Survei Global Ungkap Ketidakpercayaan Publik pada Market Maker Kripto

Volubit.id — Sebuah survei internasional terbaru mengungkap adanya krisis kepercayaan yang cukup serius terhadap peran market maker dalam industri aset digital. Laporan berjudul State of Crypto Market Making – 2025 mencatat, lebih dari separuh responden menyatakan tidak percaya pada perusahaan penyedia likuiditas tersebut. Survei dilakukan terhadap lebih dari 2.000 pelaku kripto di 98 negara, sehingga dianggap sebagai salah satu gambaran paling luas tentang persepsi publik terhadap mekanisme perdagangan kripto.

Penelitian ini digagas oleh perusahaan perdagangan aset digital berbasis di London, LO:TECH. Dalam pengantarnya, pendiri sekaligus Bos LO:TECH, Tim Meggs, menegaskan perlunya standar baru dalam industri. Menurutnya, kerusakan akibat perilaku buruk sebagian pemain hanya bisa diperbaiki dengan komitmen transparansi. LO:TECH sendiri mengklaim menawarkan layanan market making dengan data terbuka, sehingga klien dapat memantau pergerakan pasar dan kinerja secara langsung.

Hasil penelitian menunjukkan 52% responden tidak mempercayai market maker, sementara 70% menyatakan akan mendukung langkah hukum bila pihak-pihak itu digugat atas dampak buruknya terhadap ekosistem. Temuan ini menjadi alarm bagi industri yang selama ini mengandalkan market maker untuk menjaga ketersediaan transaksi dan kestabilan harga.

Dalam laporannya, sejumlah praktik yang dianggap merugikan komunitas jadi sorotan. Salah satunya adalah struktur kesepakatan antara pengembang token dan market maker yang kerap disusun dengan model pinjaman token disertai opsi jual. Pola ini dinilai menciptakan insentif yang tidak sejalan, karena memungkinkan pihak penyedia likuiditas melindungi posisi mereka dengan cara menjual besar-besaran, bahkan ketika hal itu bisa merusak stabilitas harga token di pasar. Strategi lindung nilai atau delta hedging disebut bisa menekan harga justru pada saat peluncuran, momen yang mestinya menjadi titik penting bagi reputasi sebuah proyek.

Tidak jarang, mekanisme opsi dimanfaatkan untuk mendorong harga menuju level tertentu yang menguntungkan market maker, sebelum akhirnya mereka melepas posisi secara cepat. Situasi seperti ini sering dianggap mirip praktik pump and dump—sebuah pola manipulasi harga yang selama ini menjadi momok dalam dunia perdagangan aset digital.

Laporan setebal 71 halaman itu tidak hanya berisi keluhan, melainkan juga seruan untuk perbaikan. Salah satu rekomendasi yang paling kuat adalah perlunya transparansi dalam kesepakatan, mulai dari pengungkapan biaya, parameter kinerja, hingga akses ke data pasar secara real-time bagi tim pengembang token. Dua pertiga responden percaya bahwa keterbukaan semacam ini dapat memulihkan kepercayaan, meski hanya segelintir yang yakin regulasi pemerintah akan benar-benar efektif.

Bagi para pendiri proyek kripto, laporan ini juga berfungsi sebagai panduan praktis untuk memahami cara memilih market maker, menyusun kontrak yang adil, serta menghindari jebakan model kesepakatan yang terlalu rumit. Sejumlah pendiri perusahaan rintisan menilai laporan ini sebagai bacaan penting untuk memahami seluk-beluk struktur pasar kripto dan risiko tersembunyi di dalamnya.

Survei global ini menjadi cermin bahwa industri kripto masih berjuang mengatasi persoalan mendasar: membangun kembali kepercayaan publik. Tanpa perbaikan tata kelola, kehadiran market maker yang seharusnya menjaga stabilitas justru bisa menjadi sumber kerentanan baru bagi ekosistem aset digital yang tengah tumbuh pesat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *