Volubit.id — Exchange kripto Gemini, yang didirikan Tyler dan Cameron Winklevoss, tengah mempertimbangkan untuk melakukan initial public offering (IPO).
Bloomberg pada 6 Februari 2025 melaporkan, Gemini kemungkinan akan IPO tahun ini dan sedang berdiskusi dengan penasihat mereka. Namun, perusahaan dilaporkan belum mencapai keputusan final terkait rencana tersebut.
Pada Januari lalu, Gemini merekrut tiga eksekutif senior untuk mengawasi ekspansi perusahaan di Eropa pada 2025. Pada November 2024, exchange ini memperoleh lisensi sebagai Virtual Asset Service Provider (VASP) di Prancis, yang memungkinkannya menawarkan layanan kripto di seluruh Uni Eropa.
Gemini beberapa tahun lalu diketahui pernah mempertimbangkan merger besar dengan Digital Currency Group (DCG), yang kini telah bangkrut. CEO DCG Barry Silbert mengklaim merger tersebut bisa membuat mereka menjadi pesaing utama Coinbase dan FTX. Namun, pada akhirnya, Winklevoss bersaudara memutuskan untuk mundur dari rencana tersebut.
Potensi IPO Gemini muncul tak lama setelah exchange Bullish Global, mengumumkan sedang mempertimbangkan untuk melantai di bursa AS setelah sebelumnya membatalkan rencana listing yang akan ditempuh melalui merger Special Purpose Acquisition Company (SPAC) pada 2021.
Di luar sektor penambangan Bitcoin, hanya sedikit perusahaan asli kripto yang berhasil IPO setelah listing Coinbase pada April 2021. Sebelumnya, perusahaan stablecoin Circle juga sempat membatalkan rencana merger SPAC, namun kini dikabarkan kembali mempertimbangkan untuk IPO.
Perusahaan manajer aset kripto Bitwise diketahui telah memprediksi sedikitnya ada lima unicorn kripto yang akan melantai di bursa AS pada 2025. Dalam laporan yang dirilis pada Desember lalu, Bitwise menyebutkan Circle, Figure, dan Kraken sebagai kandidat yang potensial.
Kabar IPO perusahaan kripto santer terdengar di tengah janji Presiden AS Donald Trump untuk menjadikan AS sebagai ibu kota dunia bagi artificial intelligence dan kripto dalam masa jabatan keduanya.
Jalannya diprediksi mulus meski Gemini telah beberapa kali tersandung masalah hukum dengan regulator. Pada Januari lalu, Gemini setuju membayar $5 juta untuk menyelesaikan gugatannya dengan Commodity Futures Trading Commission (CTFC) AS atas dugaan pelanggaran kontrak berjangka Bitcoin pada 2017.
Selain itu, platform kripto ini telah mengembalikan dana sekitar $1,1 miliar kepada pelanggan program Gemini Earn dalam proses kebangkrutan Genesis Global Capital. Gemini juga membayar denda sebesar $37 juta setelah dinyatakan gagal menyelenggarakan kepatuhan perusahaan.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang