Tren Trading Kripto Bergeser, Bursa Futures Lebih Dilirik ketimbang Pasar Spot

Volubit.id — Volume perdagangan kripto di bursa global mengalami tren penurunan tajam hingga mencapai titik terendah dalam enam bulan terakhir. Kendati sempat menunjukkan peningkatan di awal April 2025 lalu yang diduga dipicu ketidakpastian pasar setelah pengumuman perang dagang Donald Trump Trump, aktivitas di platform seperti Binance, Coinbase, dan Bitfinex merosot tajam.

Disitat dari The Block, data pasar menunjukkan rata-rata volume perdagangan sepekan terakhir tercatat ada di kisaran $32 miliar. Angka ini merupakan yang terendah sejak pertengahan Oktober 2024. Bahkan jika dibandingkan dengan masa puncak volume yang terjadi pada Desember 2024 lalu, volume saat inisudah anjlok lebih dari 75% dari puncaknya yang saat itu mencapai $132 miliar.

Volume perdagangan kripto di bursa global mengalami tren penurunan tajam hingga mencapai titik terendah dalam enam bulan terakhir. Kendati sempat menunjukkan peningkatan di awal April 2025 lalu yang diduga dipicu ketidakpastian pasar setelah pengumuman perang dagang Donald Trump Trump, aktivitas di platform seperti Binance, Coinbase, dan Bitfinex merosot tajam.

Disitat dari The Block, data pasar menunjukkan rata-rata volume perdagangan sepekan terakhir tercatat ada di kisaran $32 miliar. Angka ini merupakan yang terendah sejak pertengahan Oktober 2024. Bahkan jika dibandingkan dengan masa puncak volume yang terjadi pada Desember 2024 lalu, volume saat inisudah anjlok lebih dari 75% dari puncaknya yang saat itu mencapai $132 miliar.

Fenomena serupa juga terlihat di DEX dan pasar ETF kripto. Volume ETF Bitcoin dan Ethereum di hari Kamis pekan lalu tercatat sebagai yang terendah sejak akhir Maret. Penurunan ini mencerminkan hilangnya minat pada perdagangan spot atau perdagangan langsung aset kripto.

Sebaliknya, volume perdagangan derivatif, khususnya futures, justru semakin mendominasi. Rasio volume perdagangan spot Bitcoin terhadap futures dalam 30 hari terakhir hanya 0,19, artinya hanya 19% dari total volume BTC diperdagangkan secara langsung di pasar spot. Sisanya, lebih dari 80% didagangkan melalui bursa futures. Untuk

Fenomena ini mengindikasikan bahwa permintaan terhadap aset kripto dari pengguna biasa tengah mengalami pelemahan, digantikan oleh aktivitas trader berisiko tinggi yang mencari untung cepat melalui leverage.

Hyperliquid Semakin Diminati

Di tengah pergeseran tren ini, platform bursa derivatif onchain seperti Hyperliquid menunjukkan pertumbuhan mencolok. Protokol ini telah menguasai hampir 70% pangsa pasar untuk pasar futures, mengalahkan berbagai kompetitor seperti GMX dan Jupiter.

Volume transaksi Hyperliquid bahkan mencapai $175 miliar pada Maret, dan $83 miliar pada setengah bulan pertama April. Dominasi ini mencerminkan pergeseran minat dari bursa tersentralisasi ke solusi derivatif yang sepenuhnya onchain.

Bila dibandingkan dengan volume Binance, proporsi Hyperliquid mencapai hampir 10% dari pangsa pasar bursa terbesar di dunia tersebut. Kondisi ini memperlihatkan adanya pergeseran aktivitas trading futures yang kini mulai banyak terjadi di pasar desentral.

Fenomena serupa juga terlihat di DEX dan pasar ETF kripto. Volume ETF Bitcoin dan Ethereum di hari Kamis pekan lalu tercatat sebagai yang terendah sejak akhir Maret. Penurunan ini mencerminkan hilangnya minat pada perdagangan spot atau perdagangan langsung aset kripto.

Sebaliknya, volume perdagangan derivatif, khususnya futures, justru semakin mendominasi. Rasio volume perdagangan spot Bitcoin terhadap futures dalam 30 hari terakhir hanya 0,19, artinya hanya 19% dari total volume BTC diperdagangkan secara langsung di pasar spot. Sisanya, lebih dari 80% didagangkan melalui bursa futures. Untuk

Fenomena ini mengindikasikan bahwa permintaan terhadap aset kripto dari pengguna biasa tengah mengalami pelemahan, digantikan oleh aktivitas trader berisiko tinggi yang mencari untung cepat melalui leverage.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *