Startup AI Perplexity Tawar Beli Google Chrome Rp565 Triliun, Disebut Cuma ‘Gimmick’

Volubit.id — Perusahaan startup kecerdasan buatan (AI) Perplexity membuat kejutan dengan mengajukan penawaran sebesar $34,5 miliar atau sekitar Rp565 triliun untuk membeli Google Chrome, peramban internet milik Google.

Dalam surat yang dikirim kepada CEO Alphabet, Sundar Pichai, Perplexity menyatakan, memindahkan Chrome ke operator independen yang berkomitmen pada keamanan pengguna bisa memberi manfaat besar bagi publik.

Jika akuisisi berhasil, menurut juru bicaranya, Google akan tetap menjadi mesin pencari bawaan di Chrome, meski pengguna bisa menggantinya.

Perplexity juga berjanji akan tetap memelihara dan mendukung Chromium, platform open source yang menjadi dasar Chrome dan juga digunakan browser lain seperti Microsoft Edge dan Opera.

Belum jelas dari mana dana yang akan digunakan Perplexity untuk melakukan pembelian ini. Pada Juli lalu, nilai perusahaan Perplexity diperkirakan mencapai $18 miliar atau sekitar Rp288 triliun, jauh di bawah nilai yang mereka tawarkan untuk Chrome.

Google sendiri belum mengomentari penawaran ini. Perusahaan teknologi raksasa tersebut juga belum pernah mengumumkan rencana untuk menjual Chrome.

Saat ini, Google tengah menghadapi tekanan hukum terkait dugaan monopoli di pasar mesin pencari dan iklan digital, termasuk dua kasus antitrust besar di AS. Seorang hakim federal AS bahkan diperkirakan akan memutuskan bulan ini apakah Google harus memisahkan bisnis mesin pencarinya.

Google berencana mengajukan banding jika putusan itu terjadi, dan menyebut rencana melepas Chrome dapat merugikan konsumen serta mengancam keamanan data pengguna.

Dianggap ‘Gimmick’

Investor teknologi Heath Ahrens, yang aktif di jejaring sosial X, menilai, penawaran Perplexity hanya ‘gimmick’. Selain itu, belum ada kepastian apakah Google memang berniat menjual browser yang memiliki lebih dari tiga miliar pengguna di seluruh dunia tersebut.

“Tawaran ini tidak serius. Nilai Chrome jauh lebih besar, mengingat data dan jangkauannya yang tak tertandingi,” ujarnya.

Perplexity sendiri merupakan pemain baru yang mulai naik daun di dunia generative AI, yang bersaing dengan nama besar seperti ChatGPT milik OpenAI dan Gemini milik Google. Bulan lalu, mereka meluncurkan peramban AI bernama Comet.

Sebelumnya, Perplexity sempat menarik perhatian dunia setelah menawarkan diri membeli TikTok versi Amerika Serikat, yang saat ini menghadapi tenggat waktu September untuk dijual oleh pemiliknya dari Cina atau dilarang beroperasi di AS. Perusahaan ini juga disebut-sebut menarik minat raksasa teknologi seperti Apple dan Meta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *