Volubit.id — Kasus tak biasa terjadi di jaringan Bitcoin. Seorang pengguna kripto harus membayar biaya transaksi senilai lebih dari $105.000 atau sekitar Rp1,7 miliar hanya untuk mengirim Bitcoin senilai $10 atau sekitar Rp160 ribu. Data blockchain menunjukkan transaksi tersebut dilakukan pada Selasa, 11 November 2025.
Kejadian ini pertama kali terpantau oleh komunitas kripto di platform X. Berdasarkan data dari Mempool, pengguna tersebut mengirim 0,00010036 BTC, namun membayar biaya transaksi hampir setara dengan satu Bitcoin penuh pada saat itu.
Someone just paid $105,000 in fees for a single Bitcoin transaction 😅 pic.twitter.com/NbLm2GWxAQ
— Bitcoin Archive (@BitcoinArchive) November 11, 2025
Biasanya biaya transaksi di jaringan Bitcoin hanya sebagian kecil dari nilai transaksi yang dikirim, meskipun biayanya bisa melonjak ketika lalu lintas transaksi di blockchain sedang padat.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, biaya transaksi relatif rendah setelah sejumlah mining pool menurunkannya pada Juli lalu untuk meningkatkan aktivitas jaringan.
Menurut data BitInfoCharts, rata-rata biaya transaksi Bitcoin saat ini hanya sekitar $0,91 (Rp15.000). Bahkan, seharusnya trader tersebut bisa membayar fee kurang dari $0,30 untuk mengirim Bitcoin senilai $10 pada hari yang sama.

Sebagian besar wallet kripto memungkinkan pengguna menyesuaikan sendiri besaran biaya transaksi, tergantung pada seberapa cepat mereka ingin transaksi tersebut diproses oleh para penambang.
Biasanya, sistem wallet juga akan memberikan peringatan otomatis jika biaya yang dimasukkan dianggap terlalu tinggi.
Dalam jaringan Bitcoin, biaya transaksi dibayarkan kepada para penambang (miners) yang bertugas memverifikasi dan mencatat transaksi ke dalam blockchain. Sebagai imbalannya, para penambang menerima token Bitcoin baru hasil dari proses penambangan.
Meski Bitcoin kini semakin sering digunakan sebagai alat pembayaran barang dan jasa, penggunaannya masih belum sepenuhnya masuk ke ekonomi global secara mainstream.
Saat insiden ini terjadi, harga Bitcoin tercatat berada di kisaran $103.000, turun lebih dari 2% dalam 24 jam terakhir, dan sudah merosot lebih dari 18% sejak mencapai puncaknya di atas $126.000 pada awal Oktober lalu.


