pertama Bitcoin juga memuat headline dari surat kabar The Times yang beredar di Inggris dan Eropa.
Sayangnya Meredith Patterson, istri Sassaman, menyatakan ia tidak percaya bahwa suaminya merupakan Satoshi Nakamoto. Hal ini disampaikannya dalam sebuah unggahan di X pada 23 Februari 2021
It’s a very well-researched and respectful article, but to the best of my knowledge, Len was not Satoshi. Worth reading for the history and the conclusions about mental health, though. https://t.co/am4EG57YvC
— Meredith L. Patterson 💉💉 (@maradydd) February 23, 2021
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang