Skandal LIBRA Guncang Pasar, Investor Rugi Rp4 Triliun

Volubit.id — Skandal memecoin LIBRA yang mengguncang pasar kripto belum lama ini menimbulkan kerugian besar bagi ribuan investor. Banyak yang merugi lantaran harga token yang disokong Presiden Argentina Javier Milei tersebut anjlok parah dalam hitungan jam setelah peluncuran.

Berdasarkan data firma analitik Nansen, sekitar 86% trader yang terlibat dalam perdagangan token ini mengalami kerugian dengan total mencapai $251 juta atau setara Rp4 triliun berdasarkan kurs terkini. Di sisi lain, hanya segelintir kecil investor yang berhasil mengantongi keuntungan secara kumulatif sebesar $180 juta.

Data Nansen mengungkap 70% wallet yang memperdagangkan LIBRA antara 16 hingga 18 Februari mencatatkan kerugian. Junlah holder token LIBRA pun ikut turun drastis dari 50 ribu menjadi hanya 35.770 dalam beberapa hari.

LIBRA yang berbasis di Solana pertama kali meluncur di Meteora pada 14 Februari 2025 lalu. Harga token ini angsung melesat hingga mencapai kapitalisasi pasar lebih dari $4,5 miliar setelah Javier Milei mempromosikan LIBRA secara terbuka di Twitter.

Dalam postingannya, dia menyatakan bahwa proyek di balik LIBRA bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi, mendanai usaha kecil, dan mendukung bisnis Argentina. Pernyataan tersebut mendorong lebih dari 40 ribu wallet melakukan aksi beli, sekaligus menciptakan euforia yang mendorong harganya naik tajam dalam waktu singkat.

Sayangnya, lonjakan harga fenomenal itu tidak bertahan lama. Sejumlah orang dalam yang telah mengantongi pasokan LIBRA dalam jumlah besar mulai menjual aset mereka. Kapitalisasi pasar LIBRA langsung anjlok 90%, membuat nilai kekayaan investor yang dicurahkan menguao dalam hitungan jam.

Setelah kerugian besar terjadi, Milei menghapus unggahannya di Twitter dan mengklaim bahwa ia tidak mengetahui detail proyek tersebut.

Kejadian ini memicu reaksi keras dari oposisi yang menyebut skandal LIBRA sebagai aib nasional. Beberapa pihak bahkan mengancam akan menggulirkan proses pemakzulan terhadap Milei.

Kiamat Demam Memecoin?

Kasus LIBRA semakin menguatkan anggapan bahwa pasar memecoin kini didominasi oleh pemain besar. Mitra di venture capital (VC) Castle Island Ventures, Nic Carter, menilai keruntuhan LIBRA ini bisa menjadi penanda kiamat demam memecoin di jagat kripto. Dia menilai bahwa era fair launch memecoin yang sempat digadang-gadang sebagai peluang perdagangan yang adil sudah berakhir.

Dia mengatakan, token-token spekulatif ini awalnya menarik bagi investor ritel karena dianggap memberi peluang yang sama bagi semua orang, berkebalikan dengan nature token proyek serius yang kebanyakan lebih menguntungkan VC. Namun, belakangan pasar di sektor ini nyatanya dikuasai oleh skema permainan culas yang melibatkan orang dalam, kesepakatan pre-launch, dan bot trading yang merugikan investor kecil.

LIBRA sendiri menurut Carter adalah bukti dri tesis ihwal bagaimana memecoin kini telah berubah menjadi kasino raksasa yang hanya menguntungkan segelintir pihak. Kondisi ini menurutnya akan membuat regulator untuk segera mengambil tindakan terhadap praktik perdagangan orang dalam yang semakin merajalela di sektor ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *