Volubit.id — Keterlibatan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam industri kripto kembali memicu perdebatan sengit. Sebuah laporan terbaru dari lembaga pengawas pemerintah Accountable.US berjudul “American Sell-Out” menyebut bahwa proyek kripto Trump, World Liberty Financial (WLFI), diduga menjual token kepada entitas yang terkait dengan Korea Utara.
Kabar ini menimbulkan kekhawatiran serius terkait keamanan nasional. Pasalnya, Korea Utara melalui kelompok peretas Lazarus Group sudah lama dikenal menggunakan aset digital untuk mendanai program nuklir dan kegiatan terlarang lain. Laporan itu menyebut adanya aliran transaksi WLFI yang berhubungan dengan dompet kripto milik kelompok tersebut, meski aset Lazarus sudah lebih dulu masuk daftar sanksi Departemen Keuangan AS.
Pada hari pelantikan Donald Trump 20 Januari 2025, proyek itu menjual 600.000 token WLFI senilai sekitar $10.000 kepada seorang investor dengan identitas Shryder.eth. Sekilas, transaksi ini tampak biasa saja. Namun, catatan blockchain menunjukkan bahwa Shryder.eth pernah melakukan sedikitnya 55 transaksi dengan sebuah dompet kripto yang kini sudah masuk daftar sanksi Office of Foreign Asset Control (OFAC) Departemen Keuangan AS.
🚨 Breaking: Trump’s crypto empire under fire
A new watchdog report claims World Liberty Financial ( $WLFI) tokens have been sold to wallets linked with North Korea’s Lazarus Group, Iran’s NoBitex exchange, & TornadoCash, raising serious national security & regulatory risks.
👉…
— Greg Miller (@greg_miller05) September 21, 2025
Wallet itu dikaitkan dengan Lazarus Group, kelompok peretas asal Korea Utara (Korut) yang dikenal sebagai salah satu sindikat dunia maya paling berbahaya. Akibat rekam jejak tersebut, Shryder.eth kemudian diblokir dari layanan arus utama seperti Uniswap, yang hanya memblokir dompet dengan keterkaitan pada aktivitas ilegal—mulai dari sanksi, pendanaan terorisme, hingga dana hasil peretasan.
Lazarus Group sendiri bukan nama baru dalam daftar ancaman dunia siber global. Pemerintahan Trump pada 2019 menjatuhkan sanksi kepada kelompok tersebut. Pada 2020 FBI menempatkan mereka dalam daftar “Cyber Most Wanted.” Kelompok ini sudah lama membidik perusahaan kripto, dengan catatan ratusan juta dolar yang berhasil mereka curi atau coba rampas sejak 2019.
Komplotan ini juga terkenal sebagai dalang serangan ransomware WannaCry 2.0 pada 2017, yang melumpuhkan 300.000 komputer di 150 negara. Korban paling parahnya adalah layanan kesehatan Inggris, National Health Service (NHS), yang terpaksa menunda layanan darurat dan perawatan intensif, menyebabkan kerugian hingga $112 juta.
Tak berhenti di situ, laporan Accountable.US juga mencatat penjualan hampir 3.500 WLFI token pada Oktober 2024 kepada seorang pengguna yang sebelumnya aktif melakukan setoran di NoBitex.ir, bursa kripto terbesar di Iran yang dituding melanggar sanksi internasional. Lalu, sejak Februari 2025, pengguna “0x9009” membeli lebih dari 10.000 token, tercatat pula pernah menggunakan token A7A5 berbasis rubel Rusia.
Selain itu, WLFI juga tercatat menjual token kepada sedikitnya 62 pengguna yang memanfaatkan TornadoCash, layanan mixing kripto yang dituding terlibat dalam pencucian lebih dari 1 miliar dolar dana ilegal, termasuk yang dikaitkan dengan Lazarus Group.
Ironisnya, TornadoCash sudah dikenai sanksi oleh pemerintahan Joe Biden pada 2022. Namun, kebijakan itu dicabut oleh pemerintahan Trump pada Maret 2025. Langkah ini dinilai memberi celah bagi pengguna berisiko tinggi untuk kembali memanfaatkan platform tersebut.
Walau sederet transaksi mencurigakan itu berlangsung sejak awal tahun, World Liberty Financial baru melakukan pemblokiran terhadap lima akun berisiko tinggi pada 5 September. Bahkan dompet milik Shryder.eth baru masuk daftar hitam pada 31 Agustus, jauh setelah transaksi awal berlangsung. Tindakan yang terlambat ini memicu kritik tajam karena dianggap hanya reaktif dan bukan pencegahan yang efektif.
Secara finansial, proyek kripto Trump tampak menguntungkan. Laporan keuangan menunjukkan Trump telah meraup lebih dari $57 juta dari World Liberty Financial. Dalam setahun, kerajaan digital keluarga Trump berkembang pesat, dari 60 perusahaan treasury Bitcoin menjadi 185 perusahaan, dengan sebagian besar keuntungan dihasilkan melalui bursa asing.
Data laporan keuangan menunjukkan Trump sudah meraup lebih dari $57 juta dari World Liberty Financial. Aset kripto kini menyumbang sekitar 73% dari total kekayaan bersihnya. Laporan yang sama juga mencatat bahwa keluarga Trump telah memperluas bisnis digitalnya dengan cepat, dari 60 perusahaan holder Bitcoin menjadi 185 perusahaan hanya dalam waktu setahun.
Keterlibatan entitas terkait Korea Utara dalam jaringan transaksi ini memunculkan kekhawatiran baru di lingkaran politik Washington. Senator Elizabeth Warren menuntut pengawasan lebih ketat terhadap bisnis kripto yang terkait dengan Trump, termasuk pengawasan produk ETF yang diluncurkan perusahaan medianya. Sejumlah anggota Partai Demokrat juga meminta laporan aktivitas mencurigakan sejak 2023 untuk menelusuri kemungkinan pelanggaran sanksi atau pendanaan ilegal melalui World Liberty Financial.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang