Volubit.id — Platform trading kripto Hyperliquid baru saja mengalami kerugian besar akibat strategi trading berisiko tinggi yang dilakukan oleh seorang investor besar atau whale. Dalam waktu 24 jam, vault Hyperliquidity Provider (HLP) milik Hyperliquid mencatat kerugian sebesar $4 juta.
Peristiwa ini bermula dari seorang tader 0xf3f4 yang diketahui membuka posisi long Ethereum (ETH) dengan leverage 50 kali lipat. Dengan modal terbatas, ia mempertaruhkan hingga 175.000 ETH senilai sekitar $340 juta. Pada tahap awal, ia berhasil meraup profit sebesar $17,09 juta USDC dengan menutup sebagian posisinya.
Tapi tindakan ini justru mengurangi margin keamanan untuk sisa posisinya yang masih terbuka sekitar 160.000 ETH dan akhirnya memicu gelombang besar likuidasi otomatis.
Insiden ini juga memicu penurunan harga HYPE yang sempat anjlok lebih dari 3%.
hyperliquid eth lev whale got liquidated
and hlp took their $300m eth position?…
so hlp is basically an eth wrapper now wtf 🤣 pic.twitter.com/ucurQgnfSO
— John Wang (@j0hnwang) March 12, 2025
Likuidasi terjadi ketika harga aset bergerak berlawanan dengan prediksi trader sehingga dana yang mereka jamin tidak lagi cukup untuk menutupi kerugian. Dalam kasus ini, saat harga ETH turun, sistem Hyperliquid mulai melikuidasi posisi besar whale tersebut sekaligus menyebabkan efek domino di pasar.
Proses likuidasi whale tersebut dilakukan sistem dengan menjual ETH yang dipegang oleh trader tersebut di pasar terbuka. Namun, karena jumlah ETH yang dijual sangat besar, penjualan ini justru mempercepat penurunan harga ETH di pasar, yang pada gilirannya memicu lebih banyak likuidasi.
Lantaran 0xf3f4 sudah menarik sebagian keuntungannya sebelum likuidasi terjadi, ia tetap mendapatkan profit bersih sekitar $1,8 juta dari seluruh rangkaian transaksi ini. Sebaliknya, vault HLP merugi lantaran harus menanggung selisih harga yang terus jatuh akibat tekanan jual besar-besaran selama proses likuidasi. Dengan kata lain, 0xf3f4 berhasil mengamankan sebagian profitnya lebih dulu, sementara Hyperliquid dan para pengguna HLP justru harus menanggung dampak dari likuidasi besar yang terjadi.
Dalam kondisi ideal, HLP yang berperan seperti market maker seharusnya bisa mendapatkan keuntungan dari biaya trading, funding rate, dan selisih harga saat likuidasi terjadi. Namun dalam kasus ini, karena likuidasi terjadi dalam skala besar dan harga ETH terus jatuh dengan cepat, HLP tidak dapat menjual aset yang dilikuidasi dengan harga yang cukup tinggi untuk menutup kerugian. Akibatnya, bukannya mendapatkan keuntungan dari likuidasi, HLP justru malah mengalami defisit.
Dengan kata lain, alih-alih menjadi penopang stabilitas likuiditas, HLP justru ikut terdampak negatif karena tekanan jual terlalu besar. Ini juga diperburuk sistem likuidasi yang memicu efek domino di pasar.
Terkait kebobolan ini, tim Hyperliquid menyatakan secara historis vault HLP masih mencatat keuntungan bersih sekitar $60 juta. Namun, peristiwa tersebut membuat tingkat pengembalian tahunan atau annualized return HLP yang sebelumnya positif kini berubah menjadi -34%. Artinya, jika kondisi seperti ini terus berlanjut, investor yang menyimpan dana mereka di HLP akan mengalami kerugian tahunan sebesar 34%.
Sebagai respons kejadian ini, Hyperliquid mengumumkan kebijakan baru untuk mengurangi risiko serupa di masa depan. Leverage maksimum untuk Bitcoin (BTC) dan ETH akan dikurangi menjadi masing-masing 40x dan 25x. Langkah ini diharapkan dapat memberikan bantalan yang lebih baik agar kejadian serupa tidak berulang, sekaligus menjaga stabilitas sistem likuidasi platform.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang