Volubit.id — Kondisi pasar Bitcoin masih menunjukkan kerentanan secara struktural. Platform analitik on-chain Glassnode mengungkapkan, sejumlah indikator mengisyaratkan, ruang kenaikan harga masih tertahan oleh kombinasi tekanan kerugian yang belum terealisasi (unrealized loss), meningkatnya realisasi kerugian (realized loss), serta aksi ambil untung yang berkelanjutan dari pemegang aset jangka panjang.
Di tengah situasi tersebut, permintaan dari kelompok pembeli yang lebih ‘bersabar’ masih mampu menjaga harga bertahan di atas True Market Mean. Namun, lemahnya arus dana exchange-traded fund (ETF), terbatasnya likuiditas di pasar spot, dan posisi kontrak berjangka (futures) yang cenderung pasif, membuat struktur pasar menjadi sangat sensitif terhadap perubahan sentimen makroekonomi.
Secara teknikal, harga Bitcoin sempat mengalami penolakan di area $92.900 sebelum akhirnya bergerak turun menuju kisaran $85.600. Ketiadaan katalis positif yang kuat membuat pasar bergerak melemah secara bertahap.
Struktur Pasar Semakin ‘Berat’ di Area Atas
Dari perspektif on-chain, harga Bitcoin saat ini kembali berada di level yang terakhir terlihat hampir satu tahun lalu, meskipun dalam rentang waktu tersebut pasar sempat mencatat dua reli harga yang signifikan.
Kondisi ini meninggalkan akumulasi pasokan yang cukup padat dari investor yang melakukan pembelian di rentang harga $93.000 hingga $120.000. Distribusi pasokan tersebut membentuk struktur pasar yang dapat dikategorikan sebagai “berat di atas”, di mana setiap upaya pemulihan harga cenderung tertahan oleh tekanan jual dari investor yang berada pada level harga lebih tinggi.
Pola ini mengingatkan pada fase awal pasar bearish pada awal 2022, ketika sejumlah reli pemulihan berulang kali gagal menembus zona pasokan utama. Selama harga masih bergerak di bawah rentang tersebut dan belum mampu merebut kembali level-level kunci, khususnya Short-Term Holder Cost Basis di sekitar $101.500, risiko koreksi lanjutan masih membayangi pergerakan pasar.

Pasokan Merugi Sentuh Level Tertinggi dalam Siklus Saat Ini
Untuk mengukur besarnya tekanan dari pasokan yang berada di atas harga pasar, salah satu indikator utama yang diamati adalah jumlah koin yang saat ini berada dalam kondisi merugi. Data terbaru Glassnode menunjukkan, pasokan Bitcoin yang berada dalam posisi rugi meningkat hingga sekitar 6,7 juta BTC per hari atau berada dalam level tertinggi sepanjang siklus pasar saat ini.
Jumlah tersebut telah bertahan di kisaran 6 hingga 7 juta BTC sejak pertengahan November. Secara historis, pola semacam ini kerap menyerupai fase transisi awal pada siklus-siklus sebelumnya.
Akumulasi frustrasi investor sering kali mendahului pergeseran menuju kondisi pasar yang lebih bearish, disertai peningkatan aksi kapitulasinya pada level harga yang lebih rendah.

Tekanan yang dihadapi pasar saat ini tidak hanya bersumber dari besarnya pasokan yang merugi, tetapi juga dari lamanya pasokan tersebut bertahan dalam kondisi underwater. Dari sekitar 23,7 persen pasokan Bitcoin yang beredar dan berada di bawah harga beli, sekitar 10,2% di antaranya dipegang oleh investor jangka panjang, sementara 13,5% berada di tangan investor jangka pendek.
Distribusi ini menunjukkan, pasokan yang awalnya dimiliki oleh pembeli baru secara bertahap mulai “bermigrasi” ke kelompok pemegang jangka panjang, seiring kegagalan harga untuk kembali ke zona keuntungan.
Dalam kondisi seperti ini, investor dengan tingkat keyakinan yang lebih lemah cenderung mengalami tekanan psikologis yang semakin besar dan berpotensi melepas kepemilikan mereka dalam kondisi rugi, sehingga menambah tekanan jual secara bertahap di pasar.

Penjual Rugi Mulai Mendominasi Dinamika Pasar
Untuk melacak perubahan perilaku investor dalam kondisi pasar yang cenderung bearish, Glassnode menggunakan indikator Supply by Investor Behavior, yang mengklasifikasikan pasokan token berdasarkan cara investor berinteraksi dengan harga, bukan semata-mata berdasarkan usia kepemilikan.
Dalam kerangka analisis ini, pasokan dibagi ke dalam beberapa kelompok perilaku, termasuk pembeli berkeyakinan tinggi yang mengakumulasi saat harga melemah, pembeli momentum yang masuk ketika tren menguat, pembeli pertama kali, pengambil untung, serta penjual rugi yang keluar dari pasar dalam kondisi merugi.
Indikator tersebut melacak akumulasi pasokan dari masing-masing kelompok perilaku secara dinamis, dengan mengecualikan kepemilikan yang berada di exchange dan smart contract sehingga analisis lebih terfokus pada perilaku investor individual.
Saat ini, pasokan yang dikaitkan dengan kelompok penjual rugi tercatat meningkat hingga sekitar 360 ribu BTC. Dengan struktur pasar yang masih rapuh, setiap penurunan lanjutan, terutama jika harga menembus ke bawah True Market Mean di sekitar $81.300, berpotensi memperluas kelompok penjual rugi tersebut, sekaligus menambah tekanan jual tambahan di pasar yang sudah berada dalam kondisi rentan.



